Kecup basah mina dari Yoongi :*****
***
Apakah jika tanganmu aku genggam erat kau akan bahagia?
Apakah saat aku membujukmu melewati dinding kematian itu, kita akan menemui sebuah keabadian?
Bagaimana jika itu hanya ruang hampa?
Manusia terlahir bukan dari sebuah keluhan. Dan satu-satunya hal yang tak boleh dilakukan adalah mengeluh. Dalam kasus congkaknya, Jimin benci menjadi orang yang pernah mengeluh. Namun dalam keadaan menyebut nama Yuiko, Jimin penuh keluhan!
Tak ada yang bisa menyamarkan kesakitan yang Yuiko rasa. Baik Jimin atau dirinya sendiri. Kata semua orang bijak, yang akan merubah segalanya adalah waktu. Namun semua itu hanyalah bualan para penyair saja. Toh dalam kasus sebenarnya yang merubah itu adalah kuasa dan usaha.
Tidak ada pengaruh waktu. Waktu hanya sebagai lintasan. Dan nyatanya yang mengaduk hasil itu adalah kuasa dan usaha.
Jimin sama sekali tidak mempunyai kuasa. Namun percayalah, usaha Jimin jauh di atas kata rata-rata. Membuat gadis manis yang ia panggil Ryu dalam bisikan hatinya selamat. Sekali lagi, Jimin tak punya kuasa namun usahanya bisa dikatakan tahap gila.
Tuhan tak pernah menilai hasilmu. Namun Tuhan menilai proses yang kau lalui. Hasil di neraka dan di surga tidaklah begitu penting kalau prosesnya tak ada dalam lintasan senyuman Tuhan.
Bagi jiwa-jiwa yang tak pernah punya kuasa seperti Jimin, segala yang terjadi padanya adalah sebuah penghinaan bagi dirinya yang tak mampu. Namun, maaf! Harus sekali lagi diucapkan, Jimin tak punya kuasa namun usahanya mungkin bisa membuat kiblatnya bergabung bersama bintang.
Percayalah ... jika ini berakhir, Jimin tak perduli jika Timur dan Barat tidak lagi berseberangan melainkan berdampingan. Tak perduli jika musim berubah menjadi lima. Tak perduli salju menjadi warna merah. Baginya, jika sudah gila ... bahkan sesuatu yang menakutkan seperti hal di atas tak lagi membuat ia tampak khawatir dan gusar. Karna apa? Karna ia gila, dan Jimin sudah melewati tahap gila. Tak ada yang bisa membuat Jimin berhenti tersenyum. Karna apa? Karna Jimin adalah orang gila.
Ya dia gila! Tak waras! Pemain judi handal! Pengusaha yang tak punya kuasa! Jimin memiliki julukan terkeren dalam sebuah kegelapan.
Namun hatinya yang patah hanya bisa direkat oleh gadis hebat. Malaikat nyata yang selalu Jimin sebut, Ryu Yuiko.
Kiblat hatinya dan bintang langit hidupnya.
***
"Kau tak ingat ucapanku, Kim Nayong?" desis Jimin menakutkan.
Gadis bermarga Kim itu sekarang mengerang kesakitan karna kedua tangannya tertancap oleh pisau yang dijadikan satu oleh Jimin. Nayong mengerut tak mengerti maksud kalimat lelaki yang menjadi kekasihnya itu.
"Kau yang akan bersamaku di akhir ...." Jimin tersenyum miring. "Dan kau tau? Akhir bagiku adalah neraka membenam kita." Kali ini Jimin terkekeh. Merasa geli dengan kalimatnya sendiri.
Jimin menggeleng. "Oh ini menggelikan! Kau berpikir aku gila? Sejak dari dulu aku gila." Jimin melihatkan wajah tak berdosanya sama sekali.
Nayong sudah lemah karna kesakitan yang ditimbulkan dari tusukan pisau di tangannya.
"Setiap orang memiliki jiwa gila setengah dari nyawa yang dia punya. Hanya benang tipis yang memisahkan kewarasan dengan gila. Dan kau! Telah memutuskan benangku itu karna kau ingin ada orang yang sama gilanya denganmu."
Jimin mendorong kening Nayong berkali-kali. "Dan selamat! Kau membuat aku jauh gila melebihi dirimu."
Jimin mendekat pada Nayong. Mencabut pisau yang menancap pada tangan Nayong. Membuat gadis itu berteriak karna sakit yang merajam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
5. Shadow In The Mirror - Park Jimin
FanfictionCERITA KELIMA SUGAMINNA Cast : ▪Park Jimin ▪Park Minji (OC) Other Cast : ▪Member BTS ▪OC Genre : ▪Family, Romance / NC 21 ▪Sad / hurt / Kekerasan Park Jimin, entah bayangan apa yang lelaki itu miliki di depan cermin itu hingga seorang Ryu Yuiko rela...