Alasan

21 6 5
                                    

*sebelum membaca cerita ini harap lebih dulu membaca The magic crystal untuk mengerti bagaimana alurnya.

    “hei, ris mengapa Dio memberikan kristal itu ya ? mungkin ada alasan tersendiri baginya”

   “hmm... kurasa juga begitu, mungkin semuanya ia anggap bisa ia lakukan tapi ia sadar mungkin tak selamanya bisa ia lakukan sendiri, maka dari itu dia ingin kita yang melakukannya. Ya kan via ?”

   “tentu, aku tidak menyangka dia melakukanya padahal kupikir dia akan benar - benar hidup untuk balas dendam setelah semua yang dia alami semasa kecil, munkin semua orang pasti akan berpikir untuk balas dendam tapi apa yang dilakukan Dio malah sebalikkanya”
“kau benar, ayo ! sebaiknya kita pulang sudah hampir sore”

    Begitulah percakapan keduanya ketika duduk di kursi taman menikmati keindahan alam, matahari semakin tenggelam keduanya beranjak pulang kerumah masing - masing.

Pagi harinya...
“aduh aku terlambat padahal ini hari kelulusan SMA”
Haris bangun tergesa - gesa dan segera berangkat sekolah, sesampainya disana iya terkejut karena baru sadar ketika melihat jam tangannya ternyata masih ada  lima belas menit sebelum acara itu dimulai. Lega rasanya karena kejadian itu tak terulang lagi seperti saat SD. Setelah tahu, Haris berjalan seperti biasa menuju sekolahnya.

    “itukan Haris. hei ris !!”teriak Olivia sambil berlari mendekat, Haris berbalik mendengar suara itu.

    “sudah kelulusan saja ya”
“ya tidak terasa. Oh ya… apa yang akan kamu lakukan setelah lulus nanti ?”tanya Olivia ditambah senyuman hangat seperti biasanya.

   “um… mungkin aku akan pergi kuliah. Aku masih bingung akan mengambil apa nantinya tapi aku yakin pasti akan menemukannya. Kalau kamu bagaimana via ? apa yang akan kamu lakukan ?”

   “hmph… aku mungkin akan bekerja”
“bekerja ? apa pekerjaanmu nantinya ? kalau boleh tahu”
“aku bercita - cita ingin menjadi model atau seorang aktris”jawab Olivia hanya saja terlihat sedikit keraguan diwajah putihnya.

    “model atau aktris ya. Aku mendukungmu, jangan khawatir kamu pasti bisa ! aku yakin itu”
“terima kasih”gumam Olivia pelan.

   Mereka berdua memasuki kelas mereka masing – masing.
“Haris ! selamat ya kamu lulus, ini untukmu”ucap Pak Bambang selaku wali kelas memberikan raport miliknya. Haris bersyukur karena nilai - nilai yang ia dapatkan memuaskan. Begitu juga Ibu Haris yang bangga melihat apa yang telah dicapai oleh anaknya.

****

   “hei ris, apa menurutmu perkerjaanku ini benar ?”tanya Rudi salah seorang mahasiswa yang satu kelas bersama Haris.

   “bagaimana ya, menurutku jawabanmu benar tapi caranya saja yang sedikit salah, coba perhatikan baik – baik”

    “eh… ya kau benar”setelah mengetahui kesalahannya dia langsung memperbaikinya.
“hei, sudah jam segini. ayo kita masuk ! kelas sebentar lagi dimulai”

   “oh ya… ayo pergi”Haris dan Rudi pergi masuk ke kelas karena kelas akan segera dimulai beberapa menit lagi.

****

Kelas selesai, waktu menunjukan pukul lima sore. Haris berjalan menuju tempat parkir kampus untuk mengambil kendaraannya yang terparkir disana. dibelakang Rudi berlari dan memamggil - manggilnya.

   “Haris ! tunggu !”
“ada apa di ? memangilku”
“boleh aku ikut sampai pemberhentian bis tidak ?”tanyanya dengan terengah - engah
“tentu kenapa tidak”

    Haris mengeluarkan kendaraannya dari tempat parkir kampus, Rudi lalu naik sampai tempat pemberhentian bis jaraknya tidak terlalu jauh dengan kampus hanya berbeda 500 meter.

   “terima kasih ya”
“sama – sama, aku duluan ya”Haris langsung tancap gas pergi meninggalkan Rudi yang masih menunggu bis. Sesampainya dirumah Haris langsung meletakkan tasnya di lantai lalu merebahkan tubuhnya dikasur.

    Sambil berbaring Haris melihat handphone miliknya ternyata ada beberapa panggilan masuk dan SMS dari Olivia yang sempat tidak terjawab.

  “ris, maaf menganggu aku sudah menghubungimu beberapa kali tapi tidak dijawab. Besok bisakah kamu datang ke rumahku di kota Luxuria, Perumahan Dipta Mas  Jl. Dipta Kencana I Blok B. Keluargaku ingin merayakan ulang tahunku dan adikku secara bersamaan”bunyi pesan diHP-nya.

   “maaf ya aku besok tidak bisa datang karena besok aku harus masuk kuliah ada kelas yang tidak bisa ku tinggalkan. sekali lagi aku minta maaf”pesan terkirim Haris menaruh HP-nya dibantal lalu meletakkan lengan kanannya di wajahnya menutupi matanya.

“apa tidak apa – apa ya ?”gumamnya

****

    “via… ini ada jawaban dari temanmu”ucap managernya yang tidak lain ibunya
“ya, terima kasih mama”

   “kamu sibuk ya, aku mengerti. Ya sudah tidak apa – apa”balas via dalam pesannya
“kenapa ? apa dia tidak datang ?”Tanya mama.
“ya… dia sibuk katanya”
“via kamu sudah bisa tampil, persiapannya sudah selesai”ucap seorang kru film memanggilnya.

****

Pagi itu, Haris tidak seperti biasanya mengemudikan motornya lebih cepat dari biasanya. Seolah – olah dia sangat terburu – buru padahal hari itu jam pertama masih 30 menit lagi.

Tok…tok….tok
    Haris langsung mengetuk pintu setiba ditempat yang ia tuju, tak lama kemudian seseorang muncul membukakannya.

   “kamu ris, ada apa kemari ?”
“aku hanya ingin minta tolong padamu berikan hadiah ini pada via ya. Aku tidak bisa datang jadi katakan padanya aku minta maaf”
“ya tentu”

    “terima kasih dit. Kalau begitu aku pergi dulu”ucap Haris sambil menjabat tangan Radit.
“ya… sesekali datanglah kalau kamu bisa !”teriak Radit dengan keras.

    Selama perjalanan menuju kampus Haris tidak henti – hentinya memikirkan apa yang dilakukannya itu benar atau tidak, dengan tidak datang kesana ? bagaimana perasaan via terhadapnya nanti ? semua permasalahan itu terus terpikir sampai dikampus.

   “hei Haris ! apa kamu memper-hatikan penjelasan saya ?”Tanya dosen pada Haris yang kelihatannya tidak memperhatikan.
“tentu - tentu saja pak”jawab Haris sedikit terkejut.

*To be continued...

Akhirnya chapter pertama keluar juga...memang sedikit boring sih tapi aku selalu berusaha membuatnya menjadi menarik...

Jangan lupa vote ya !
Salam...

The Magic Crystal II : To The Rescue (Ongoing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang