Dear all readers KKDB.
Maaf kalau mungkin kata-kata saya ini akan menyinggung kalian.
Tapi saya harus tetap sampaikan, supaya kalian paham.Mengenai akhir KKDB (Ext Bab 2).
Saya bingung dengan kalian yang terus-terusan komen 'tanggung banget, nanggung kalau belum sah, digantung, tunggu nikah sama punya anak dulu lah, harusnya sampai nikah biar nggak tanggung, dsb'.
Saya jelas kan ya...
KKDB is KKDB. Semua alur ceritanya sudah saya susun matang dalam satu kerangka sebelum KKDB menelurkan satu bab. Saya sudah tau jelas mau dibawa ke mana alur dan ujungnya. Konsepnya memang nggak sampai pernikahan apalagi sampai punya anak. Tolong, jangan rusak imajinasi saya sendiri.
Lagi pula..
Apanya lagi sih yang gantung? Semua sudah jelas, kok. Alurnya sudah jelas mau dibawa ke mana. Di extra bab 2 udah gamblang semuanya. Makanya yang teliti kalau baca..Kalau dibilang tanggung, berarti novel-novel di luaran sana yang BENAR-BENAR NOVEL, itu endingnya gantung semua juga ya? Kan rata-rata nggak sampai nikah juga tuh para tokoh dalam novelnya..
Begini, teman-teman..
Setiap pengakhiran sebuah cerita, itu nggak harus diakhiri dengan chapter pernikahan. Kalau benang merah dan inti ceritanya sudah jelas, ya suudah.. Itu sudah SAH untuk diakhiri.Kalau masih tetap ada yang belum puas dan tetap bilang gantung dan nanggung, boleh loh kalian bikin sendiri chapter pengakhiran yang menurut kalian klimaks. :) :)
Saya sudah nggak bisa (nggak mau lebih tepatnya). Kalian harus tau, mikirin isi dari bab 1 sampai extra bab 2 aja nggak mudah buat saya. Takut salah karna bawa-bawa unsur agama. Makanya butuh waktu berbulan-bulan untuk mengakhiri cerita ini. Maklum, saya juga minim ilmu. :')
Bagi yang masih tetap kecewa dan belum puas dengan ending KKDB (Ext bab 2), saya minta maaf.
Maaf kan saya.. apalah saya ini, cuma penulis pemula yang nggak seahli penulis ff lain idola kalian. Yang nggak secerdas penulis ff lain idola kalian yang bisa memuaskan imajinasi kalian. Saya mah apa atuh.. cuma si penulis amatiran. Si anak bawang. :)Saya mah cuma penulis biasa yang songong tapi bego. 😂
Buat para readers yang sudah paham dan sangat mengerti dengan ending KKDB, terima kasih banyak.. setidaknya, masih tetap ada yang menghargai saya.
Untuk menjawab pertanyaan banyak readers.
Q : Dinovelin aja sih. Kalau dibukuin aku pasti beli. Ini keren banget.
A : Yakin bakal beli? (Tapi saya yang belum yakin mau novelin, hoho). Btw, terima kasih banyak buat kalian yang selalu antusias minta KKDB dinovelin aja. Jujur, demi Tuhan saya tersentuh. Karna biasanya si penulis yang heboh dan semangat mau membukukan karyanya, ini justru sebaliknya. Saya merasa KKDB terlalu dicintai oleh kalian. Terima kasih banyak ya teman-teman..
Q : Ada sequel nggak?
A : Belum tau. Niatnya malah mau bikin story yang menceritakan kisah kiai Umar di masa lalu yang ternyata berteman sama papa Prilly. Ada yang mau nggak?
Eh tapi makanya baca GGS Squad aja deh. Agak berhubungan kok sama KKDB. Kan kemarin udah ada kode-kodenya. Udah ada nama OM ALAN kan?.. 😚😚Gantian saya yang nanya ya.
Apa kesan-kesan kalian setelah membaca KKDB dari bab 1 sampai extra bab 2?
Siapa tokoh idola kalian di KKDB? (Saya Alan 😚)
Pesan kalian untuk saya?
Ah, ya!
Bagi yang berkenan, jangan dulu hapus KKDB dari perpustakaan kalian. Mungkin aja nanti ada updetan (mungkin loh yaa mungkin).Lagi pula saya kadang suka 'nyeleneh' kok. Hari ini bilang nggak mau bikin extra bab lagi, tapi kadang di hari berikutnya tiba-tiba bernafsu mau nulis ext bab lagi. Saya kan alay bin labil. 😂😂
Ya sudah, cukup sekian curahan hati si author yang alay nan menyebalkan ini. Maaf kalau ada yang tersinggung. Saya lagi susah kontrol emosi dan lagi baperan sejak dua malam ini. Jadi ya.. saya nggak bisa sesantai dan se-legowo biasanya. Huhu maafin ya.. :)
Salam sayang dari yang sedang menunggu lamarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutikung Kau Dengan Bismillah
Fanfiction"Maaf, tapi aku sudah mempunyai calon tunangan. Dan calon tunanganku, adalah salah satu murid terbaik di pondok pesantren ini. Abi dan Umi juga sangat menginginkan aku agar berjodoh dengannya." Muhammad Ali Abiansyah. "Terserah! Aku nggak perduli. K...