Chaeyoung memandang bangunan besar didepannya. Sebuah tugu lambang sekolah Glob terpasang tepat ditengah gerbang sekolah.
Dia tidak pernah menyangka akan masuk ke Sekolah yang sangat terkenal se-Seoul sebagai sekolah bergengsi dengan fasilitas yang luar biasa mendukung. Tidak banyak yang dia tau tentang sekolah barunya ini, yang dia tau hanya sekolah ini hanya dapat dimasuki oleh orang-orang yang memiliki kuasa, entah uang, jabatan, nama atau karena otak mereka yang luar biasa pintar. Dan hal lain yang dia tau bahwa kakaknya merupakan pelajar di sekolah bergengsi ini. Hanya sebatas itu informasi yang dia punya.
Sangat berbeda dengan sekolah lamanya, dimana dulu dia sekolah di sekolah internasional karena dia sempat menempuh sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Australia, yang terlihat seperti sekolah pada umumnya di Seoul, yang membedakan hanya bahasa utamanya adalah bahasa Inggris bukan bahasa Korea.
Jam sudah menunjuk pukul 7.45 pagi, dimana murid-murid sudah memasuki kawasan sekolah yang mayoritas diantar menggunakan kendaraan mewah yang dilengkapi dengan supir pribadi masing-masing.
"Benar-benar seperti kehidupan kerjaan, apa disini juga diajarkan berperilaku layaknya bangsawan seperti dongeng-dongeng.." itu pemikiran pertama chaeyoung saat memasuki gerbang sekolah dan memperhatikan orang-orang sekitarnya.
Dari penampilan murid-murid disini, chaeyoung hanya punya 2 tipe penilaian
Rapi atau modis.
***
Chaeyoung melangkah mengikuti langkah wanita didepannya. Melewati setiap lorong dan pintu-pintu disekitar mereka. Kemudian wanita itu berhenti didepan sebuah pintu yang tertulis 2 - 2. Chaeyoung melangkah masuk mengikuti wanita tadi yang kini sudah berdiri didepan puluhan murid yang memandangi dirinya.
"Selamat pagi semua. Seperti yang kalian lihat, hari ini kita kedatangan murid baru yang akan menjadi teman kalian selama 2 tahun ke depan." Ucap wanita itu. Yang seingat chaeyoung bernama Cheon Soo Yeon dan akan menjadi wali kelasnya selama 2 tahun ke depan.
"Silahkan perkenalkan dirimu" pintanya, sambil memandang chaeyoung.
"Perkenalkan nama saya Park Chae Young." Ucap chaeyoung sama sekali tidak berminat.
"Hanya itu?" Tanya Miss Cheon setelah chaeyoung sama sekali tidak ada tanda-tanda ingin melanjutkan perkenalannya, dan dibalas sekali anggukan oleh chaeyoung.
"Oke, sepertinya hanya itu yang bisa kalian ingat, kalian bisa saling mengenal saat jam istirahat, dan kau bisa duduk di kursi kosong sebelah sana." Tunjuk Miss Cheon dikursi barisan kedua paling belakang disamping jendela.
Kemudian chaeyoung sedikit menunduk memberi hormat. Bagaimanapun chaeyoung masih punya sopan santun terhadap orang yang lebih tua.
Setelah chaeyoung duduk ditempatnya, Miss Cheon keluar dari kelas kemudian masuk seorang pria paru baya yang diyakini chaeyoung sebagai guru Bahasa Mandarin, seandainya dia tidak salah membaca jadwal di ruang tata usaha tadi.
"Oke rose, Wellcome to the hell.." ucap chaeyoung menyemangati dirinya sendiri.
Mungkin mulai hari ini itu akan menjadi kata penyemangat chaeyoung.
***
Bukan hal aneh lagi seandainya semua pandangan tertuju kearah kelima sahabat itu dan membuat mereka menjadi pusat perhatian, bukan hanya pandangan kagum tapi pandangan iri juga tidak suka sering mereka dapatkan. Bagai mana tidak, mereka berlima bisa membuat semua orang terlihat kecil. Bukan hanya tampang yang luar biasa sempurna, otak encer, bahkan nama mereka sudah sangat dikenal bukan hanya dilingkup sekolah bahkan warga Seoul pun mengenal mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAD-END (Rose x Baekhyun)
RandomSebagai seorang chaebol Park Chae Young benar-benar memanfaatkan kekuasaannya sebagai balas dendam terhatap perlakuan ayahnya terhadap dirinya, memberontak adalah hal yang terbaik dan kebebasan adalah jalan keluarnya. Chaeyoung akan melakukan apapun...