curious

110 3 0
                                    

Rose POV

Pelukan ini, bisa kurasakan ketulusannya, hangat tubuhnya dan kudengar detak jantungnya yang sedikit berisik. Sungguh, setelah ayah dan kakakku, dia pria yang memberiku kenyamanan dan ketenangan hanya dengan pelukan.

Tiba-tiba bunyi dering handphone memecah keheningan yang kami ciptakan. Dilepasnya pelukanku lalu mengambil handphone itu dari saku celananya, sedikit kecewa namun yasudahlah..

Dia memandangi layar handphone miliknya sedikit lama sebelum mengangkatnya, raut wajahnya tidak bisa terbaca sama sekali, ekspresinya datar dan menatap lurus ke layar handphone. Dia melangkah menjauhiku dan mengangkat teleponnya, namun aku masih bisa mendengar apa yang ia katakan dari sini.

'Halo?'

'..'

'Untuk apa? Aku tidak ingin kembali, aku sudah bahagia disini.'

'..'

'Itu yang kubenci bu, ayah selalu memintaku kembali dan meneruskan bisnisnya. Bisnis yang kubenci.'

'..'

'Aku sangat menyukai pekerjaanku, daripada memusnahkan akan lebih baik jika mengobati.'

'..'

'Sampai kapanpun bu, aku tidak akan mau menerima bisnis itu. Aku tidak akan berubah pikiran.'

'..'

'Yasudah, jaga kesehatan bu. Aku mencintaimu.'

Mendengar percakapan teleponnya, sudah bisa dilihat bahwa dia memiliki masalah dengan ayahnya dan juga bisnis ayahnya.

Dia berjalan kearahku dengan senyuman diwajahnya, aku menyambut senyumannya dengan tersenyum simpul juga. Dia duduk disebelahku lagi, dia membetulkan tatanan rambutku agar terlihat rapi kembali.

"Apa kau ada masalah? Kau bisa membagi masalah itu denganku, karena aku juga sudah berbagi kesedihanku denganmu."

"Ayahku menginginkanku untuk menggantikan ia menjadi penerus bisnis miliknya, tetapi aku menolaknya."

"Bisnis apa?"

"Hmm..., suatu saat nanti kau akan mengetahuinya." Dia ini sangat membuatku penasaran, dia pria tampan yang selalu mempunyai kejutan.

Thomas POV

Aku sudah menduga jika ayahku akan datang setelah memintaku untuk pulang atau menggatikannya, keras kepala dan tidak mau kalah adalah ciri khas ayahku. Dia akan berusaha meyakinkan, mendapatkan, melenyapkan sesuatu, tidak mau tahu apa konsekuensinya dan bagaimanapun caranya, dia harus bisa.

Rambutnya sudah mulai terlihat memutih sebagian, ayahku yang tak terkalahkan ini mulai menua tetapi tetap, tak terkalahkan. Ayahku tak henti-hentinya tersenyum memandangku yang memakai jas kedokteran milikku, kebanggaan tersirat jelas di sorot matanya. Jujur aku senang sekali jika ia berkunjung, tetapi aku mulai tidak senang ketika ia mulai membahas bisnisnya.

Diseruputnya kopi hitam tanpa gula yang dipesannya 10 menit lalu, keramaian kantin rumah sakit tidak mengganggunya sama sekali, terkadang ia tersenyum ketika mendengar anak-anak sedang bermain atau bercanda di sekitarnya.

"Sudah lama sekali aku mengunjungi negara ini, sudah lama juga aku tidak berkunjung ke rumah sakit, bau obat yang menyengat lalu melihat orang-orang yang sedang sakit membuatku tidak tahan, tetapi disini ada anak-anak yang sedang bermain, jadi itu tidak masalah sekarang."

"Ayah masih melakukan olahraga kan?"

"Oh! tentu saja, aku sudah tidak minum alkohol lagi setelah aku tumbang 2 tahun lalu, aku juga tidak pernah menghisap cerutuku lagi. Ibumu akan sangat marah jika aku melakukannya, dia akan mogok bicara dan mendiamkan ayah. Wanita yang kejam." Selain sifat keras kepala, ayahnya ini sangat suka dengan selera humor dan menyenangkan, jadi ketika berbicara dengannya terasa seperti berbicara kepada kawan lama.

"Apa ayah masih mengkonsumsi jus dan sayur?"

"Ahahaha, ayah sangat rutin mengkonsumsi kedua hal itu. Bahkan ayah rasa, lemari es di rumah akan segera tumbuh rumput dan menjadi sebuah taman mini di dalam rumah." Aku tertawa mendengarnya, ayahku ini sangat patuh pada ibuku, bukan karena ia takut dengan istri tetapi dia takut tidak mendapat perhatian dari istrinya lagi karena di diamkan. Ibu sudah sabar luar biasa ketika mendapati pekerjaan ayah yang luar biasa beresiko, jadi ayah memberikan ibuku sebuah balasan dengan patuh kepada apa saja yang diperintahkan ibuku, karena ia tahu semua itu untuk kebaikannya sendiri.

"Bagaimana kabar ibu?"

"Ibumu? Ibumu sangat sehat dan sangat rajin ke salon, membeli alat masak dengan berbagai macam bentuk, membeli tas dan sepatu. Yah..., seperti itulah.."

"Apakah tabungan ayah tidak akan menipis?"

"Apa yang tidak untuk ibumu, seluruh uang ayah itu milik ibumu kau tahu!"

"Siapa yang mencetuskan hal seperti itu?"

"Ibumu, hehehe..." aku tergelak mendengar hal itu, bukankah ibuku sangat beruntung mendapatkan ayahku?

"Jadi ayah, apa yang membawamu kemari?"

"Kau tahu kan, ayahmu ini mau apa? Ayah sudah tua dan lelah, ayah hanya ingin menghabiskan masa tuaku bersama ibumu dengan tenang. Kau bisa menyambinya sebagai dokter kalau bisa."

"Ayah tahu persis apa jawabanku, mengapa repot-repot kemari hanya untuk bertanya hal itu?"

"Aku tahu, tapi ada yang lebih ingin ketanyakan pada dirimu."

"Apa itu?"

"Apa aku akan segera mendapat menantu darimu?"

"Ayah, kau memata-mataiku ya?"

"Ah tidak, cuma ketika sedang jalan-jalan anak buahku melihatmu bersama gadis cantik."

"Ayah, berhentilah menjadi kamera pengawasku."

"Tidak bisa. Kau anakku satu-satunya yang tampan dan mirip sepertiku, kau juga harus dapat wanita yang seperti ibumu." Katanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ibu pasti marah jika dia mendengar ayah berkata aku mirip dengan ayah."

"Nah, benarkan, dia memang wanita yang kejam. Aku juga ikut bekerja keras membuatmu hingga jadi tampan seperti ini." Ucapnya dengan SANGAT bangga.

"Astaga." Kataku sambil memijat pangkal hidungku.

"Jadi..., kapan aku bertemu dengannya?"

"Aku tidak bisa memastikannya, karena dia juga sibuk dengan perusahaannya."

"Perusahaan?"

"Ya, dia adalah bos besar dari Johnson group."

Wajah ayahku berubah datar, rautnya wajahnya menjadi serius.

"Oh." Dia kembali menyeruput kopinya.

"Ayah pergi dulu, ada urusan." Ucapnya.

Dia menepuk bahuku sambil tersenyum tapi juga menghela napas, dia pergi dengan membuatku penasaran. Apa yang membuat ayahku yang hebat menghela napasnya seperti itu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Girlfriends is a GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang