2. First

64 4 0
                                    

"Kita perna ketemu sebelum ini?" Tanya seorang gadis berwajah manis dan nampaknya pendiam itu pada Raa yang juga mencuri pandang.

"Ainun.." senggah Raa langsung pada gadis itu dan sedikit tertawa menambah kesan manis pada wajahnya.

"Kita ketemu karna Ainun satu kelas aku pernah ikut Olympiade sama kamu dulu. Kita juga sempat beberapa kali menaiki angkutan yang sama untuk pergi sekolah.."jelas Raa pada gadis manis itu dan sekejap gadis itu berubah jadi gadis yang sangat periang nampaknya.

Rahma namanya,gadis manis periang,pintar dan juga berbudi pekerti baik. Nampaknya adalah kebalikan dari Raa.

Sepanjang hari hanya duduk diam saja tanpa menikmati sedikit pun kegiatan hari itu.

Raa.

Apa gunanya aku ditenga tenga mereka. Aku bahkan tak sama. Aku bahkan hampir tak mendengar apa yang mereka dengar. Untuk melihat pun aku malas. Aku hanya seorang raa.

Huufft

Apa yang mereka bicarakan. Sebelah pendengaranku tak berfungsi dengan baik. Tangan ku hampir basah karna keringat yang tak henti menahan ketakutan apabila mereka tahu tentang pendengaran ini. Persetan dengan segala apa yang membuatku seperti ini. Aku malu.

"Duduk sama siapa Raa?" Tanya Rahma membangunkan lamunan Raa yang sedari tadi meremas tangannya yang basah.

"Mm disini, " samar-samar kata-kata Rahma itu Raa dengar dan langsung mengalihkan pembicaraan.

" Rahma, pulang sekolah sama?" Tanya Raa mendadak.

"Boleh..nanti sama yaa.. tunggu temen yang lain juga." Ucap Rahma dan pertemanan itu pun dimulai dari itu.

***

Esok dan esok..

Rasanya lama sekali setiap detiknya berlalu dengan harap-harap cemas.

Diam dan terus mendengar samar apa yang mereka bicarakan.

Raa

Sebenarnya bagus jika aku tidak begitu mendengar setiap dosa yang mereka bicarakan. Aku bahkan tak peduli jika yang dibicarakan itu aku. Tapi yang aku takutkan ketika mereka bicara tibatiba padaku dan aku sama sekali tidak mendengar. Aku sangat malu nanti.

Ada guru yang masuk dengan raut wajah tidak seperti guru melainkan seperti senior saja sepertinya. Tapi bukan. Dia guru baru. Pengajar seni. Dan yaa.. nampaknya semua akan baik-baik saja jika yang ditugaskan hanya menggambar dan menggambar. Guru ini hanya membawa cat dan selembar kertas dengan motif yang sudah tercetak dari print gambar. Itu adalah motif yang akan ia ajarkan pada mereka.

Mereka menggambar lama sekali. Padahal hanya menirukan motifnya. Tidak dengan Raa yang sedari tadi sudah selesai.

Ketika Raa hanya duduk diam memperhatikan seisi ruangan yang sibuk menatap sesekali ke motif itu. Raa mendengar sedikit suara ditelinga kirinya yang kurang berfungsi.

Ada suara...

Yaah suaraa...

Semakin jelas...

Raa pun membuka matanya lebar dan menoreh kesamping kirinya. Tepat sedang duduk semeja dengannya. Ya suara itu adalah suaranya...

Aneh saja jika raa mendengar suara nya tapi tidak suara yang lain. Aneh sekali.

Raa hanya duduk mencoba terus mendengar suara itu. Dengan sesekali mencuri pandang ingin tau siapa lelaki berkulit hitam manis yang bersuara tadi itu.

"Mungkin hanya lamunanku saja jika ada suara yang ku dengar disebelah sini" ucap raa dalam hati sambil memegang telinganya itu.

Rull Irawadi tertera disudut baju sebelah kananya.

Rull irawadi

***



Slmat baca😥
Slmat nunggu😙

Sang SuaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang