'Pria itu hanya untuk bersenang-senang. Bukan untuk berkomitmen'
Deruman keras dan suara orang-orang yang bersorak-sorak memenuhi club diskotik pada malam itu. Ketiga pemuda manis tengah bercanda ria. Dan salah satu pemuda bermata besar mengutak atik ponselnya tersadar teman gengnya itu kurang satu, maka dari itu ia menghubungi temannya.
"Ten-ahhh, kau sudah dimana? Cepatlah kesini dan menari!" Pekiknya.
"Bersabarlah Hansol, aku sedang mencari tempat parkir." Seseorang yang dipanggil Ten itu berbohong. Nyatanya dia masih mempercantik diri dirumahnya.
"Sebaiknya kau segera menemukan tempat parkir."
"Aku sedang berada di ruang bawah tanah Hansol."
"Kau mau berbohong? Ditempat ini tidak ada ruang bawah tanah, Tennie~~ cepatlah kesini."
Terdengar kekehan dari sebrang sana, Ten sedang memilih baju yang akan dia kenakan. "Aku otw sol!"
Tutt..tut..tut..
Panggilan terputus sepihak oleh Ten. Dia tidak mau mendengar ocehan Hansol lebih banyak lagi. Bisa-bisa telinganya sakit.
¤¤¤¤¤
Pemuda berparas cantik itu kini sudah sampai di club. Ia bahkan sudah berkumpul dengan teman-temannya.
"Ayo kita bertaruh!" Usul pemuda manis yang paling kecil.
"Bertaruh apa, Win?" Tanya si pemuda kelinci. Doyoung.
"Hm! Aku tau! Ayo kita bertaruh." Hansol menyetujui dan menunjuk pintu club yang berada di belakang Ten beberapa meter.
"Kalau orang yang keluar dari pintu itu adalah pria yang tidak tampan. Kita harus meminum ini semua." Hansol mengusulkan.
Ten mengangkat tangannya dengan gelas kecil berisi alkohol. "Percayalah, semua pria yang akan masuk lewat pintu itu hanya akan membawa kesialan! Aku akan minum duluan." Ten hendak meminum alkohol itu tapi ditahan oleh Hansol.
"Tunggu dulu! Kita lihat saja."
Ten memutar bola matanya. Ketiga temannya terus memperhatikan pintu club yang masih tertutup. Sedangkan Ten? Ia hanya menatap lurus tanpa menatap pintu itu.
"Whoaa!! Ya tuhan! Dia tampan sekalii!!" Itu Doyoung. Dia histeris sekali melihat pria yang baru masuk dari pintu itu.
"Apakah dia kesialanmu? Sungguh tampan!" Ucap Winwin.
Pria berambut pink dengan rahang tegas, berkulit putih, dan cukup tinggi itulah yang masuk ke club itu. Siapapun akan terpesona melihat pria tampan itu.
Mendengar ucapan temannya itu. Ten langsung berbalik dan melihat pria yang dibilang tampan itu. Orang itu memang tampan. Oh ya ampun. Belum selesai Ten memandangi pria itu, tiba-tiba saja ada pemuda lain datang dan menggandeng pria tampan itu.
"Eyy!! Dia sudah ada pendamping." Pekik Winwin.
"Sudah kubilang!" Tanpa ragu Ten segera meminum alkohol itu sekali teguk. "Aku akan kekamar kecil dulu sebentar."
¤¤¤¤¤¤
"Hei, Baekhyun!" Pria tampan yang digandeng itu memprotes. Sepertinya dia resah di gandeng terus oleh pemuda manis bernama Baekhyun itu.
"Ada apa Yong?" Tanya Baekhyun masih dengan menggandeng tangannya.
Yong alias Taeyong. Pria tampan berahang tegas itu melepaskan gandengan tangan Baekhyun pada lengannya.
"Hey Baek, aku tidak keberatan kalau kau gay. Tapi setidaknya jangan menggandengku terus." Taeyong mulai mengeluh.
"Memang kenapa? Jarang sekali aku pergi bersama pria tampan. Apakah kau melihat monyet-monyet itu?" Baekhyun menunjuk ketiga pemuda itu dengan dagunya. Dan yang mereka maksud adalah Hansol, Doyoung, dan Winwin. Hey, apa-apaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me Bad (Tennie)
RomanceTen, seorang pria manis berperilaku buruk yang tidak percaya akan cinta. Tiba-tiba jatuh cinta dengan pria tampan seorang CEO bernama Taeyong. Kini, ia harus bersaing dengan para gadis baik-baik yang ingin bersama dengan pria tersebut.