Bab 29

15.6K 1.9K 505
                                    

Di seperempat malam yang ke tiga, tepat pukul satu dini hari, Prilly bersimpuh menghadap Yang Maha Kuasa. Ia tunaikan salat malam, lalu mengadu pada Sang Maha Pencipta. Ia sampaikan segala keluh kesah dan kegalauan hati yang menimpamnya.

Dalam sujudnya, Prilly berdo'a dengan khusuk.
"Ya Allah… Maafkan hamba-Mu yang sudah jatuh cinta terlalu dalam pada seorang pria. Hamba tau, tidak seharusnya hamba terlalu mencintai seseorang, karna bisa menimbulkan dosa zina hati. Tapi, hamba benar-benar tak kuasa untuk menolak segala pesona yang terpancar dari sosoknya. Hamba begitu mengaguminya, lalu jatuh hati padanya. Namun ternyata, lagi dan lagi, dia menolak untuk menyambut perasaan hamba. Dia tetap tegap pada pendiriannya, memilih wanita pilihan orangtuanya,"

"Hamba terluka, begitu terluka atas cinta hamba sendiri. Hamba terluka, karna tetap tidak bisa menerima pilihan yang dibuatnya. Meski sudah berulang kali ia menegaskan, Yasmin lah wanita yang akan ia jadikan masa depannya, hamba tetap berusaha mematahkan itu semua. Hamba tetap berpikir, hamba akan bisa meraihnya. Namun.. setelah sore tadi ia kembali menegaskan pilihannya, hamba menyerah. Hamba menyerah untuk membuatnya merubah keputusan. Hamba menyerah untuk membuatnya menyambut untaian cinta dari hamba. Hamba.. memilih untuk memasrahkan segalanya pada-Mu, Wahai Allah Sang Maha Pemberi cinta, yang Maha membolak-balik perasaan,"

"Seandainya telah Engkau catatkan dia akan menjadi teman menapaki hidup hamba, satukanlah hatinya dengan hati hamba. Titipkanlah kebahagiaan diantara kami, agar tak ada sakit hati dan kegalauan yang mengiringi. Persatukanlah kami, untuk beriringan mengarungi bahtera kehidupan ini,"

"Tetapi ya Allah… Seandainya telah Engkau gariskan dia bukanlah milik hamba, tolong bawalah ia jauh dari pandangan hamba. Luputkanlah ia dari ingatan hamba. Ambillah kebahagiaan ketika dia ada di sisi hamba. Mohon peliharalah hamba dari kekecewaan karna tak mampu meraihnya. Ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti.. Berikanlah hamba kebesaran hati, untuk ikhlas menerima yang telah ia putuskan. Agar hamba bisa ikut berbahagia atas pilihan yang diambilnya,"

"Ya Allah Sang Maha Pemberi dan Maha Pencipta segalanya, mohon gantikanlah yang telah hilang. Tumbuhkan lah kembali yang telah terlanjur patah. Ya Allah, kini hamba pasrah dengan segala takdir yang Engkau buat. Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan, adalah yang terbaik,"

"Dengarlah rintihan dari hamba- Mu yang naif dengan segala lumuran dosa ini, ya Allah. Sudilah Engkau kabulkan segala pinta hamba. Allaahumma robbanaa taQobbal minnaa sholaatanaa wa shiyaamanaa warukuuanaa wasujudanaa wa Qu'uudanaa wa tadharru'anaa wa takhasysyu'anaa wa ta'abbudanaa watammimtaQshiiranaa yaa Allaah yaa robbal aalamiin."

Usai sudah Prilly berkeluh kesah dan memanjatkan do'a pada Allah Sang Maha Segalanya. Prilly bersujud dan mengeluarkan tangisnya yang sejak tadi sebisa mungkin ia tahan. Ia tumpahkan semua air matanya. Dan setelah ini, Prilly berjanji tidak akan lagi ada air mata atas kekecewaan hatinya yang tak berhasil meraih Ali. Prilly berjanji, akan ia sembuhkan luka hatinya secepat mungkin. Dan Prilly berjanji.. akan benar-benar melepas cintanya untuk Ali. Akan ia pasrahkan hati dan cintanya, hanya pada Allah semata. Biarlah Allah yang akan menuntun hatinya, untuk menemukan cinta yang sebenar-benarnya. Yang kelak akan menjadi jodohnya.

Di sisi lain, di waktu yang sama, Ali pun baru saja selesai menumpahkan segala keluh kesahnya pada Allah Sang Maha Segalanya. Ali bersimpuh, bersujud memohon ampun. Merasa begitu berdosa karna sempat ingin marah dengan takdir yang Allah berikan. Merasa kesal karna harus berada dalam situasi sulit hingga membuatnya harus memunafiki hati dan diri sendiri. Begitu tega menyatiki hati seorang wanita, hingga membuat wanita itu menitikkan air mata.

Masih begitu jelas terekam dalam ingatan Ali, ketika setetes air mata Prilly meluncur jatuh membasahi pipi. Gadis itu, menangis di depan matanya. Tanpa isakan, namun pancaran lukanya begitu kentara di kedua mata indahnya. Dan yang membuat Ali seperti tak sanggup berdiri  tegak lagi, adalah saat Prilly melepaskan seuntai senyuman yang begitu manis setelah berkata 'Baik, kalau itu sudah jadi keputusan akhirmu. Aku terima. Aku lepaskan kamu. Aku lepaskan cintaku untuk kamu. Aku, memilih mundur.' Sesudah itu, Prilly berbalik badan dan berlalu pergi. Tanpa sedikitpun menoleh kembali ke arahnya.

Kutikung Kau Dengan BismillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang