BAB 9

697 35 5
                                    

Sesampainya di ruang meeting kantor pertelevisian MyTV ini, kami pun langsung masuk kedalam karena didalam hanyalah ada Pak Dion seorang diri. Kami berdua duduk berhadapan dengan Pak Dion untuk menginterogasinya.

"Apa kabar, kawan?" tanyaku kepada Pak Dion dari belakang

"Baik. Eh.. Kamu disini?" tanya Pak Dion terlihat kaget

Kami memang sudah saling memanggil aku-kamu, karena kami sudah tiga tahun berteman.

"Kok kamu kaget?"

"Nggak kenapa-kenapa, Azriel. Hanya sekedar kaget saja, karena tiba-tiba ada kamu disini."

Aku mengangguk paham.

"Ini siapa?" lanjut Dion kepadaku

"Kenalkan, dia ini Pak Gerald. Yang membantu aku menyelidiki kasus pembunuhan yang terjadi pada Pak Fredy dan Mang Didin."

Pak Gerald dan Dion kemudian bersalaman saling memperkenalkan diri.

"Pak Gerald, perkenalkan, ini Dion. Teman saya yang kerja jadi karyawan di kantor televisi MyTV ini." Kataku memperkenalkan mereka

"Senang bertemu dengan anda," ucap Pak Gerald kepada Dion

"Sama-sama, Pak Gerald," balas Dion

"Anda tahu kasus Pak Fredy Mang Didin bukan?" tanya Pak Gerald

Selagi Pak Gerald mengalihkan perhatian Dion dengan mengajak nya mengobrol, akupun menempelkan alat Lie Detector di punggung Dion. Alat Lie Detector milik Pak Gerald yang sudah aku bawa dari tadi sebelum menuju ke ruangan meeting ini.

"Tahu lah, Pak. Kenapa memang nya?" jawab Dion

"Saya dengar dari almarhum Mang Didin, dia tahu bahwa Pak Fredy meninggal informasinya dari anda. Benar?"

"Tidak, pak. Saya tidak pernah memberi informasi ke Mang Didin masalah meninggalnya Pak Fredy."

Beberapa lama kemudian mesin Lie Detector tersebut berbunyi menandakan bahwa Dion sudah berbohong.

"Suara apa itu, pak?"

"Suara alat Lie Detector. Di punggung anda sudah kami tempel alat Lie Detector itu untuk mengetahui anda berbohong atau tidak pada kami. Jadi kami berdua mohon supaya anda tidak berbohong kepada kami, apapun itu jawabannya. Dengan berbunyinya alat itu, berarti barusan anda sudah berbohong."

"Iya, pak. Saya bohong. Saya yang beritahu Mang Didin dan beberapa karyawan lainnya pertama kali mengenai meninggalnya Pak Fredy."

"Terus menurut kamu siapa yang melakukan itu?" tanyaku

"Saya tidak tahu, pak." jawab Dion dengan wajah panik dan keringat menetes dari kening nya

Alat Lie Detector itupun kembali berbunyi.

"Pak, tolong jujur dengan kami! Jangan berbohong terus, supaya kami bisa dengan lancar menyelidiki kasus ini. Mengerti?!" seru Pak Gerald dengan amarahnya.

Dion kemudian mengangguk menandakan bahwa ia mengerti perkataan Pak Gerald.

"Oke, kalau begitu. Siapa saja yang kamu beritahu mengenai meninggalnya Pak Fredy?" kataku

"Saya sudah lupa, Azriel."

Alat Lie Detector berbunyi dan mengeluarkan cahaya merah. Tanda bahwa Dion sudah berbohong untuk yang ke-sekian kalinya.

"Tolong jujur, Dion! Kami berdua bukan hanya mengurusi kamu! Siapa saja yang sudah kamu beritahukan tentang kematian Mang Didin dan Pak Fredy selain almarhum Mang Didin?!" kataku sedikit marah walaupun aku sudah menahan amarah ku dari tadi untuk menjaga hubungan pertemanan ku dengan Dion.

Sang Detektif  {Pembunuhan Di Kantor Media}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang