part 7

103 24 5
                                    

Author POV

Purnama membuka pintu dan melihat laki-laki membawa sebuket bunga. Purnama menunggu dia berbicara namun diliat dari gelagatnya dia tak kunjung berbicara akhirnya Purnama yang memulai.

"Maaf, Anda siapa?"

"Saya teman nya Kak Bunga."

"Oh baiklah masuk. Siapa namamu?"

"Nama saya Bagus kak."

Purnama pun mempersilahkan Bagus masuk. Bunga yang melihat ada seseorang selain Purnama yang masuk ke ruangan nya hanya bisa diam.

"Hay Bunga."

"Kamu?! Ngapain kamu disini?!"

"Jenguk kamu lah siapa lagi."

"Purnama, usir dia!"

"Hey Bunga janganlah kau emosi padaku."
Bagus mulai memegang tangan Bunga, padahal disitu ada Purnama. Purnama yang melihat itu hanya menatap Bagus tidak suka.

"Purnama usir dia!"

"Sstt. Janganlah kau berteriak kau tak lupa bahwa dulu kau ini pacarku!"

"Apa yang kamu omongin hah?!"

"Oh kamu lupa rupanya, sini-sini Bagus ingetin. Dulu siapa sih yang buat Gilang frustasi hah?! Siapa yang buat Gilang bunuh diri! Lo Bunga."

"Cukup! Aku tak mau mendengar itu. Cukup! Pergi kau pergi!" Bunga berteriak histeris.

"Kau sudah bunuh dia Bunga. Harusnya dia bisa bahagia sekarang tapi kau bunuh. Bunga sadar kau sudah buat nyawa orang melayang."

"Kau! Kau juga lelaki yang tak tau diri! Kau playboy! Dasar playboy!"

"Kau ini."

*Plak*

Ya, Bagus menampar Bunga didepan Purnama. Bunga hanya meringis sambil memegang pipi nya yang panas.

"Heh kamu! Berani banget nampar Bunga. Hah sini cowok lawan cowok dasar cupu!"

"Lo gausah ikut campur sama hubungan gue dan Bunga."

"Bunga sahabat gue jadi mending Lo pergi sebelum gue bikin rahang Lo patah."

"Haha oh jadi ini si pelindung Bunga. Haha dasar cupu!"

"Eh itu mulut apa knalpot sih. Sini lah jangan banyak omong."

Purnama dan Bagus kelahi didalam kamar Bunga. Bunga yang menyadari bahwa mereka sudah saling tonjok akhir nya nekat mencabut infus nya lalu mencoba turun ranjang.

Bunga melihat Purnama jatuh tersungkur dan Bagus yang bersiap memukul Purnama langsung berlari memeluk Purnama. Alhasil Bunga lah yang terkena pukulan Bagus.

Bunga tak sadarkan diri diatas Purnama.

"Bunga. Bunga. Hey hey are you okay?"

"Bunga plis buka mata kamu Bunga. Eh si kutu panggil dokter! Buru!"

Bagus pun memanggil dokter dan Purnama menggendong Bunga ke ranjang nya. Betapa kaget nya Purnama saat melihat bahwa tangan Bunga berdarah karena Bunga mencopot paksa infusnya.

"Bunga. Plis buka mata kamu Bunga. Ini Purnama. Bunga plis open your eyes."

Purnama terus mencoba membangunkan Bunga.

Dokter masuk ke ruangan Bunga dan langsung memeriksa keadaan Bunga.

"Dia mengalami syok dan keadaan dia masih sangat lemah. Kemungkinan dia akan sadar nanti malam atau besok. Lebih baik perlakukan dia dengan baik jangan bentak atau keras dengan dia. Karena psikis nya juga sedang terganggu. Kami sudah beri obat penenang."

"Baik dok. Makasih." ucap Purnama.

Dokter pun pergi. Tersisa Purnama dan Bagus.

Bagus memulai pembicaraan.

"Gue bodoh ternyata. Gue buat orang yang gue cintai terbaring sakit. Gue juga yang buat dia dan pacarnya dulu renggang. Gue juga yang mau jauhin kalian berdua."

"Tobatlah."

"Gue pamit. Gue gak pantes ada disini."

"Introspeksi diri bro."

Bagus pergi meninggalkan Purnama dan Bunga.
Purnama duduk disamping ranjang Bunga, Purnama melihat wajah teduh Bunga yang sedang tidur. Seolah-olah Bunga tersenyum.

"Bunga, andai kamu tahu. Aku sayang sama kamu melebihi sayang nya teman. Aku gak mau kehilangan kamu. Kamu berarti. Jangan kaya gini Bunga. Aku gak tega liat kamu. Jangan lindungi aku disaat kaya tadi."
Purnama kembali menitikkan air mata. Purnama diam dan dia teringat bahwa dia belom mengabari Mama nya Bunga kalau Bunga masuk rumah sakit. Purnama pun beranjak menjauh dari ranjang Bunga dan menelfon Mama nya Bunga.

"Assalamualaikum Tante. Ini saya Purnama. Saya turut berduka cita ya Tante atas meninggalnya suami Tante, semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah. Amin."

"Iya makasih nak Pur. Purnama udah tau?"

"Iya saya sudah tau Tante, oiya Tante saya mau kasih kabar ini Bunga masuk rumah sakit Tante."

"Astaghfirullah. Kenapa nak? Tapi gak papa kan? Kenapa dia?"

"Kemarin dia mencoba bunuh diri Tante dengan menyayat pergelangan tangan kirinya menggunakan silet. Sekarang dia sedang tidur Tante."

"Ya Allah. Tante titip Bunga ya nak Pur. Tante belom bisa pulang. Tante gak tau pulang kapan. Titip dia ya Pur."

"Iya Tante, Purnama bakal selalu jagain Bunga. Purnama tutup ya Tante. Wassalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah menelpon Mama nya Bunga, Purnama tidur di sofa penunggu pasien.

---

Bunga POV

Aku ingin membuka mata tapi mengapa rasa nya berat sekali Ya Allah. Bantu hamba membuka mata.
Aku dimana ini kenapa semua dinding bercat putih semua, dan bau apa ini. Aku dimana? Dan siapa dia?

Author POV

Bunga mengerjapkan matanya untuk menstabilkan semua yang masuk ke dalam pandangan nya. Dia mencoba duduk tapi mengapa dia tak mampu. Dia haus dan dia ingin minum, dia mencoba mengambil minuman di atas laci samping ranjang nya. Dia berusaha keras menggeser gelas tersebut tapi hasilnya

*Pyaarr*

Gelas tersebut pecah sontak membuat Purnama terbangun dari tidurnya.

"Emm. Bunga kamu ngapain?"

"Purnama. Em aku ingin minum."

"Kau bisa bangunkan aku sayang."

Deg.

Wajah Bunga langsung pias saat mendengar Purnama berucap kata "sayang".

"Emm maaf maaf aku kelewatan ya."

Kata Purnama sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Enggak papa. Mana aku mau minum."

"Sebentar aku beliin dulu."

Purnama pun keluar untuk membelikan Bunga minuman. Dan saat Purnama balik ke kamar Bunga, Bunga gak ada.
Kemana Bunga?

Hay Hay..:)
Maaf nih author mau ngomong selama seminggu ke depan author mungkin jarang update.

Oiyaa nih author kasih tau hal penting.

Ini bukan pengalaman asli dari author jadi misal ada nama atau tempat yang sama author minta maaf.

Minta maaf setulus nya😀

Makasih😀

Merindukan Purnama. [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang