👎

1.3K 77 0
                                    

Kang Dongho mengantarkan kekasihnya pulang terlebih dahulu  baru ia menuju ke tempat latihan dance nya. Biasanya ia mengajak Hwang Minhyun-nya, tapi tidak kali ini, dengan alasan ia akan berlatih hingga larut malam.

Begitu tiba Dongho melemparkan ranselnya ke kursi panjang yang ada di samping pintu asal dan melepaskan jaketnya.

"Danik mana?" tanya Dongho pada seorang gadis yang kebetulan mampir ke ruangannya untuk mengisi botol plastiknya dengan air minum.

"Nggak tau tu, belum keliatan dari tadi," jawabnya dan langsung pergi, karena ruang latihannya ada di sebelah dan dia cuma mampir minta air aja, nggak mau berlama-lama.

Dongho melakukan stretching terlebih dahulu sembari menunggu Danik datang. Padahal janjinya jam satu, tapi sudah pukul dua kurang delapan menit orang itu belum juga nampak batang hidungnya.

Hingga selesai stretching dan mulai latihan sendiri selama beberapa menit yang ditunggu belum juga datang.

Tak sabar, Dongho meraih ponselnya dan menelpon Danik.

Tak ada jawaban hingga nada tunggu berakhir.

Bad mood, Dongho tiduran di tengah-tengah ruangan. Udah males kalo Daniknya ngaret begini.

"Hyung, sori, sori... Tadi nganterin Jisung dulu." Danik datang dengan nafas terengah engah, berlari sepertinya. "Huah, luamaaa... Mana jalanan macet."

Dongho mengubah posisinya menjadi duduk. "Ngapain Jisung? Tuh pacar ngrepotin aja."

"Hee... Kalo belom periksa ngga bisa tenang gue." Danik melepaskan hoodie hitamnya dan duduk di samping Dongho.

"Kenapa lagi dia?"

"Mual mual, pusing, lemes, nggak doyan makan."

"Telat juga nggak?"

"Yee telat..."

"Hahaa... Terus? Gimana?"

"Untungnya enggak, masuk angin biasa."

"Kirain mau jadi bapak lo. Jangan dulu dong, yang lebih tua aja belom." Dongho meninju pelan lengan kekar Danik.

"Bikin dong biar nggak kekejar," sahut Danik sambil memulai stretchingnya, Dongho cuma nonton aja.

"Males ah, bosen."

"Bisa bosen juga bikin anak? Kirain enggak."

"Minhyun nya yang ngebosenin." Dongho melipat kedua kakinya jadi duduk bersila. "Diem gitu terus kek batang pohon tumbang. Gue nya kerja keras sendiri."

Danik tertawa. "Kek gituan ama orang mati."

"Bedanya dia masi bersuara, ya walaopun suaranya cuma kek suara radio, gitu gitu aja diulang-ulang. Sampe bosen."

"Ya udah ganti kek." Danik menahan tawa, gimana bisa konsentrasi stretchingnya kalo gini.

"Ganti lo aja gimana?" Dongho tersenyum nakal ke arah manusia di sebelahnya yang sedang berusaha mengangkat kaki kirinya tinggi-tinggi.

"Heh, gue seme. Mau lo jadi uke?"

"Gantian aja gimana? Biar adil?"

Danik menggeleng. "No! No! No!"

Dongho mencibir. "Belom liat punya gue sih."

"Lah nyatanya Minhyun aja nggak nafsu sama lo."

"Siapa bilang nggak?" Dongho gak terima. "Dia selalu keluar duluan y sampe banjir, cuma emang kurang pinter aja dia."

"Praktekin sama Daehwi gimana?" Usul Danik ngasal. Nggak tau napa dia inget Daehwi.

"Pernah lo sama Daehwi?"

CHEATERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang