Bagaimana menjelaskan 'pandangan pertama' yang dikatakan oleh pria albino itu? Sulit! Lebih baik jika ada reka ulang yang bisa memberikan kesan yang sesungguhnya.
Kira-kira seminggu sebelum surat Hermione datang, pukul 4 sore di distrik pertokoan Grimline. Bau basah masih tercium setelah gerimis yang mewarnai London selama 2 jam sebelumnya. Pria itu menimang-nimang apel merah di tangannya seraya menyuruh sang penjual untuk memasukkan buah-buahnya ke dalam kantung. Ketika itu indra pendengarannya menangkap gelak tawa familiar yang berbaur bersama suara-suara para penduduk yang sibuk berlalu-lalang di atas jalanan berlantai batu. Iapun menolehkan wajah. Mengedarkan pandangan.
Ah! Betapa senangnya ia saat melihat gadis masa kecilnya berlari-lari kecil di pavemen, berusaha mencari tempat berteduh dari hujan ringan yang kembali turun. Draco hendak menghampiri, namun kakinya saat itu tercegat tatkala menyadari bahwa gadis itu tidak sendirian.
Seorang pria berkacamata di samping gadis itu ikut tertawa.
Mengerling pada sang gadis.
Dan pipi yang merona merah ketika sang empunya tersenyum malu.
Ada rasa yang melipat-lipat hati dan menimbulkan kepahitan pekat di lidahnya. Si pria albino tidak terlalu mengerti perasaan itu, namun ia sudah sering merasakannya di saat-saat tertentu—yang sama seperti peristiwa kali ini. Entah apa yang dilihat si penjual buah saat pria tua itu menyerahkan kantung buah yang sudah dibayarnya—pria tua itu mendadak terlihat gugup dan agak was-was. Ah, tidak ada yang peduli.
Pria albino itu tidak peduli ekspresi macam apa yang terpampang di mukanya.
Sekali lagi ia melempar pandangan pada sepasang pria dan wanita yang berteduh di bawah atap sebuah toko yang tertutup. Perasaan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata semakin menggila dan terasa brutal di dalam dada. Memberikan dorongan-dorongan yang tidak bisa dimengerti, namun ia tahu satu hal.
Rasa memiliki yang begitu besar yang menghantam dan berusaha mengendalikannya.
Lalu Draco Malfoy pun memutuskan
bahwa pada saat itu
ia telah 'jatuh cinta'.
xxx
.
.
Not Enough
Rozen91
Harry Potter © J. K. Rowling
Warning : AU—modern universe
.
.
xxx
"Apa!?" pekik Ginny, "Dia mengenalkan Harry pada Draco!?"
"Hei, kau tidak perlu sekaget itu."
Ginny nyaris menjambak rambut merahnya karena frustrasi. "Kau tidak mengerti betapa rumitnya situasi ini Parkinson!"
"Yah, yah," Pansy memutar bola matanya, "Draco itu homo. Terus?"
"Kau tahu..." gumam Ginny, terkejut.
Pnasy memutar bola matanya. "Tentu saja. Aku sepupunya." Ginny ingin mengomentari hal itu karena rasanya dulu saat ia hendak menyinggung masalah Draco Malfoy, Parkinson sama sekali tidak mengerti apa yang ia bicarakan. Jelas sekali bahwa dia baru tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Enough (completed)
FanfikceAh, Hermione-ku tersipu malu karena pujian darinya. Sayang sekali, pria itu telah menjadi milikku. Karenanya, my dearest Hermione, kemarilah...menangislah di dadaku. Dan aku akan memelukmu erat dengan penuh rasa cinta.