Kuperjap-perjapkan mataku menyesuaikan cahaya yang masuk melalui jendela kamarku. Ah... indahnya pagi ini. Kuterduduk dari posisi tidurku, melihat jam yang menunjukkan pukul 6.30. Kuraih handphoneku dari meja kecil sebelah ranjangku, kuhidupkan layarnya dan terpampang notifikasi 15 Missed Call, 23 pesan singkat dari Antonio.
'Apaan sih.' Gerutuku kesal. Tidak lama handphoneku bergetar, panggilan masuk dari Antonio. Kuterima panggilannya, "INI JAM BERAPA, KULIAH DIMULAI PUKUL 7." Teriaknya membuatku menjauhkan handphoneku dari telinga dan seketika memutuskan panggilannya.
"Cih..." aku berdecak kesal.
Dengan santai aku pergi kedalam kamar mandi, menyalakan shower lalu memulai ritual mandiku, setelah selesai mandi, kupilih baju casual untuk kuliah pada hari ini.
*anggep aja itu rose
Sekarang aku sudah siap, aku segera bergegas keluar dari kamar dan turun ke bawah. Aku tidak akan sempat sarapan dirumah hari ini dan ditambah lagi ayah sedang sakit dan sekarang dirawat di rumah sakit, tidak ada teman untuk sarapan pagi.
Segera saja aku masuk ke mobil dan menyalakannya, kuinjak gas mobil dan langsung meluncur ke arah jalan raya menuju kampus.
Sekitar 15 menit mobilku melaju dengan kecepatan sedang, sampailah aku di parkiran universitas tempatku kuliah. Segera kuparkirkan mobilku dan bergegas keluar untuk segera mencari kelasku.
Kutelusuri lorong koridor universitas ini, melirik suasana dan keadaan disekeliling tidak buruk pikirku.
Antonio bilang, aku akan masuk ke bagian psikologi dimana dia menjadi dosen di mata kuliah itu.
Setelah kujumpai pintu kelasku, langsung saja kumasuk ke dalam ruangan itu. Terlihat Antonio dan mahasiswa serta mahasiswi yang ada di ruangan ini langsung melihatku secara serempak, tatapan Antonio tajam kepadaku. Terserah, aku tidak akan takut padanya.
"Silahkan masuk Nona. Ada yang bisa saya bantu?" Katanya formal dan dingin. Ingin rasanya aku tertawa mendengar logat bicaranya dan mukanya datarnya membuatku mengangkat sebelah alisku.
'Aku tidak takut padamu' batinku.
"Maaf pak saya terlambat." Kataku memasang tampang polos tak bersalahku sambil menunduk.
"Kau tahu Nona ini sudah pukul berapa?" Tanyanya mengintimidasiku.
"Pukul 08.00 pak." Kataku datar sambil melihat jam tangan di pergelangan tangan kiriku.
"Nona jika kau terlambat sekali lagi di kelasku. Resikonya seluruh temanmu ini akan mendapat C." Katanya, seluruh kelas berteriak kesal. Yang jelas itu bukan urusanku, aku juga tidak peduli dengan mereka.
"Baik pak." Kataku mematuhinya. Langsung saja aku berjalan ke arah bangku kosong yang ada di posisi paling belakang. Ketika aku sedang berjalan, seorang mahasiswi tiba-tiba menggeser kakinya dan membuatku terjatuh berlutut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriends is a Gangster
RomansaBagaimana rasanya jika kau mempunyai seorang kekasih yang suka membunuh?