Tak kusangka setelah sekian lama aku berpisah dengannya, aku bisa bertemu lagi dengannya. Kukira aku tidak akan bertemu lagi dengannya meskipun aku sudah kembali lagi ke New York, dulu aku sempat berpindah tempat tinggal karena pekerjaan orang tuaku, tetapi sekarang aku sudah dewasa dan berpenghasilan yang bisa dikatakan lebih dari cukup jadi aku tidak bergantung pada orang tuaku dan juga memilih jalanku sendiri.
Kurasa lebih dari 3 tahun aku berpisah darinya, pertama kali kulihat dirinya yang lugu, cantik dan manis di seberang bangku di kelas baruku. Bisa di bilang dialah cinta pertamaku, yah mungkin sebelumnya aku mempunyai kekasih, tetapi aku menjalani hubungan itu hanya karena dia adalah teman baikku. Rose adalah gadis yang indah buatku, dia mampu mengacaukan denyut nadiku karena gugup di dekatnya.
Sekarang dia adalah gadis yang berubah menjadi lebih cantik, berpenampilan lebih dewasa tetapi sopan dan juga dia sudah tidak memakai kaca mata.
"Halo? Dokter, apa anda mendengarkan saya?" Katanya dengan mengibas-ngibaskan telapak tangannya di depan wajahku. Ya tuhan, sedari tadi aku melamun di depannya, segera aku sadar dan kembali ke kenyataan.
"Maaf, saya tidak fokus." Kataku. "Hmm.., jadi apa yang terjadi pada ayah saya?" Tanyanya datar.
"Ayah anda baik-baik saja, mungkin tadi ayah anda stres dan lelah maka dari itu dia merasa pusing." Jelasku padanya. "Apa ayah saya bisa menginap disini selama beberapa hari?" Tanyanya dengan mata tajam yang indah, sungguh cantik sekali gadis ini.
"Bisa, tetapi mengapa? Besok dia sudah bisa pulang." Kataku. "Saya masih khawatir tentang keadaannya, saya minta agar ayah saya tetap dirawat disini, dan saya minta fasilitas terbaik diberikan kepada ayah saya." Katanya tegas padaku.
"Baiklah, Nyonya saya akan memberitahu bagian administrasi rumah sakit." Kataku ramah dengan senyum simpulku. "Baiklah." Katanya yang hendak pergi meninggalkanku, dengan sigap kuraih tangannya dengan tujuan menghentikan langkahnya. Secara otomatis tubuhnya berputar ke arahku, sorot mata 5 pria itu juga menjadi tajam seperti predator ingin memangsa mangsanya, sebenarnya siapa gadis ini?
"Permisi?" Protesnya dengan melihatku kesal dan mengernyitkan dahinya. Sedari tadi mungkin dia tidak mengenaliku, maklum aku banyak berubah semenjak mengalami pubertas di masa remaja. "Apa kau sedari tadi tidak mengenaliku, Rose?" Kataku, terlihat alisnya terangkat sebelah seperti bingung dengan pertanyaanku.
"Rose ini aku, Thomas. Thomas Hansel." Kataku to the point. Matanya dengan seketika menjadi melotot tak percaya melihatku.
Author POV
Saat ini dirinya sedang duduk di bangku taman rumah sakit dimana ayahnya dirawat, seorang laki-laki bernama Thomas sedang menemaninya dengan duduk di sebelahnya.
Setelah lama berpisah dan akhirnya mereka dipertemukan di suatu moment tidak terduga. Terasa canggung untuk mereka berdua memulai percakapan, apalagi setelah sekian lama tidak bertemu.
"Jadi, sekarang kau bekerja sebagai dokter?" Tanya Rose, setelah sekian lama bungkam satu sama lain Rose memutuskan untuk memulai percakapan.
"Hmm, yaahh... begitulah. Kalau kau, kau sekarang bekerja dimana?" Tanya Thomas kembali padanya. Jantung Rose berdetak kencang, bagaimana dia bisa menjawabnya, rasanya tidak enak jika baru saja bertemu langsung berbohong, apalagi Thomas adalah orang yang berarti untuknya.
"Aku adalah CEO Johnson Corp." Kata Rose dengan datar dan terkesan dingin, maklum saja dia sedang berbohong pada crushnya saat ini.
Thomas mendelik tidak percaya, Johnson Corp masuk dalam 10 perusahaan terbesar di New York dan menempati urutan ke-6. Gadisnya ini sungguh luar biasa, tidak heran kalau setelan yang ia pakai terlihat berkelas tetapi sederhana dan parfum yang menempel di tubuhnya tercium seperti parfum yang sangat mahal. "Apa? Itu sungguh luar biasa." Kata Thomas kagum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriends is a Gangster
RomanceBagaimana rasanya jika kau mempunyai seorang kekasih yang suka membunuh?