05

69 12 0
                                    

***

Kelas X IPA B sangat ribut, bahkan mengalahkan ributnya pasar. Tidak terlihat guru yang mengajar,  mungkin semua teman temannya sedang merayakan yang namanya free class.

Bayra baru memasuki pintu kelas dengan wajah yang tidak  bisa dijelaskan lagi. Ia mendengus, melihat kelasnya yang ribut seperti pasar. Bisa bisa kelas sebelah bakal marah karena terganggu oleh keributan di kelas kami.

"PERHATIAN SEMUANYA!" Ucap Bayra dengan suara yang lumayan besar.

"Bulan ini diadakan lomba menghias kelas, dan kelas kita mendapatkan tema TORAJA, jadi mohon kerja samanya untuk menghias kelas kita dengan sebaik mungkin. Besok kita mulai menghias kelas ini setelah pulang sekolah. setuju?" Jelas Bayra dengan lantang.

Semuanya tidak mengeluarkan suara satu katapun, mereka hanya mengangguk mengerti, setelah itu melakukan aktivitasnya masing masing dengan suara yang lebih kecil dari sebelumnya. Bayra menghembuskan nafas, dan segera duduk di bangkunya sambil mengambil novel yang terletak di laci meja.

"Ciee ciee yang ketemu Gilang beruda.. lu ngepain aja tadi? di tembak ya?!" Tanya Salsa penasaran.

"Apaan sih! siapa juga yang berdua, disana ramai, dan kak Gilang itu bukan nyariin gue, tapi nyariin seluruh ketua kelas!" Jawab Bayra dengan wajah cemberut.

"Yahhh gue kira apa. pantes sih tadi kak Gilang bilang ke gue mau ketemu ketua kelas, gue kira mau cari lo aja.." Salsa terkekeh.

Bayra memasang wajah datar dan mulai terfokus kepada novel yang dibacanya.

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Seluruh siswa bergegas untuk keluar kelas. Entah apa yang membuat mereka selalu terburu buru keluar kelas, emangnya ini kelas rumah hantu?.

Bayra masih berada di dalam kelas, bersama Salsa dan Tiara. Mereka telah berjanji untuk pulang bersama. Oh iya, Tiara kini telah dekat dengan Bayra dan Salsa, entah karena faktor apa, mungkin ia hanya ingin menjadi teman akrab.

Setelah memasukan buku buku yang berserakan di meja ke dalam tas, Bayra mulai menyandeng tas dan bersiap untuk berjalan keluar kelas. Tiba tiba ponsel Bayra berbunyi pertanda ada panggilan yang masuk, ia segera mengangkat panggilan tersebut tanpa menyadari siapa yang menelfonnya.

"hallo? bayra? kemana aja, kok seminggu gak ngasih kabar?"

Bayra terdiam, ia sangat mengenal suara si penelfon.

"hm, gue sibuk" Jawab Bayra singkat.

" gue tau lo pasti marah sama gue, tapi itu salah paham, itu gak sesuai sama yang lo liat, gue minta maaf bay. dengerin penjelasan gue dulu--"

Bayra mematikan panggilan. Suasana hatinya sedang panas saat ini. Bayra, Salsa dan Tiara kembali melanjutkan perjalanan pulang.

"hemm, kalau boleh tau tadi itu siapa?" Tanya Tiara tiba tiba.

"oh itu alex, boyfriend  nya bayra. Tapi kali ini hubungan mereka lagi berantakan karena ada suatu masalah." Jawab Salsa santai, mungkin ia mendengar percakapan Bayra tadi.

Bayra menatap Salsa tajam, dan menginjak sepatu Salsa.

"Eh sorry bay! gue keceplosan sama tiara, maaf banget aduhh." Jerit Salsa.

"Jadi lo udah punya pacar bayra? terus ka Gilang--." Ucapan Tiara terpotong.

"Alex udah sering nyakitin hati dan bikin gue kecewa, dia selalu ngulangin kesalahan walaupun udah minta maaf, dan untuk kesalahan terakhir gue pasrah dan gak mau denger alasan dia lagi." Jelas Bayra.

Tiara hanya terdiam dan fokus kepada ucapan Bayra.

"Dan saat gue ketemu Gilang, gue ngerasa dia beda, dia... spesial." Lanjut Bayra.

Mereka bertiga hanya terdiam sambil berjalan menuju rumah masing-masing. Tidak ada sepatah katapun yang terdengar. Bayra teringat kejadian dua minggu lalu..


Flashback On

Saat itu Bayra sedang pergi menuju sebuah toko dengan perasaan gembira, ia bisa membayangkan senyuman  bahagia Alex jika Bayra membelikan sebuah kado di  hari jadiannya.

Namun perasaan gembira itu hilang seketika saat Bayra telah berdiri terdiam melihat Alex memeluk seorang perempuan dengan senyuman ,yang seharusnya diberikan untuk Bayra.

"Alex, bisakah kau mengerti perasaanku?"

***

Alex melemparkan ponselnya ke kasur. Ia tak mengerti lagi apa yang harus ia lakukan agar Bayra memaafkannya. Menurutnya, Bayra yang ini beda. Tak pernah Bayra bisa marah hingga selama ini, bahkan telah cuek.

Ia mengambil ponselnya yang barusan di lempar dan mengirim pesan kepada seseorang..

Alex: Lu dimana? gue ke rumah lu sekarang, mau nginep.

Alex bergegas memakai jaket merahnya dan mengambil motornya. Ini memang telah menjadi kebiasaan Alex, Jika ia sedang ada masalah, ia akan pergi ke rumah orang tersebut untuk sekedar curhat dan menenangkan diri, bahkan bisa sampai menginap. Memang , Alex sangat dekat dengan sepupunya itu.

Sesampainya, sepupu Alex telah menyambut di depan pintu rumah. Terlihat senyuman sepupunya karena kedatangan Alex, sudah lama Alex tidak mengunjungi rumahnya karena kesibukan masing masing, dan Alex juga belum menceritakan masalahnya.

"Gak kerasa ya kita udah kelas 12, nanti kita kuliah di universitas yang sama aja, kapan lagi bisa berangkat menuntut ilmu bareng? lu sih, gak SMA di sekolah gue." Celoteh sepupu Alex.

Alex hanya menatap lesu, sambil berbaring di kasur sepupunya itu.

"Gimana hubungan sama pacar lo? lenggeng kan?"

"Gue gak tau lagi harus gimana, dia lagi marah sama gue, semua hal udah gue lakuin asal dia maafin gue, tapi pas gue telfon aja dia gak ngangkat. Gue bener bener bingung .. gue gak mau kehilangan dia." Keluh Alex.

"Gak usah galau bro! lu harus bisa berjuang buat dia, buktiin kalau itu hanya salah paham."

Alex hanya tersenyum, ia merasa lega jika telah curhat kepada sepupunya itu. Walaupun sepupunya belum mengetahui siapa pacar Alex, Tapi tetap saja sepupunya memberi nasihat yang baik layaknya seorang sahabat. Suatu saat, Alex akan memperkenalkan Bayra kepada sepupunya..









~~~

hayoo.. makin penasaran gk sih sama Alex???

nantikan cerita selanjutnya! jangan lupa VOTE dan FOLLOW yaa....

Forget UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang