Mari kita bersantai

17 5 0
                                    

    “ini pesanannya”ucap seorang pelayan wanita meletakkan dua buah gelas berisi minuman yang satu jus alpukat dan yang satunya jus strawberry.

    “terima kasih”sahut dua orang gadis hampir bersamaan.
“hei Sarah, bisakah kamu membantuku ?”
“hmm… oke. Apa itu ?”
“akhir – akhir ini jadwal acara yang harus aku hadiri semakin banyak. Jadi, aku ingin kamu menemaniku bersantai sekaligus beristirahat. Kamu maukan ?”

    “bersantai ? kau benar aku juga memerlukan itu. Baiklah aku akan menemanimu ?”
“terima kasih…”
“akan tetapi apa yang akan kita lakukan ?”

   Keduanya sama – sama memasang raut wajah yang sama.
“hmm… kita buat piknik kecil saja ?”
“hmm… itu ide bagus Sarah !!”

Tuuut…..tuuuut…..tuuuut
    Alarm handphone Sarah berbunyi, sehingga mengagetkan keduanya.
“erm… via, nanti kita bicarakan lagi. Aku harus segera pergi ada klien menungguku”
“aku mengerti… sampai jumpa”

   Setelah meminum habis jus strawberry Sarah langsung keluar kafe dan segera menaiki motor milikknya. Sementara Olivia masih terduduk di kursi kafe sambil memegang handphone milikknya.

****

    “malam yang indah. Aku harap setiap hari selalu begini”
Olivia mengangkat secangkir teh hangat dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya membalik halaman selanjutnya dari novel yang dibacanya.

Tok… tok… tok
    “kakak ada waktu sebentar ? tolong ajari aku cara menyelesaikan soal – soal ini”ucap adikknya didekat pintu masuk kamar.

   “tentu… kemarilah akan kakak bantu”Olivia membalikkan tubuhnya sembari membuat isyarat tangan untuk mendekat.

    Adik Olivia bernama Frenica Szeski Fransisca, Fransisca adalah nama keluarga yang digunakan pada anak perempuan dalam keluarga sehingga tak asing bila setiap anak perempuan terdapat nama Fransisca pada akhir nama anak - anak dalam linkungan keluarga.

    “jadi bagian mana yang tidak kamu pahami ?”bertanya pada adiknya dilanjutkan dengan senyuman tipis pada wajahnya.

****

   “yo ! bagaimana kabarmu ris ?”
“baik… terima kasih”
“bagaimana kuliahmu lancar – lancar saja bukan ? kalau ada yang menganggumu panggil aku saja”

    “lancar… tidak ada, tenang saja. Kamu sendiri ?”
“sama, hanya saja aku sudah membuat kemajuan sekarang”
“heh… apa itu ?”

   “ye-yeah… aku telah membuat film animasi pendek tentang pertemanan kita dengan Dio”
“oh… begitu baguslah, kapan - kapan aku ingin menontonnya…”

   “yeah… nanti kita tonton bersama....”
Perkataannya terhenti sejenak lalu dilanjutkan perkataan lainnya.
“oh ya ris, besokkan tanggal merah aku mau kamu ikut dengan teman - temanku memanjat Gunung Trost, sekalian refreshing. Bagaimana ?”

    “erm… maaf ya dit, aku tak bisa ada janji dengan seseorang. Kalau aku tak datang aku tidak akan mendapat bendannya”
“benda ? oh janji jual beli ya ? aku mengerti. Mungkin lain kali, dah…”
“ya… sampai jumpa”

    Menutup telponnya lalu menempelkan kepalanya pada kaca jendela memandang lurus pada indahnya langit berbintang malam itu.

   "maaf, lagi – lagi aku mengece-wakan kalian lagi....akankah aku mendapat rumah itu"gumam Haris dalam hatinya.

****

“bangunlah Frenica, mau sampai kapan kamu tidur terus”
“erm… pagi kakak… loh sudah rapih mau pemotretan hari ini ?”
“tidak, hari ini kakak mau pergi piknik dengan teman”
“piknik ? benarkah ? boleh aku ikut ?”
“ya tapi cepatlah bersiap, kakak tunggu dimobil ya”
Frenica langsung bergegas bersiap sementara Olivia langsung pergi ke mobil miliknya yang telah terparkir pada halaman depan.
“kak… ayo berangkat aku sudah siap”
Perkataan adiknya sedikit mengejutkan Olivia lalu ia hanya tersenyum dan menjawab
“naiklah…”
Malam tadi setelah mengajar Frenica, Olivia menelpon Sarah untuk mengajaknya pergi piknik, Olivia yang membuat makanannya sementara Sarah yang mencarikan tempat yang cocok untuk dipakai piknik.
“kak Sarah hallo…”
“Frenica ternyata ! bagaimana kabarmu ?”
“baik”
“tempat yang bagus, oh… aku sudah membuatkan beberapa makanan disini tapi aku tidak tahu apakah akan cocok dengan seleramu Sarah”meletakkan keranjang piknik Olivia lalu duduk disamping adiknya.
“jangan khawatir makanan buatan kakak selalu enak kok”
Frenica sedikit menyemangati kakaknya yang sedikit murung.
Mereka bertiga mengobrol sambil sesekali memasukan makanan kedalam mulut, Sarah dan Frenica sangat menikmati makanan buatan Olivia. itu terlihat dari raut wajah keduanya ketika memakan makanan yang disediakan.
Sekitar jam sembilan mereka mengakhiri piknik dan beranjak pergi setelah selesai beres – beres. Tak lupa Sarah juga mengajak kembali melakukannya di lain waktu.
****
“hei…hei bangunlah kalian sudah pagi bukankah kita akan pergi mendaki”ucap Radit sembari mengerakkan tubuh seseorang disampingnya.
“erm… huaaah… sudah jam tiga pagi rupanya ayo teman - teman kita harus bersiap untuk melihat sunrise di puncak Trost”.
Sesuai rencana sebelumnya Radit bersama teman – teman kampusnya pergi untuk melihat indahnya matahari terbit di puncak Gunung Trost.

“berr… dinginnya…”ucap teman dibelakangnya sembari mengusap – usap lengannya.
“yup… kau benar sekali, padahal aku sudah memakai pakaian tebal tapi hawa dinginnya tetap terasa”
“sudahlah ayo kita percepat langkah kita sebelum kita melewatkan matahari terbitnya”salah seorang teman didepannya ikut menyela pembicaraan.
Dalam pikiran Radit mungkin suhu sedingin ini tidak sebanding dengan kekuatan es milik Haris, apalagi bila temannya itu kehilangan kendali bisa saja satu kota tertutupi oleh es tebal atau badai salju yang dahsyat.

“akhirnya sampai !”
“yeah… kau benar kita tepat waktu”ucap Radit mempercepat langkah untuk mendekati puncak.
“lihat – lihat mataharinya mulai terbit”ucap seorang wanita dalam kelompok tersebut.
Mereka semua sangat menikmati pemandangan indah itu tak lupa mengabadikan momen itu dengan kamera masing – masing.

The Magic Crystal II : To The Rescue (Ongoing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang