Sore ketika daun-daun mapel berguguran dan mereka tertawa dengan begitu senangnya. Hari yang telah menjadi kenangan itu terasa bagai kupu-kupu yang berkumpul di perutnya. Anak laki-laki yang tersenyum gembira itu berlutut dan mendongak. Menggenggam tangan sang Ratu kecil dengan lembut. Ia mengecupnya dan berjanji dengan sepenuh hati.
Ksatria Putih tidak akan mengkhianati Ratunya.
Namun, tidak seperti itu kenyataannya. Tidak seperti itu.
Perasaan yang berkembang di dalam hati telah membuatnya menjadi seorang penjahat.
Seorang pengkhianat...
Aah...
Karena itulah, Hermione, kembalilah...kembalilah...
dan biarkan aku mengecup punggung tanganmu sekali lagi.
xxx
xxx
Akan tetapi, hanya itu saja
tidak akan pernah cukup
bagiku,
Hermione-ku sayang.
xxx
xxx
.
.
Not Enough
Rozen91
Harry Potter © J. K. Rowling
Warning : AU—modern universe
.
.
xxx
Hermione yang menggenggam hatinya telah pergi dengan amarah dan kekecewaan. Air matanya bagaikan mimpi buruk dan kini senantiasa menguras emosi. Draco kehabisan nafas saat terbangun dari mimpi yang menyedihkan. Luka lebam di wajahnya akibat pukulan Blaise memang sudah menghilang, akan tetapi rasa pedisnya masih saja terasa. Sulit diabaikan. Blaise berusaha memaksa Draco untuk membuat keputusan, namun...apakah yang bisa Draco perbuat? Ada batasan yang telah ditetapkan. Hubungan Draco dan Hermione hanyalah sebatas sahabat. Draco adalah pilar yang menjadi sandaran agar Hermione tidak jatuh dan merana. Jika Draco berubah, maka pilar itu pun akan retak dan hancur berantakan. Jika Draco mengakui perasaan yang sesungguhnya, maka hubungan persahabatan itu akan berubah dan Hermione juga akan berubah.
Di dalam hatinya telah berkumpul perasaan gelap sehitam jelaga. Sangat mengerikan. Draco merasa jijik sendiri jika menyadarinya. Menyadari bahwa suatu saat perasaan itu akan menodai dan mengukung Hermione di dalamnya. Terkadang pikiran-pikiran gelap itu datang dan seketika membutakan matanya. Seandainya saja ia bisa kehilangan logika, maka Hermione sepenuhnya akan menjadi miliknya. Dia hanya perlu...menerima semua emosi-emosi tersembunyi itu...semuanya...semuanya...
"Hey! Kenapa kau bermain sendirian? Bukankah itu membosankan? Tidak menyenangkan." Gadis kecil itu tertawa, "ayo, bermain denganku. Namaku Hermione Granger!"
Tersadar, laki-laki itu lantas memukul kepalanya sendiri.
Ini salah!
Ini salah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Enough (completed)
FanfictionAh, Hermione-ku tersipu malu karena pujian darinya. Sayang sekali, pria itu telah menjadi milikku. Karenanya, my dearest Hermione, kemarilah...menangislah di dadaku. Dan aku akan memelukmu erat dengan penuh rasa cinta.