Ah, kamu. Lagi lagi membuatku semakin menggebu, kau tahu? Hati ini telah lama menahan rindu yang tak berujung temu. Kau, dengan mudahnya mengucapkan kata tanda perpisahan itu tanpa tahu besar dampak terhadapku. Mulutku terkunci, mata ku terpaku, darah berdesir memompa kepenjuru nadi, bersemayam membentuk alunan abstrak yang disebut dengan sebuah degupan.
Begitu sederhana, karena itu ku bahagia. Walau mungkin tak kau kira hanya karena 'itu' ku tersenyum penuh rona. Ku lemas tak berdaya, menahan tawa hingga melilit diperut merajalela, ku mulas dibuatnya. Hampir mati karenanya, serangan jantung, katanya.
Hingga ku tatap punggung tegap pengendara kuda besi itu, melaju cepat meninggalkan ku yang masih mematung dingin tersiram ucapannya yang ringan. Jika saja bukan kau yang mengucapkan itu, aku tidak akan menuliskan ini semua. Ku harap, Tuhan menyertai setiap langkahmu. Perlu kamu tahu itu.
Karena, Kamu adalah seseorang yang melahirkan puisi-puisi yang aku buat.
Tanpa kamu, puisi yang aku bikin hanyalah diksi tak bernyawa.Itu alasannya. Terima kasih atas malam ini.
💕07-09-2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepintas Rasa, Serangkai Kata #1 (2017) SUDAH TERBIT
PoetryBIMBANG Sebenarnya aku masih ingin berjuang mengejarmu, namun ku lihat kau tak ingin ku kejar. Tanpa sadar yang kau lakukan adalah untuk membuatku menjauh. Walau sulit tapi, aku akan berusaha jika itu inginmu. Apapun untuk kamu, selain itu aku tak...