Prolog

547 15 0
                                    

Perlahan aku keluar dari mobil APV milik tetanggaku. Aku menginjakkan kakiku di tanah pesantren yang indah. Di sini aku dapat melihat angsa yang sedang berkumpul di sebuah lapangan. Kesan pertamaku menginjakkan kakiku di sini adalah tempat yang sangat bersih dan indah. Aku tak pernah menyangka ada tempat yang rindang seperti ini di tengah-tengah kota yang sudah modern ini. Tempat ini masih memegang teguh ketradisionalannya. Aku memegang erat lengan ibuku yang berdiri di sampingku. Aku masuk ke dalam rumah milik pemimpin pesantren ini.

Beberapa menit kemudian, setelah tetanggaku dan ibuku mengobrol dengan pemimpin pesantren ini tentangku yang akan masuk ke dalam pesantren ini, aku disuruh untuk melihat-lihat pondok santri putri yang berada di belakang rumah pemimpin pondok pesantren ini. Aku pun keluar dari rumah ini dan melangkah memasuki kawasan pondok santri putri. Pondok santri ini sedang kosong karena para santri sendang berkumpul di lapang, entahlah apa yang membuat mereka berkumpul di sana. Setahuku mereka sedang pembagian hadiah kepada pemenang lomba. Kurasa mereka telah melakukan perlombaan agustusan. Aku melihat seseorang yang kukenal. Dia tersenyum melihatku dan aku pun tersenyum melihatnya. Aku berlari ke arahnya dan langsung memeluknya erat. Dia adalah temanku, Safira Rosyidah. Ini semua karena dia aku masuk ke dalam pesantren ini. Ketika dia pulang ke rumah, dia selalu menceritakan keseruannya saat berada di pesantren dan hal itu membuatku semakin ingin menjadi santri.

Kami melepaskan pelukan kami. Fira mengajakku untuk ikut berkumpul di lapang. Aku pun mengangguk menerima ajakan itu.

Di lapangan aku duduk di atas tanah yang berlapis kain kanvas. Fira mengenalkanku pada bebarapa santriwati dan mereka pun menyapaku. Aku hanya tersenyum. Karena aku bingung harus mengatakan apa.

Di mulailah kisahku dan beberapa temanku di sini. Aku akan menceritakan kisah mereka dan kisahku sendiri. Ada kisah roman picisan, kisah melodrama, kisah persahabatan, kisah horror, dan beberapa kisah di dalamnya. Novel ini adalah satu-satunya ungkapan isi hatiku dan teman-temanku yang paling dalam. Mereka yang selalu memaksaku untu membuat cerita ini. Kalian harus membacanya, jika kalian ingin. Kalian tak perlu membacanya, jika kalian tak ingin.

16AGU2016

The Holy Prison (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang