part 1

323 57 36
                                    

"Daun yang jatuh saja tak kan pernah membenci angin."
-Purnama-

❤❤❤

Purnama POV

"Purnama." sapa seorang gadis yang tersenyum lebar sembari melambaikan tangan nya.
Aku dekati dia, tampaknya dia sedang bahagia.

"Ada apa ini princess nya Purnama ko ketawa lebar banget. Lagi senang kah neng?" tanya ku berbasa-basi karena jujur saat berada didekat nya aku merasa gugup.

"Uh.. Kamu nyebelin tau Purnama, masak kamu tanding basket aku gak dikasih tahu. Aku ini kau anggap apa huh?!" jawab gadis itu sambil memanyunkan bibirnya.

"Uluh uluh perasaan barusan kau tersenyum lebar sampai aku silau dengan gigimu tapi mengapa sekarang kau malah cemberut nona cantik, apakah kau ingin aku membelikan sebuah balon untukmu nona cantik?" rayuanku. Memang hanya ini yang mujarab untuk merayu gadis di depanku saat ini.

"Tak nakk. Kamu tuh ya jahat, nyebelin, tapi aku ko ya masih stuck terus sama kamu. Kamu pake pelet apa sih?!"

Gadis didepanku mulai berbicara ngelantur biasanya kalau kaya gini dia lagi PMS. Dan bisa apa aku buat ngadepin cewek PMS yang notabene nya mirip singa ngamuk. Hehe peacee princess nya Purnama.

"Hustt. Princess nya Purnama gak boleh ah ngomong kaya gitu. Udah kelas 2 SMA juga ngomongnya masih kaya gitu. Ini pasti lagi red day ini. Iya kan makanya ngelantur muluk."

Gadis didepan ku tidak menjawab pertanyaan ku, dia bahkan menunduk dalam-dalam. Aku bingung harus bagaimana.

"Princess nya Purnama? Kamu gak papa?" Kupegang bahu dia sambil ku goyang-goyangkan mencoba mengembalikan konsentrasi dia.

Dia kembali menatapku tapi ada yang mengganjal. Mengapa dia menangis. Oh Tuhan ampunilah hamba yang telah membuat perempuan yang hamba sayangi menangis.

"Bunga hey kau kenapa? Apa aku salah? Huh? Aku salah? Aku minta maaf. Kau kenapa menangis huh?" ku coba usap air mata nya dan dia tidak melawan. Ada apakah ini biasanya jika aku melakukan kontak fisik dia selalu melawan.

"Bunga hey hey listen to me. Kamu kenapa? Ada masalah kah? Kok nangis. Kalau nangis ntar jelek loh." ku usap lagi air mata nya tapi kali ini dia menangkis tanganku dan berlari ke arah kamar mandi.

Oh yampun aku harus bagaimana ini. Akhirnya ku ikuti saja dia.

Sesampainya dikamar mandi perempuan aku hanya bisa menunggu diluar ah ya jelas masak aku harus masuk kan gak mungkin. Kudengar samar-samar suara orang menangis. Pasti itu Bunga ya aku yakin itu karena ini sudah lewat jam pulang sekolah.

Tak lama kemudian Bunga keluar dengan mata sembab dan mencoba tersenyum kepadaku.

Oh Tuhan dia begitu kekeh menyembunyikan kesedihan nya.

"Kamu gak papa?" tanya ku pada gadis didepanku.

"Hum seperti yang kau lihat." jawab gadis itu lemah bahkan bisa tak terdengar jika kau tak berkonsentrasi.

"Ayo pulang. Aku anter kamu. Toh pertandingan basket nya udah selesai. Yuk." aku bingung mau ngomong apalagi didepan dia. Rasanya seperti ada yang bergetar di dada saat berbicara dengan dia.

Merindukan Purnama. [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang