Kaget

430 66 9
                                    



Pagi itu suasana dirumah ketiga gadis cantik sangat sepi. Hanya ada Jennie yang sedang memasak. Lisa sedang membeli pakaian dan Rose sedang berolah raga. Suara ketukan pintu menghentikan aktivitas Jennie. Jennie membuka pintu itu dan mendapati Lisa dengan baju yang bisa dikatakan berlebihan. Menara eifel ada di kepalanya. Eh maksudnya, desain menara eifel dipakai di kepalanya.

"Apa itu yang ada diatasmu?" Tanya Jennie setelah Lisa memasuki rumah itu.

"Ini adalah gaya fashion 2k17 dengan desain menara eifel dan perpaduan warna silver dengan hitam. Aku akan memakai ini untuk berkencan dengan Taeyong."

"Ini berlebihan Lisa."

"Tidak, ini sederhana." Ucap Lisa.

Jennie hanya memutar bola matanya dan bel berbunyi. Lisa membukakan pintu dan Jennie kembali memasak. Jarak pintu dengan dapur tidaklah jauh. Karena ini hanya untuk sementara. Sementara mereka tinggal. Maklum anak kos-kosan. Padahal rumah. Tapi kayak anak kos-kosan. Ten dong, tinggal di apartement. Sediri lagi. Orang kaya.

Lisa membuka pintu dan mendapati Rose yang sedang berlari di tempat.

"Sedang apa kau?" Tanya Lisa.

"Aku habis lari pagi." Rose melesak masuk.

"Kamar mandi ada disana." Ucap Lisa sembari menunjuk arah kamar mandi.

"Aku tidak akan mandi. Aku akan menunjukkan Taeyong dengan keringat asliku."

"Eih? Taeyong akan jijik denganmu."

"Tidak Lisa. Aku membaca buku yang bertuliskan bahwa keringat sehabis olahraga membuat menstruasi seorang wanita menjadi teratur."

"Buku apa yang kau baca? Aku tidak pernah tau fakta seperti itu Rose."

Jennie tertawa kecil. "Menurutku, sisi cantik dari diriku adalah ketika aku sedang memasak dan menghidangkannya pada Taeyong. Maka dia akan bilang-"

"Bahkan anjing tidak mau memakannya hahahaha.." Ucap Rose dan Lisa bersamaan.

"Hey kalian ini!!" Pekik Jennie.

TING.. TONG..

Bel rumah ini berbunyi kembali. Mereka menebak yang datang tadi pasti Taeyong. Mereka kembali ke aktivitasnya. Jennie memotong daging yang sudah dimasaknya, Lisa duduk manis di bangku bar dapur dan Rose memulai posisi yoga dengan satu kaki 90 derajat kebelakang dan kedua tangannya di rentangkan.

"Masuk saja, pintunya tidak dikunci." Seru Lisa.

Pintu itu terbuka menampilkan sesosok laki-laki. Tunggu. Ini bukan Taeyong. Laki-laki ini terlihat manis dan segera masuk ke rumah tersebut. Di tatapnya Jennie, Rose, dan Lisa sembari tersenyum manis. Bahkan gula dan tebu pun kalah manis dengan senyuman manisnya.

"Annyeong haseyo, aku Ten kekasih Lee Taeyong. Taeyong menyuruhku kesini untuk berterima kasih pada kalian. Tapi aku sudah datang lebih dulu. Senang berkenalan dengan kalian." Ten laki-laki manis itu membuat ketiga gadis cantik di sana tercengang.

"HAH?!" ucap mereka bersamaan.

"Aku berterima kasih karena selama aku tidak ada kalian sudah membantu Taeyong. Aku sungguh berterima kasih." Senyum di wajah cantik Ten belum hilang.

"Apakah kalian-" Belum selesai Jennie mengamalkan kata-katanya. Malah di selak oleh Ten.

"Aku dan Taeyong? Aahh.. Kami saling mencintai satu sama lain. Bahkan dia sangat mencintaiku buktinya dia kembali padaku."

Dadanya terasa sesak. Kenapa disaat dia merasa sudah hampir mendapatkan Taeyong, dengan tidak di duganya laki-laki bernama Ten itu kembali merebut Taeyong kembali ke dalam pelukannya dengan mudah.

Jennie hendak ingin mengatakan sesuatu, tetapi seorang pria berahang tegas kini muncul dan merangkul pinggang Ten.

"Sayang kau sudah datang?" Tanya Taeyong setelah bertatap wajah dengannya.

"Tentu sudah, aku sudah berkenalan dengan teman-temanmu mereka sangat baik Taeyong." Jawab Ten dengan mengusap-usap pipi kiri Taeyong. Dan Taeyong hanya tersenyum.

Mata besar Taeyong beralih pada gadis yang kini wajahnya terlihat murung. "Ah, Jennie. Aku minta maaf." Ten melepaskan usapannya pada wajah tampan Taeyong saat kekasihnya itu ingin bicara.

"Maaf karena telah memberikanmu harapan palsu hehe." Tambah Ten di dalam batinnya.

"Kenapa kau--"

Dan yah, Jennie tidak jadi mengamalkan kalimatnya lagi karena Ten menyerobot begitu saja.

"Hmm, sayang. Kau harus mengantarkanku membeli perlengkapan untuk hari kebaikan dirumahku." Ucap Ten kembali menatap mata Taeyong. Jari telunjuknya menyentuh dagu Taeyong seperti ingin menciumnya.

"Hari kebaikan? Aku akan mengantarkan makanan ketempat itu." Ucap Jennie.

Ten menoleh pada Jennie yang berada tidak jauh dari belakangnya. "Apa kau?"

"Aku pengantar makanan. Aku memasak untuk hari kebaikan dirumahmu." Jelas Jennie pada Ten.

"Dasar pamer."

"Sok hebat!"

"Sok iya!"

"Aku akan datang kesana. See you." Ucap Jennie mengakhiri obrolannya dengan Ten walaupun sedikit kesal.

Taeyong menarik pinggang Ten untuk mendekat dan itu membuatnya harus menatap Taeyong lagi agar tidak berdebat kembali pada Jennie.

"Sayang ayo kita pergi." Ucap Taeyong.

"Iya, ayo pergi!" Ten menarik tangan Taeyong keluar dari rumah itu.

"Aku tidak percaya mereka kembali lagi." Ucap Rose.

"Benar-benar tidak bisa dipercaya." Ucap Lisa.


















TBC.
Pendek ya? :'v
Apa reaksi kalian ketika lagi ada acara tiba-tiba ada panggilan buat interview dari pizza hut tapi kalian ga bisa dateng gara-gara acara itu ga bisa ditinggalin? Apa reaksi kalian?! Ayo jawab :'3 kusedih nih kepikiran mulu gara-gara ga bisa dateng buat interview :'3
I'm gaje :'3 kezel.

Call Me Bad (Tennie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang