18

11.4K 1.9K 291
                                    


Selamat membaca!!!

Hal yang paling ditunggu Yura adalah saat-saat ia mulai berkuliah. Yura menahan tawanya jika mengingat tingkah kedua adiknya yang sangat overprotektif kepadanya. Yura melangkahkan kakinya menuju fakultas ekonomi. Yura memilih kuliah di jurusan ekonomi pembangunan dari pada jurusan yang sebelumnya sangat ia inginkan yaitu jurusan Desain pakaian. Semua perubahan penampilanya membuat teman-temannya terkejut.

Banyak bisik-bisik mahasiawa lainnya saat menarap Yura yang cantik dengan hijabnya dengan tatapan kagum. Penampilan Yura yang menarik membuat para wanita iri bahkan ada beberapa temannya yang memuji Yura secara terang-terangan dan ikut memakai hijab seperti Yura.

Di kampus Yura memiliki banyak teman karena sifatnya yang jauh berubah saat ia masih SMA. Setelah kuliah Yura akan segera pulang dan menghabiskan waktunya dirumah dengan membaca atau menggambar desain busana muslim. Sebenarnya ia ingin masuk disalah satu kegiatan kampus dan rencana ia akan mengajak kedua temannya untuk masuk club karate.

Ketukan pintu membuat Yura yang sedang membaca sambil berbaring di ranjangnya segera berdiri. Tak lupa ia memakai hijabnya karena ia takut jika yang mengetuknya adalah salah satu teman dari kedua adiknya yang sangat jahil.

Yura membuka pintu kamarnya dan tersenyum saat melihat sosok Dona tersenyum padanya.

"Mama Dona" teriak Yura segera memeluk Dona.

"Ya ampun anak siapa ini cantik sekali" ucap Dona kagum.

"Hehehe Mama bisa aja" ucap Yura tersenyum.

Dona mengulurkan amplop coklat kepada Yura "Itu tiket perjalanan ke Bengkulu, dalam rangka ulang tahunnya Kanaya dan Kenta"  ucap Dona memberikan tiket pesawat kepada Yura.

"siapa aja yang pergi Ma?" tanya Yura penasaran.

"Semua cucu alexsander, para orang tua nggak ikut. Nanti kamu,  Kenta sama Vano yang jagain adik-adik kalian" jelas Dona. Atas permintaan Kenta, Vano Dirgantara diikut sertakan untuk menjaga para adik-adik mereka karena Keanu saat ini sedang berada di Jerman.

"Riyu nggak ikut Ma?" tanya Yura.

"Riyu ikut kok, nanti Mama Dona dan Papa Kenzi mau jemput Riyu di solo" jelas Dona.

Riyu adalah anak bungsu Dona dan Kenzi. Riyu sedang belajar di pesantren selama enam bulan. Tadinya Dona dan Kenzi ingin memasukkan Riyu ke pesantren selama tiga tahun tapi ternyata Dona masih belum sanggup untuk pisah dari si bungsu dengan waktu yang cukup lama. Hingga Dona memutuskan untuk segera memindahkan Riyu ke sekolah biasa yang tidak jauh dari rumah mereka.

"Yura kangen sama Riyu. Riyu anaknya lucu beda sama Kakaknya yang kejam mulutnya" ucapan Yura membuat Dona tersenyum. Dona mengelus kepala Yura dengan lembut.

"Kamu sekarang cocok deh jadi calon mantun Mama" ucap Dona.

yura tersenyum kecut, ia kemudian segera menggelengkan kepalanya "Kalau sama Riyu, Yura mau Ma. Tapi sayang Riyu jauh umurnya sama Yura dan Riyu masih kecil Ma. Kalau sama anak Mama yang satunya Yura nggak mau Ma" ucap Yura.

"Kenapa nggak mau sama Kenta?" goda Dona mencubit pipi Yura.

"Mulutnya kejam Ma. Tiap hari Yura di hina Yura bisa mati muda. Kasihan anak-anak Yura nanti kalau Papanya menjadi penyebab Mamanya mati muda karena kesal dengan kejamnya sikap Papanya" ucap Yura sambil mengkerucutkan bibirnya.

"Hahaha...Yura, Kenta itu penyayang Mama juga aneh kenapa sama kamu dia jadi cerewet begitu. Kalau di rumah Kenta itu dingin banget apalagi kalau sedang bersama Papanya" jelas Dona mengingat suaminya yang malu-malu sayang jika dihadapkan dengan sosok Kenta yang menatapnya dingin.

batasan hati (proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang