5

10.6K 1.3K 57
                                    

Flo yang baru saja datang segera duduk disamping Yura. "nih..." Flo memberikan sebuah undangan kepada Yura.

"Dari siapa nih?" tanya Flo.

"Dari  Susan, doi ultha dan kita akan pesta di club" ucap Flow senang.

Yura menghembuskan napasnya "gue kayaknya nggak ikut deh. Lo tahu kan gimana papa gue".

"Tapi kali ini aja deh Ra gue mohon lo ikut ya. Soalnya banyak cowok cakep lo disana. Lagian Susan itu sepupu gue dan dia pengen lo dateng atau lo ajak Taki" ucap Flo.

Yura menghela napasnya "Lo tahu kan kalau Susan itu masih marah sama gue karena gue ngancurin hubungannya sama si penjahat kelamin itu. Lagian gue nggak mau melibatkan Taki. Lo tahukan perasaan Taki ke gue gimana. Gue nggak mau ngasih dia harapan".

"iya sih kasihan si Taki coba kalau dia suka sama gue aja. Hmmm...kayaknya Susan udah sadar kalau lo itu sebenarnya baik Ra" ucap Flo.

"gue nggak yakin dia sadar, susan terlalu cinta sama cowok busuk itu" Yura menghela napasnya "Irma pergi nggak?" tanya Yura karena jika Irma tidak pergi ia juga tidak ingin pergi ke club.

"katanya kalau lo pergi dia juga pergi" jelas Flo karena biasanya Irma akan ikut jika Yura ikut.

"Gue males aja ntar Susan mau balas dendam sama gue. Dia nggak rela pisah sama Ben dan gue udah ngancurin hubungan mereka karena gue tahu, Ben hanya mempermainkan persaan Susan" jelas Yura mengingat pertengkarannya dan Susan setahun yang lalu.

Susan merupakan teman SMPnya. Dulu mereka adalah empat sahabat yang saling mendukung satu sama lain. Setelah SMA Susan memutuskan untuk masuk ke SMK karena ia ingin menjadi seorang desainer. Sebenarnya Yura juga ingin menjadi desainer namun ia mengurungkan niatnya, karena ia pasti akan diminta untuk melanjutkan kuliahnya diluar negeri. Yura tidak ingin berpisah dari Anita dan Revan, makanya ia memutuskan untuk sekolah di SMA pilihan Anita.

Persahabatan Yura, Irma, Flo dan Susan semakin erat, walaupun Susan berbeda sekolah.  Namun karena  laki-laki bernama Ben, persahabatan mereka hancur. Kejadian itu setahun yang lalu ketika Yura melihat Ben selingkuh dengan wanita lain. Tentu  Yura marah karena Ben telah menghianati Susan sahabatnya.

Yura membuat rencana bersama Irma dan Flo agar memisahkan Susan dan Ben. Yura berpura-pura menyukai Ben dan mengajaknya berkencan. Yura meminta Flo mengajak  Susan ke cafe agar melihat Yura dan Ben makan siang bersama. Susan marah dan akhirnya hubungannya dan Ben putus. Ben ternyata lebih mencintai Yura dari pada Susan.

"Lo jadi pergi kan?" Tanya  Flo penuh harap.

"Hmmm gue mau sih pergi tapi, gimana izin sama Papa ya?" Ucap Yura memikirkan cara agar Revan mengizinkannya.

"Gimana kalau lo bilang kita ada tugas kelompok, dan bilang aja gue nggak bisa keluar rumah karena adik gue lagi sakit. Jadi tugasnya dikerjain dirumah gue" ucap Flo.

"Gila lo, gue nggak bisa bohong sama Papa apa lagi bawa-bawa adik lo yang sedang sakit. Kalau adik lo sakit beneran gimana Flo" kesal Yura.

"Yah...gimana..hanya itu rencana yang mungkin bakalan berhasil agar lo dizinin Bokap lo nginap di rumah gue" Flo menatap Yura serius.

"Oke deh..." ucap Yura pasrah karena hanya itu alasan yang paling logis agar ia bisa pergi ke club.

Yura berusaha meminta izin agar ia bisa menginap dirumah Flo dan dengan perdebatan panjang akhirnya ia diizinkan Revan untuk menginap di rumah Flo. Yura di jemput Flo tepat pukul lima sore.

Saat ini Yura, Flo dan Irma sedang bersiap-siap pergi ke club dimana pesta ulang tahun Susan diadakan. Seperti biasa penampilan Yura sangat memukau. Ia memakai dress bewarna navy tanpa lengan dan ketat. Dress itu sangat pendek hingga memperlihatkan paha mulusnya.

Irma tak kalah seksi ia memakai dress dengan model yang sama tapi bewarna merah dan Flo juga memakai model baju yang sama dengan warna hitam.

Mereka menaiki mobil yang dikemudikan Flow. Untuk pertama kalinya Yura pergi ke sebuah Club. Ia sering mendengar cerita-cerita dari sahabatnya, bagaimana suasana Club. Jika saja Mama dan Papanya tahu jika ia pergi ke Club, bisa-bisa Yura akan dipaksa pulang dan kemungkinan besar ia akan mendapatkan hukuman.

Mereka memasuki Club dan tersenyum saat melihat Susan melambaikan tangannya. Mereka melangkahkan kakinya mendekati Susan. Yura menatap jijik ketika matanya menemukan pemandangan beberapa pasangan sedang bercumbu. Apa lagi bau menyengat dari beberapa jenis minuman. Ia tidak menyukai bunyi dentuman musik yang membuat jantungnya berdegub seakan-akan ingin keluar.

"Hai Yura..." ucap Susan memeluk Yura. "Makasi sudah datang" ucap Susan.

"Gue terkejut lo mau ngundang gue mengingat kejadian waktu itu" ucap Yura melepaskan pelukan Susan.

Susan mengangkat kedua bahunya acuh dan menatap Yura sinis. "dulu gue sempat putus sama Ben, tapi sekarang gue balikan. Dia bilang gue lebih baik dari pada lo dan bahkan gue lebih cantik" ucap Susan. Ia kemudian melambaikan tangannya memanggil laki-laki tampan agar mendekatinya.

Yura melihat sosok Ben melangkahkan kakinya mendekati mereka, tapi matanya menangkap seseorang yang berada tidak jauh dari Ben yang sedang menatapnya tajam. Laki-laki itu masih terlihat tampan dengan baju kasualnya dan ia menampakan aura yang membuat siapa saja yang melihatnya merasa terintimidasi.

Ben memeluk Susan dan mencium bibir Susan. Susan berharap Yura akan cemburu dan marah melihat kemesraanya bersama Ben. Tapi bukanya cemburu, Yura sama sekali tidak menghiraukaanya karena tatapan matanya saat ini tertuju pada laki-laki yang sedang menatapnya dingin hingga membuat keringat dinginnya membasahi tubuhnya.

Yura mengalihkan pandanganya, tanpa menghiraukan kedua sahabatnya Flo dan Irma yang sedang asyik mengobrol dan berjoged dengan teman-teman mereka. Yura memilih untuk duduk. Susan kembali mendekati Yura dan menyerahkan Yura segelas minuman.

"Ben bilang dia hanya kasihan padamu dan ia menyesal telah menghianatiku" ucap Susan sambil menggoyangkan minumannya.

Yura merasa gelisah dan ia juga kesal dengan sosok bekas sahabatnya yang masih menganggapnya sebagai musuh. Yura menolak meminum minuman yang diberikan susan. "sory, gue nggak bisa minum alkohol" tolak Yura.

"hahaha pantesan aja Ben menolak cinta lo. Lo itu masih saja cupu Yura" Ejek Susan.

Mau cupu mau apa kek..terserah yang penting sekarang gue bakalan dihukum sama Papa karena Kenta.

Laki-laki tampan dan dingin itu adalah Kenta yang sedang bertemu rekan bisnisnya. Yura meringis saat tiba-tiba pergelangan tangannya dicengkram seorang laki-laki yang sedang mabuk.

"temani saya malam ini dan saya akan membayarmu dengan mahal" ucap laki-laki itu menatap Yura lapar.

Mati gue...gue harus pergi dari sini.

"Maaf saya bukan wanita bayaran" ucap Yura namun lelaki itu memeluk Yura dan mencoba mencium Yura.

"lepasin brengsek!" teriak Yura namun percuma saja Irma dan Flo tidak mendengar teriakan Yura.

Yura mencoba berbicara dengan Kenta melalui sorot matanya agar Kenta mau menolongnya. Disisi lain Susan menikmati pemandangan Yura yang berhasil ia jual kepada temannya yang berpura-pura mabuk. Susan tersenyum puas saat melihat Yura tidak berdaya untuk lepas dari orang suruhanya.

"tidak ada yang bisa lolos dari Firman sayang" ucap laki-laki itu mencengkram wajah Yura dengan kasar.

Tbc.

batasan hati (proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang