01. Park Chae Young

741 40 1
                                    

Aku tidak tau pasti apa yang terjadi, semua terjadi begitu cepat. 3 hari yang lalu eomma tiba-tiba mengatakan sesuatu yang sama sekali tidak pernah terpikir oleh ku.

" Chaeyoung-ah apa kau merindukan appa."

Aku diam. Appa merupan sosok yang tidak pernah terfikirkan olehku sejak 5 tahun yang lalu. Bagiku di tidak pernah ada di dunia.

"Sayang, bila eomma terpaksa pergi. Bisakah kau tinggal bersama appa?"

"Shiro. Eomma untuk apa aku tinggal bersamanya? Hidup kita baik-baik saja. Eomma pergi aku akan ikut. Bila eomma tidak mau membawaku aku akan tetap tinggal bersama imo, yang pasti aku tidak mau tinggal bersamanya." Aku sama sekali tidak pernah berfikir akan kembali tinggal dangan pria itu.

Aku melihat ekspresi wajah eomma yang tersenyum melihatku kemudian memelukku sambil pengelus rambutku.

"Ara. eomma sudah tau kau akan menolaknya."

"Tapi eomma hanya minta satu hal. Bila eomma terpaksa pergi dan tidak bisa membawamu, tinggal lah bersama appa dan oppa mu. Eomma tau kau membecinya, tapi kau juga merindukan oppa mu bukan? Hanya appa mu yang bisa menjaga anak bandel seperti mu." Lanjut eomma sambil mencolek hidung ku.

Aku sangat ingat pembicaraan ku dengan eomma malam itu, tapi aku sama sekali tidak mengira malam itu merupakan pembicaraan terakhir kami.

Keesokan harinya. Saat aku masih tidur diatas kasur, bahkan matahari belum keluar dari persembunyiannya. Imo membagunkanku dan mengatakan eomma mengalami overdosis dan sedang dilarikan dirumah sakit.

Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, aku hanya pasrah saat imo menarikku dari atas kasur. Aku tidak ingat sejak kapan aku mengenakan mantel, sendal, dan berada dirumah sakit, bahkan aku tidak ingat apa aku menggunakan kakiku untuk berjalan. tanpa sadar aku sudah mendengar dokter meminta maaf karena nyawa eomma sudah tidak tertolong.

Hari itu, dan detik itu pula aku menagis sejadi-jadinya. Tidak bisa menyalakan siapapun karena aku tidak tau apa yang terjadi. Yang kutau hanya eomma pergi meninggalkanku selama-lamanya dan tidak akan kembali.

***

Seorang laki-laki paru baya masuk kekamarku tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Dia diam didepan kasurku sambil memegang berkas di tangan kanannya tanpa mengeluarkan suara sediktpun

Aku juga diam tidak mengubris kehadirannya, aku hanya melihat jarum detik jam yang terus bergerak, dan membuat jarum menit juga mulai bergerak. Aku bahkan tau sudah 7 menit pria itu berdiri memperhatikanku tanpa berbicara. dan kemudian pria itu melembar berkas-berkas ditangannya ke atas kasurku, tepat didepanku.

Aku melihat dua map dikasurku, yang satu memiliki melambangkan sekolahku dan yang satu merupakan lambang sekolah swasta terkenal di sini. Kemudian aku melirik pria itu dan kemudian kembali melihat jarum jam yang terus bergerak.

"Mulai besok kau akan sekolah di Glob High school". Katanya.

"Aku sudah sekolah". Jawabku tanpa menoleh kearahnya.

"Kau sudah pindah."

Aku langsung menoleh dan memperhatikan wajah pria itu. Kemudian terdengar suara ketukan pintu. masuk seorang pelayan yang sambil membawa seragam sekolah glob. Kemudan dia pamit dan menulinggalkan kami berdua.

"Kau tidak punya pilihan lain." Kata pria itu kemudian pergi meninggalkan kamarku.

"Appa!!!" Teriakku. Tapi pintu kamarku sudah tertutup. Aku langsung melempar seragam tersebut kearah pintu.

Pintu kamarku kembali terbuka, seorang namja yang jelas terlihat lebih tua dariku berdiri disamping pintu dengan tangan yang masih memegang hendel pintu.

Kemudian dia menutup pintu dan berjalan kearahku sambil mengambil seragam yang kulempar tadi dan mengantungya di kenop pintu lemari.

Namja itu menatapku, aku dapat melihat matanya yang sedikit bengkak, meskipun mataku lebih parah.

Dari raut wajahnya jelas kamu memiliki kesedihan yang sama. Dia masih menapatku kemudian memelukku. Bahunya bergetar tanda dia sedang menagis. Dan aku tidak dapat menyembunyikan tangisku lagi.

"Oppa". Setelah kami berdua tenang. Aku mengeluarkan suara terlebih dahulu.

Namja itu adalah oppa ku. Park Chan Yeol. Sambil duduk diatas kasurku dia menatapku, tampa mengelurkan suara.

"dimana... eomma." Tanyaku.

"Eomma bersama halmoni."

Aku hanya diam. Ya 2 hari yang lalu saat eomma pergi, saat aku masih menagis di depan ruang UGD, tiba-tiba 2 orang pria membawaku paksa. Aku sempat berontak, meneriaki imo agar membantuku. Tapi imo hanya diam menangis, kemudian memelukku dan terus mengucap kata maaf. Kemudian mereka membawaku pergi dan didisinilah aku sekarang.

2 hari aku dikurung dalam kamar ini, mereka hanya membuka pintu saat memberiku makan. Mereka benar-benar membuatku berada dipenjara, bahkan aku tidak dapat memberi penghormatan terakhir pada eomma.

Baru tadi pagi pintu kamarku dibuka karena itu baru sekarng aku bisa menanyakan berita dari oppa.

"Turuti kemauan appa." Ucap chanyeol oppa. Setelah aku menceritakan semua yang terjadi.

"Kau tau kau tidak akan bisa melawannya." Lanjutnya.

"mungkin ini yang diinginkan eomma." Lanjutnya lagi. Aku masih diam. Memikirkan semua yang diucapkan chanyeol oppa. Memikirkan segala kemungkinan kenapa aku harus tinggal dengan appa. Kenapa eomma membawaku kesini.

.
.
.
.
.

Haii... terima kasih sudah mau mampir dan baca carita pertamaku. Semoga kalain suka ya 😄😄😁.

Mohon maaf seandainya ada typo atau ceritax kurang menarik.

Thx semua...

DEAD-END (Rose x Baekhyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang