Selamat membaca!!!
Perayaan ulang tahun Kenta dan Kanaya dirayakan saat mereka baru tiba di Jakarta. Semua para saudara mereka berkumpul di kediaman keluarga Alexsander. Para orang tua beserta Oma dan Opa mereka telah menyulap suasana rumah menjadi pesta kebun.
Bukan para kolega bisnis dari keluarga mereka yang diundang tapi para penghuni panti asuhan dari berbagai Yayasan beserta para kerabat dekat Dirgantara, Handoyo dan Semesta.
Yura dan yang lainya telah berganti pakaian dan bergabung dengan para keluarga beserta anak-anak panti. Tidak ada gaun atau apapun yang terkesan mewah. Mereka hanya memakai pakaian rumahan yang sederhana.
"Ini acara bukan untuk kedua putra dan putri saya saja tapi juga untuk kita semua" ucap Kenzi sambil merangkul istri cantiknya.
"Saya pernah kehilangan moment menjaga anak saya selama mereka balita sampai berumur tujuh tahun. Kesalahan yang tidak mungkin saya lupakan. Tapi keduanya yang membuat saya bangkit untuk membuktikan kepada istri saya betapa saya menyangi mereka" ucap Kenzi.
Terdengar suara tepuk tangan dan keceriaan mewarnai pesta sederhana ini. Terlihan banyak sekali makanan yang telah terhidang untuk para tamu. Kenta dan Kanaya juga bersiap memberikan beberapa cendramata untuk anak-anak panti.
"Kak...lo suka ya sama Yura?" tanya Kanaya sambil menyalami para tamu.
"Yah...ditanya malah diem...cemen lo kak" ejek Kanaya. "Lo masih suka sama Mbak Aira?" tanya Kanaya.
Sesosok wanita berhijab terlihat sangat cantik dan menawan. Senyuman dibibir wanita itu membuat hati terasa tenang karena wanita itu sangat rendah hati dan baik hati.
"Lihat Mbak Aira tambah cantik walaupun sudah janda. Tapi Yura juga menawan" ucap Kanaya.
Sulit sekali membaca raut wajah Kenta namun Kanaya dapat memastikan jika saat ini Yura telah mengisi ruang kosong di hati Kakak kembarnya itu.
"Kalau kakak serius sama Yura kakak lamar sebelum ia dilamar orang lain. Denger-dengar kata Mama si Habibi mau ngelamar Yura!" ucap Kanaya.
"Dia masih terlalu kecil untuk menikah" ucap Kenta.
"Ye...kakak pergaulan sekarang ini bebas kalau ada yang masu serius sama Yura pasti Papa Revan bakalan setuju" ucap Kanaya. Namun Kenta tidak menjawab apapun membuat Kanaya bertanya-tanya apa yang saat ini dipikirkan oleh kepala kakaknya yang begitu keras itu.
Sementara itu Yura memperhatikan gerak-gerik wanita cantik berhijab yang saat ini sedang berbicara bersama Dona.
Benar-benar cantik, wajar kalau kak Kenta kepincut sama cewek sebaik, secantik dan sesholeha dia.
"Namanya Aira, wanita ini yang disukai Kak Kenta" ucap Tia sambil memakan somaynya.
"Ente nggak cemburu?" goda Tia.
"Nggak bisa aja tuh" ucap Yura cuek.
Sesosok wanita paru baya bergamis dan seorang pemuda tampan mendekati Yura dan Tia. Yura segera melangkahkan kakinya menghamburkan pelukanya "Umi.." teriak Yura. Wanita itu adalah Umi Lena dan Habibi yang juga di undang di pesta ulang tahun Kenta.
Umi Lena mengelus kepala Yura "Tambah cantik anak Umi" ucap Umi Lena.
Yura melihat Habibi dan ia menangkup kedua tanganya "Apa kabar Kak Habibi" ucap Yura.
Habibi tersenyum dan ia menangkup kedua tanganya "Kabar Kakak baik Yura" ucap Habibi.
Tia menyenggol lengan Yura "Kenalin dong" bisik Tia.
KAMU SEDANG MEMBACA
batasan hati (proses Penerbitan)
RomansaCerita ini dalam proses penerbitan. kenapa dunia ini terasa sempit. makhluk berhati jahat seperti setan selalu saja menujukan wajah dingin dan kesombongannya. aku membencinya setiap tatapanya itu kepadaku seperti tusukan seribu jarum ke dalam jantu...