Kecup basah dari Yoongi :*****
♥♡♥
Ujian hidup Minji dimulai saat ujian kelulusannya berakhir. Seperti bunyi pepatah disetiap jenjang pendidikan mengatakan, dunia setelah luluslah adalah dunia yang sesungguhnya.
Minji menemukannya, menemukan dalam konteks dan jalan yang berbeda. Ujian hidupnya dimulai dari sekarang. Di hari ini! Di detik ini!
Kakinya tidak berhentinya berlari. Pikirannya kalut. Otaknya mendadak mati dan paru-parunya melupakan fungsi kerja begitupun jantungnya. Minji terus menerus mengayunkan langkah kakinya.
Pulanglah... Paman sudah beristirahat dalam damai.
Air matanya luruh tak henti-henti setelah membaca pesan singkat dari Yoongi. Apa ini? Minji tidak mengerti. Lebih tepatnya gadis itu tidak mau mengerti. Ia sibuk menyeka air matanya kasar dengan lengannya. Tapi lelehan itu kembali turun dan turun.
Dipenyebrangan jalan, Minji seperti orang sakit jiwa yang tidak tau apakah fungsi dari lampu merah dan hijau yang menggantung. Ia sibuk dengan pemikiran kacaunya.
Langit seakan runtuh di depannya. Apanya yang beristirahat dalam damai? Tidur nyenyak? Oh tidak mungkin! Yoongi tidak perlu repot-repot menyampaikan bahwa ayahnya tidur sangat nyenyak di ranjangnya saat ini.
KENAPA YOONGI MENGIRIMKAN PESAN ITU PADANYA?!!
Dalam kebuntuan otaknya, Minji hanya bisa mendengar orang-orang berteriak padanya juga suara decitan ban mobil dan klakson yang sangat memekakkan telinga. Tubuhnya terhempas begitu keras. Rasanya remuk tapi kebas. Hatinya telah menguasai sensor sarafnya. Hingga Minji tidak berteriak kesakitan sedikitpun.
Matanya mengabur dan ia terlentang begitu saja menghadap langit. Air matanya kembali mengalir, langit mendung di atas sana semakin mempertegas bahwa tanah ini akan basah oleh air. Minji tersenyum. Langit mendung itu seakan mau runtuh menimpa tubuhnya.
Dalam keadaan terlentang di tengah jalan dan merasakan panasnya aspal yang bergesekan dengan kulitnya yang sempat terhempas tadi, Minji merasakan kehangatan luar biasa. Hangat yang semakin mencairkan hatinya yang sudah bersimbah akan kesedihan. Lebih tepatnya kehancuran.
Dalam kehangatan itu Minji meraung sejadi-jadinya. Ia tidak memperdulikan langkah kaki orang-orang yang berkumpul untuk memastikan keadaanya. Juga tidak memikirkan bagaimana kemacetan yang terjadi akibat tubuhnya yang masih tertidur di tengah jalan aspal bersama tubuh lainnya.
"Menangislah Minji-yya... aku selalu ada untukmu."
♥♡♥
"TUNGGU JIMIN! TUNGGU DIA!" Teriak seorang gadis dengan perban di kepalanya dan beberapa luka lecet di lengannya. Ia sama sekali tak memperdulikan dirinya yang sekarang sedang berada di tengah-tengah para pelayat.
Sekarang Minji sedang berdiri sambil menahan tangan Yoongi yang berniat untuk membawa tubuh ayahnya yang telah kaku ke tempat kremasi.
"Maafkan aku Minji-yya... tidak bisa." ucap Yoongi memohon maaf.
"Siapa kau, ha? SIAPA KAU DENGAN BERANINYA MENGATUR INI SEMUA?!" Minji mendorong tubuh Yoongi sangat keras.
"Paman sudah meninggal dua hari yang lalu, dan sekarang kita tidak bisa menemukan Jimin."
"Seminggu atau sebulan! Tunggu Jimin! TUNGGU SAUDARAKU!!!" Minji memukul-mukul dada Yoongi sambil terus meremas krah kemeja hitam Yoongi.
Yoongi menatap mata Nyonya Park meminta persetujuan. Lalu ibu dari Minji itu mengangguk mengisyaratkan semua wewenang telah ia berikan sepenuhnya kepada Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
5. Shadow In The Mirror - Park Jimin
FanfictionCERITA KELIMA SUGAMINNA Cast : ▪Park Jimin ▪Park Minji (OC) Other Cast : ▪Member BTS ▪OC Genre : ▪Family, Romance / NC 21 ▪Sad / hurt / Kekerasan Park Jimin, entah bayangan apa yang lelaki itu miliki di depan cermin itu hingga seorang Ryu Yuiko rela...