BAB 6

1.1K 44 13
                                    

Setelah aku membaca surat yang tadi aku terima, akupun langsung menaruh surat tersebut diatas meja Pak Fredy dan aku melanjutkan pekerjaanku seorang detektif untuk menyelidiki kasus kematian Pak Fredy yang sudah tiga hari ini mayatnya masih tergeletak di kursi yang dipakai almarhum bekerja sebagai manager di kantor televisi ini.

Memang nggak takut ada kejadian setelah membaca surat ancaman tadi?

Aku sudah bilang tadi kalau ancaman apa saja dan bagaimana saja, nggak akan bikin aku takut buat lanjutin pekerjaanku sebagai detektif untuk menyelidiki kasus ini. Dan ancaman itu malah akan membuatku semakin bersemangat menyelidiki dan mencari tahu pelaku-pelaku yang bertanggungjawab akan kasus ini dan kasus-kasus lain kedepannya.

Aku menghampiri Pak Gerald yang sedang sibuk menyelidiki ruangan Pak Fredy. Aku menanyakan informasi-informasi kepadanya.

"Pak Gerald, itu mayat Pak Fredy serius dibiarin begitu aja? Nggak dikuburin aja?" tanyaku

"Iya. Kan sudah dibilang sendiri tadi sama Pak Reza, kepala kepolisian di Kota Esau ini. Bahwa di Kota Esau ini ada peraturan yang melarang kalau ada korban pembunuhan dikuburkan sebelum pelaku dari pembunuhan itu tertangkap. Kalau korban pembunuhan dikuburkan sebelum pelakunya tertangkap, kita bisa didenda atau bahkan dipenjara." Jelas Pak Gerald kepada ku

"Tapi, mau sampai kapan mayat Pak Fredy dibiarin begini? Yang ada arwah Pak Fredy nggak tenang disana."

"Sampai pelaku pembunuh Pak Fredy ditangkap. Kenapa emangnya?"

"Mau sampai kapan juga kita kerja sambil diliatin sama mayat almarhum Pak Fredy dan kerja sambil mencium bau busuknya mayat almarhum Pak Fredy yang udah dikerumunin lalat?"

"Sampai pelaku kasus pembunuhan Pak Fredy sudah ditangkap."

"Tapi.." pembicaraan ku dipotong oleh Pak Gerald

"Udah lah, kerjain aja. Kalau kita kebanyakan mengeluh, sampai kapanpun pekerjaan kita nggak akan selesai. Pokoknya kerjain aja dulu, ntar juga lama-lama nggak keganggu sama baunya. Itu karena Detektif Azriel nggak biasa aja."

"Ya udah deh, saya akan kerja cepat supaya pelakunya cepat tertangkap. Oh iya, dari pihak kepolisian udah ketemu barang bukti yang lain atau petunjuk belum?"

"Belum, Detektif Azriel. Belum ada petunjuk apa-apa. Kalau pihak detektif udah ketemu petunjuk belum? Atau barang bukti lain?"

"Belum ketemu juga, Pak Gerald."

"Ini kasus yang paling berat yang pernah saya tanganin. Susah banget buat ketemu petunjuknya. Biasanya cuman dua sampai tiga hari aja udah selesai diselidiki kasusnya, pelakunya juga biasanya dua hari udah ditangkap. Tapi ini udah tiga hari masih satu barang bukti yang ketemu, itu juga bukan barang bukti yang benar-benar membantu. Kayaknya pelakunya benar-benar rencanain biar kasus ini susah diidentifikasi, semuanya kayak udah diatur sama si pelaku."

"Iya, si pelaku kayak udah rencanain matang-matang rencana buat membunuh Pak Fredy. Kalau ini kasus yang paling berat, kenapa saya yang baru masuk langsung ditugaskan untuk menyelidiki kasus pembunuhan Pak Fredy ya?"

"Wah, itu saya nggak tahu, Detektif Azriel. Mungkin karena hasil dari tes masuk Detektif Azriel kemarin bagus, jadi Detektif Azriel dipercaya buat menyelidiki kasus yang berat seperti kasus yang sekarang ini. Tapi saya salut sama Detektif Azriel, karena bapak bisa ketemu salah satu barang bukti untuk kasus ini. Bahkan pihak kepolisian saja belum menemukan satupun barang yang bisa digunakan sebagai barang bukti untuk kasus pembunuhan Pak Fredy ini."

Benar juga kata Pak Gerald. Mungkin karena hasil tes kemarin nilaiku adalah nilai yang paling tinggi diantara pelamar lainnya yang mau jadi detektif juga, jadi aku dipercayakan Pak Reza buat menyelidiki kasus-kasus yang berat seperti yang sedang aku selidiki sekarang ini. Tapi hal itu tidak menjadikanku sombong dan tidak menjadikanku tinggi hati, aku merasa bahwa aku malah harus bekerja keras supaya saya tidak menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan Pak Reza kepadaku. Dan aku tetap bekerja dengan pihak kepolisian, tidak bekerja sendiri.

Sang Detektif  {Pembunuhan Di Kantor Media}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang