Rose POV
Aku mengikuti kemana perginya gadis ini, aku berjalan ke arah belakang restoran, terdapat beberapa pelayan yang mondar-mandir karena pekerjaan masing-masing.
Aku mengenal Samantha karena Lucas pernah menceritakan gadis ini, Lucas bercerita bahwa ada seorang gadis yang sama kuatnya dengan diriku tetapi gadis itu tidak mempunyai kekuasaan. Lucas bilang gadis ini hanyalah tangan kanan seseorang yang lebih berkuasa dariku. Lucas mengatakan bahwa saat dia hendak mencari korban untuk obsesi gilanya, dia bertemu dengan gadis ini yang mengacaukan aksinya, Lucas segera mencari tahu tentang gadis ini dan dia bercerita bahwa tidak ada yang bisa mengacaukan rencananya apa lagi membuat korbannya pergi maka dari itu dia segera mencari tahu tentang siapa sebenarnya gadis ini.
Mataku dapat menangkap sosoknya yang kini berada di luar restoran tepatnya di seberang jalan. Terlihat dia sedang berdiri di pembatas jalan sambil menyelipkan sebatang rokok ke bibirnya, dia mengambil pematik dari kantong celananya dan segera menyalakan rokoknya.
Tanpa berpikir panjang, kakiku melangkah ke arahnya dengan santai dan tidak terburu-buru. Aku segera berdiri disampingnya dan ikut bersandar pada pembatas jalan.
"Mau?" Dia menawariku rokoknya.
"Tidak, terima kasih." Tolakku.
"Kenapa?" Dia bertanya padaku lagi.
"Aku bersama pacarku, nanti mulutku bau rokok jika akan menciumnya." Kataku yang membuatnya tertawa.
"Mengapa? Apa dia tidak suka merokok?" Katanya sambil tertawa kecil.
"Dia seorang dokter, jadi aku harus jaga image di depannya." Kataku.
"Wow, dokter huh? Hebat sekali, pasti dia sangat pintar dan berpendidikan, dia menyelamatkan banyak nyawa." Katanya dengan kembali menyesap rokoknya.
"Hmm, ya. Memangnya kita, bukan menyelamatkan orang malah membunuh orang." Kataku terkekeh sambil melipat kedua tanganku di depan dada.
"Lambat laun dia akan tahu siapa dirimu, jika dia dapat menerima keadaanmu maka bersyukurlah, tapi jika dia tidak bisa, lebih baik lepaskan saja. Kau tahu kan? Dalam pekerjaan kita mereka yang kita sayangi menjadi kelemahan bagi kita dimata musuh." Jelasnya padaku, dia benar sepenuhnya, aku tidak dapat menyalahkan perkataannya.
"Kau tidak akan mengulangi kesalahan ayahmu kan?" Katanya yang sukses membuatku menatapnya tajam.
"Apa maksudmu?" Tanyaku sambil menahan amarahku yang sekarang sudah sampai tenggorokan.
"Maksudku, apa ayahmu tidak pernah bercerita mengapa kau sampai bisa kehilangan kakak laki-lakimu dan ibu tercintamu?" Tanyanya padaku membuatku penasaran.
"Kau tahu semuanya? Ceritakan cepat!" Pintaku sambil meraih kerah jaket yang dipakai gadis ini.
"Lepaskan dulu, kau mau kita bertarung disini?" Katanya yang membuatku harus menetralisir amarahku dan mencoba berpikir jernih. Perlahan tanganku melepaskan genggamannya dari kerah gadis ini.
"Nona Rosella Johnson, ayahmu dulu adalah yang terhebat. Semua iri padanya, kekuasaan dan kekuatan berpihak padanya. Semua orang ingin menjatuhkannya, dan pada suatu hari seseorang yang juga mempunyai kekuasaan dan kekuatan sama seperti ayahmu menaruh dendam pada ayahmu. Dia mengambil ibumu ketika kau kecil, ayahmu murka dan mencari siapa dalangnya, ayahmu telah menemukan dalangnya dan ayahmu menghabisinya dengan memenggal kepala sang dalang. Dia berhasil membalas kematian istrinya, tetapi ayahmu melakukan kesalahan lagi dengan meninggalkan seorang anak laki-laki dari sang dalang. Dan pada suatu hari, anak sang dalang mendapatkan kakakmu, itu belum selesai, dia masih menuntut dendam yang lain." Katanya panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriends is a Gangster
RomanceBagaimana rasanya jika kau mempunyai seorang kekasih yang suka membunuh?