01

149 16 0
                                    

" Bayra! Ayo bangun, nak!  Masa hari pertama sekolah langsung telat sih." ucap mama sambil melipat selimut tebal Bayra.

Hufft. Bayra segera melihat jam dinding. Whatt?!  Jam berapa ini! Mampus gue..

***

Bayra segera turun dari angkutan umum dan berlari kecil menuju gerbang sekolah yang hampir tertutup rapat. Dan yeah! Ia berhasil melewati gerbang tersebut. Bersyukur banget punya tubuh langsing.

"Lo telat 1 menit lewat 5 detik!. " ucap cowok tinggi yang memakai jas OSIS.

Shit!, gila nih senior. Cuman 1 menit pakai dihitung segala!. Batin Bayra, menggerutu.

" Sorry kak, saya gak akan ulangin lagi," ucap Bayra gugup.

" Hebat ya lo, baru masuk langsung telat. "

Suasana hening sejenak. Haduhh gua bakal skak mat hari ini. Ujar Bayra dalam hati.

" Yasudah, karena kamu masih baru disini saya maafkan, cepat masuk kelapangan, orientasi akan segera dimulai". Cowok tersebut tersenyum sembari berjalan meninggalkan Bayra.

Haduuh, baik banget nih cowok, syukur deh ga kena hukum.. Bayra hanya tersenyum sendiri, dan segera berlari menuju lapangan.

***

"eh bay!, lo sekelas sama gue btw, yeyy! sekelas lagi deh kita." tegur Salsa, sahabat Bayra sejak SMP.

"lebay dah lo!" ucap bayra cuek.

"yehhh, bukannya seneng gitu sekelas sama gue lagi."

"iya dehh, jangan ngambek elah." Bayra mencubit pipi bakpao sahabatnya itu.

Mereka kembali mendengarkan perintah perintah senior yang memiliki banyak aturan. Namanya saja Masa Orientasi Siswa, siswa siswa baru dibimbing oleh senior dengan berbagai macam aturan. Ada siswa yang diminta untuk memakai topi kardus, ember, dan atribut aneh lainnya selama orientasi. Bayra dan Salsa hanya diminta untuk memakai pita pink oleh salah satu kakak seniornya. Bagi mereka, hal ini tidak terlalu memberatkan, daripada diminta memakai panci atau ember?. ew.

Namun, seluruh siswa diminta untuk mencari tanda tangan seluruh senior, minimal tanda tangan seluruh anggota osis. Hal ini merupakan pekerjaan paling malas bagi Bayra, ia harus keliling meminta seluruh tanda tangan minimal osis. Tak mudah meminta satu tanda tangan dari salah satu anggota, karena kita harus menuruti salah satu permintaannya. Dan hey! permintaan senior gak nanggung nanggung kelewatannya.

"ah gue capek sal!" keluh Bayra yang langsung terduduk di bawah salah satu pohon.

"tanda tangan gue udah lumayan banyak nih, punya lu udah berapa bay?" Salsa segera duduk disamping Bayra.

Bayra memperlihatkan kertas yang bertulisan Tanda Tangan Senior  kepada Salsa.

"Duhh bay, dari tadi lo kemana aja? tanda tangan lo dikit banget".

"tau ah! capek tau ngga".

"Hmm, tanda tangan osis lo udah semua, tapi.. ada yang kurang". ucap Salsa sambil memperhatikan kertas tanda tangan Bayra.

Bayra hanya menaikan satu alisnya. "siapa?"

"KETOS!"

"cih, gue gak tau yang mana wajahnya".

"masa gak tau sih?!" Salsa melongo. Masa sosok Bayra tidak mengetahui siapa Ketua Osis di sekolah tersebut?

Salsa segera menarik lengan Bayra dengan tiba tiba, dan berlari menelusuri koridor sekolah. Bayra terkejut, dan berusaha melepaskan tangannya dari pegangan Salsa.

"Kita kemana sih!" gerutu Bayra.

"Nyari Ketos!"

"Duhh, tapi lepasin tang..." Tiba tiba Bayra menabrak seorang cowok tinggi ber jas osis.

"nah, udah tau kan wajahnya, dia ketos, mampus lo nabrak dia!" bisik Salsa pelan.

Bayra tercengang, ternyata cowok yang pertama kali ia temui di gerbang tadi adalah ketua osis. Kini, masalah besar sedang menimpanya.

"mmaaf kak, saya gak sengaja, jangan hukum sayya kak". ucap Bayra gugup.

Cowok tersebut mengerutkan dahinya dan menegakkan dadanya, seperti ingin mengeluarkan amarah yang besar.






~~~~

HOLLA! guys? gimana ceritanya, seru gak? aku harap begitu yaa.

btw, ini baru pertama kali aku buat cerita di wattpad, semoga dapet respon yang menyenangkan. jangan lupa VOTE ya.






Forget UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang