Bermain di pantai

8 6 0
                                    

   “hei ris, bagaimana film waktu itu”
“bagus semuanya suka terima kasih dit, sudah mau membantuku”

   “ya sama – sama. Senang bisa membantumu. Oh ya ris, apa kamu mendapat undangan dari via ?”

   “undangan apa ? aku tidak menerima apapun ?”
“masa ? kau tidak diajak liburan besok”
“liburan kemana ?”

   “yah, via mengajakku pergi liburan di pantai. Dia yang bayar semuanya. Sarah dan Alex juga diundang katanya”
“oh… mungkin sepertinya aku tidak”

   “tidak mungkin kamu juga pasti diundangnya juga. Jikalau kamu diajak olehnya datanglah. Aku mohon….”
“hmm… ya kita lihat nanti saja”

    Haris menutup telphonenya, dan langsung tidur. Pagi harinya Haris membuka kembali HP-nya terdapat sebuah pesan yang diterima.

   “hi ris aku mengajakmu liburan dipantai jangan khawatir tentang biaya, aku yang menanggungnya. Aku akan menunggumu di perbatasan kota Druid sekitar jam 7 pagi datang ya !”
“via ! maaf aku tak bisa mungkin lain kali”

    Pesan terkirim, Haris langsung masuk ke kamar mandi dan bersiap pergi kuliah. Lagi – lagi dia mengecewakan temannya untuk kesekian kalinya.
"Bukankah kau tahu aku pasti tidak akan ikut !?"

****

   “apa kalian sudah lama menunggu ?”tanya Radit setibanya ditempat pertemuan.
“tidak, aku baru saja datang”jawab Olivia santai.
“kak, apa kak Haris juga ikut ?” tanya Alex.

    “tidak dia tidak bisa”jawab Olivia lemah.
“tidak apa dia memang seperti itu. Sudahlah ayo kita pergi !”ucap Sarah dengan begitu semangat.

   Sesampainya mereka di pantai, pemandangan laut langsung tersaji. Benar - benar laut yang indah.
“Alex ayo kita balapan berenang !”ajak Radit.
“ya kak”

   Mereka berdua langsung melompat ke laut setelah berganti pakaian. Sementara Olivia dan Sarah lebih memilih berdiam diri di tepi pantai dengan berjemur.

****

   "akhirnya kutemukan !"
Melihat wajah Olivia dan yang lainnya, seorang lelaki muda memperhatikan mereka di bawah pohon kelapa sambil meminum air kelapa.

"Akan ku balas apa yang mereka lakukan terhadap kakakku"ucapnya lagi.
"Hmm.. Kupikir darinya saja sang aktris terkenal Olivia.

****


  "Via...?"
"Hmm...? Ada apa Sarah ?"
Sarah hanya tersenyum jahil. Ditutupnya payung lebar yang menutupi Olivia.

   "argh...? Apa yang kau lakukan ?"tanya Olivia mulai panik.
Seketika Sarah langsung membalikkan tubuh Olivia sehingga tengkurap.

   "Tunggu ! Kau mau apa ?"
"Akan ku tunjukan sesuatu padamu"

"Apa yang...? Kyaa!"Olivia sedikit berteriak ketika merasakan sesuatu yang basah dipungungnya. Rupanya yang dioleskan Sarah itu adalah krim tabir surya.

    "Hehe... Kamu harus memakainya bila berada di pantai"ucap Sarah tersenyum puas.
"Uu... Hentikan!"

****

    "Alex ! Ayo kita harus segera pulang"panggil Olivia
"Sebentar ! Aku hanya ingin memotret istana pasir ini"sambil menunjuk istana kecil di depannya.

    Setelah selesai, mereka pergi meninggalkan pantai indah itu. Dengan menggunakan mobilnya Olivia mengantarkan teman - temannya ke rumah mereka masing - masing.

   "Terima kasih kak, sudah mengantarkanku kemari"
"Ya kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa lagi Alex"

****

    "Hmm... Sepertinya akan hujan"ujar Olivia didalam mobilnya.
Benar saja hujan deras langsung turun. Udara dinginnya begitu terasa hingga memasuki mobil.
"Loh...anak siapa itu ?"

   Olivia menghentikan kendaraannya didepan sebuah halte bus. Mengambil payung lalu pergi menghampiri anak kecil yang duduk sendiri di halte.

   "Apa yang kamu lakukan disini ? Kamu bisa sakit loh ! Dimana orang tuamu ?"anak itu tetap diam dan hanya mengelengkan kepalanya.

   "Apa kamu mau ikut denganku nanti kamu boleh menceritakan-nya padaku"

   Anak itu tersenyum dan mengangguk. Olivia memayunginya agar tidak tambah basah terkena hujan.

Setibanya dirumah...
"Kakak kenapa lama sekali aku menghawatirkanmu"ujar Fransisca cemberut.

   "Maaf tadi ada sedikit masalah"
"Lho ! siapa anak itu ?"
"Tadi kakak bertemu dengannya di jalan. Kakak kasihan padanya"

    "Nah... Aku akan menyiapkan tempat tidur untuknya. Frenica bisakah kamu menunjukannya toilet. dia harus membersihkan tubuhnya sebelum tidur bukan ?"

   "Baiklah !"ujar Frenica kesal, dia memang seperti itu. Tidak boleh ada yang diperhatikan kakaknya selain dirinya.
.
.
"Ini handuknya ! Dengar ya jauh - jauh dari kakakku hanya aku yang boleh disayanginya"

"Hmm..."
"Aku tidak tau kau tinggal dimana tapi cepatlah pergi dari sini !"bentak Frenica kasar.

    "Maaf kalau aku merepotkan kalian..."ujarnya sedih.
"Ya memanglah. Sudahlah cepat sebelum kakakku selesai"
"Oh ya... Siapa namamu ?"
"Namaku Near..."

.
.
.
  "Near... Ini tempat untukmu tidur. Kalau butuh sesuatu kamarku ada diatas disebelah-nya kamar kakak"
"Ya... Terima kasih"

   Olivia dan Frenica pergi memasuki kamarnya masing - masing dan tidur.

The Magic Crystal II : To The Rescue (Ongoing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang