Rapat sialan itu membuatku menguras emosi lebih banyak dari biasanya. 'Sialan.' Batinku.
Setelah sampai diruanganku, kusandarkan punggungku di kursi kerjaku. Kuambil handphoneku yang tergeletak di atas meja kerjaku, kutelusuri kontak nomor orang yang sedang kutuju. Bingo, kutemukan namanya.
Kutekan tombol telfon untuk menghubunginya, tidak lama setelah nada sambung, terdengar suara bariton seorang pria dari sebrang sana.
'Halo.' Katanya.
"Aku telah menerima paket dari seseorang." Aduku.
'Ah.., lalu apa masalahnya. Toh hanya sebuah paket.' Katanya sambil terkekeh kecil.
"Temukan pengirimnya, Antoni." Kataku tegas.
'Baiklah.' Katanya disertai nada putus.
Aku dapat mengandalkannya, Antoni adalah temanku baikku sekaligus tangan kananku. Aku mempercayainya dan dia juga tidak pernah membuatku kecewa dengan mempercayainya
Antoni Marcello
Kuletakkan handphoneku kembali di atas meja kerjaku dan kukerjakan beberapa dokumen yang sudah tersedia di atas mejaku.
Terdengar seseorang mengetuk pintu ruanganku, "masuk." Kataku.
Terlihat Lucas sekertarisku sedang membawa seseorang di belakangnya, seorang pria dengan perawakan tinggi tegap dan wajah tampan yang membuatnya makin menarik perhatian.
Carl Lucas
"Maaf mengganggu nona, seseorang ingin menemuimu." Katanya singkat sambil memberi jalan untuk pria itu.
Pria itu berjalan melewati Lucas dan duduk di kursi di depan meja kerjaku dengan lancang tanpa dipersilahkan. "Lucas kau boleh pergi." Perintahku pada Lucas. Lucas mengangguk dan segera pergi menghilang di balik pintu.
Kutatap pria asing ini yang sedari tadi memandangku intens, ternyata ketampanannya tidak menjamin etika dan kepribadian seseorang. "Maaf, tuan apa ada yang bisa saya bantu?" Tanyaku padanya, dia tidak bergeming dengan pandangannya yang masih intens terhadapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriends is a Gangster
Storie d'amoreBagaimana rasanya jika kau mempunyai seorang kekasih yang suka membunuh?