Prolog

3.1K 112 5
                                    

Mataku perih tak tertahan, air mata itu menerobos keluar dan terjatuh dari sudut mataku, dia di hadapanku...dia wanita yang suamiku cintai...dia yang suamiku sembunyikan dibalik tingkah canggungnya 1 tahun ini...dia yang terlalu cantik hingga aku tak bisa menyangkal keberadaanya yang mungkin membuat hari-hari lelah suamiku ceria. Ku rapatkan tanganku yang mulai gemetar berusaha keras menahan tubuhku yang mulai lemas dan bergetar.

"Kenapa harus suami saya?" Pertanyaan bodoh itu terucap seiring air mataku yang tak henti-hentinya terurai. Perih...perih batinku sampai rasanya aku tidak bisa benar-benar merasa berpijak didunia. Tanpa rasa bersalah dia menatapku.

"Dia lebih dulu mencintai saya...kamu hanya wanita yang dikenalnya 4 bulan lalu dinikahi, saya menjalin hubungan 7 tahun dengan dia, bahkan rumah tangga kalian belum selama itu. " jawabnya santai.

"Tapi saya istri sahnya...saya ibu dari anaknya...atas dasar apa anda membandingkan hubungan halal dan haram anda yang selama 7 tahun itu?" Bentakku. Dia tersenyum sinis, matanya ikut berkaca-kaca, seolah dia menyimpan luka sepertiku.

"Hati saya seperih hati kamu saat ini ketika tiba-tiba saya tau dia menikah dengan wanita lain setelah putus dari saya. Dengan mudahnya...dan jika dia ingin kembali saya rasa itu wajar...karena hanya saya yang memahami dia lebih dari kamu." Jawabnya lagi. "Apa lagi yang bisa dipertahankan jika bahkan dalam rumah tangga tidak ada cinta didalamnya. Pertemuan ini hanya akan menyakiti diri kamu sendiri sementara dia lebih mencintai saya." Dia berdiri. "Maaf...tapi saya tidak bisa pergi dari dia...cukup waktu itu saya kehilangan dia." Dia berlalu begitu saja, tanpa memperdulikan apa yang akan aku katakan setelah itu.

Aku menangis sejadi-jadinya, memukul-mukul dada kiriku, semua orang dikafe memperhatikanku bahkan tak sedikit yang mendekat lalu bertanya, aku tidak bisa berkata apapun, aku tidak bisa menjelaskan apapun...yang aku tau, rasa sakit ini luar biasa hebatnya sampai aku tidak sadar diamana aku menangis.

Kenapa aku bisa sebodoh itu? Kenapa bahkan aku tidak membiarkan alasan muncul diantara cintaku yang besar pada laki-laki brengsek yang telah mencuri hatiku, kenapa aku membiarkan dia memiliki aku sepenuhnya sampai aku bahkan tak pernah merasa memilki diriku...aku dihianati dengan cara yang menjijikan, aku dicampakan karena seorang wanita, hatiku yang satu seketika hancur berkeping-keping, musnah...melebur dengan debu, lenyap ditelan angin...entah apa yang akan terjadi setelah ini...aku ingin mati saja rasanya...aku ingin lenyap seperti puing-puing hatiku yang sesaat lalu lenyap, tapi sekali lagi aku ingat ada Kenzo puteraku yang tengah menantiku dirumah, ada puteraku yang menguatkan ku dengan senyum polosnya yang menyejukan namun juga kini terasa menyakitkan karena seolah aku telah menghinati senyumnya, menukar kebahagiaannya dengan luka yang akan menjadi trauma semur hidupnya.

Ku kejar wanita itu, dan ku tarik lengannya.
"Ada banyak alsan kenapa kisah ini harus bertahan! Pertama, tidak akan pernah ada ruang bagi orang yang menghalalkan hubungan haram apapun alasannya...kalaupun kami berpisah karena orang itu dia akan mengalami luka yang sama besarnya dengan apa yang saya rasakan! Manusia tidak berhak menghukum manusia...hukum alam akan datang pada siapapun yang menantangnya! Kedua, karena cinta tak pernah bersyarat!!! Tak pernah bisa dibandingkan seberapa lama kamu berhubungan, suami saya hanya hilaf...dan sampai akhir saya percaya itu! Karena cinta itu tak pernah bersyarat..." wajah wanita itu memerah, matanya berkaca-kaca raut wajahnya berubah drastis seolah dia merasakan takut yang luar biasa. Ku lepaskan genggaman tanganku kasar dan meninggalkan wanita itu seorang diri.

Orang bilang wanita adalah manusia yang lemah. Mereka salah!!! Wanita adalah manusia yang kuat, wanita bisa menahan rasa sakit mengandung, melahirkan, wanita bisa menahan seribu luka demi menampilkan senyum pada dunia, wanita bisa membendung air matanya dan mengatakan AKU BAIK-BAIK SAJA, wanita bisa menghancurkan dunia hanya dengan lidahnya! begitupun denganku, aku berusaha menahan, namun ketika aku merasa aku harus bicara maka aku akan bicara.



Nantikan chapter 1 dari Novel Unconditional Love...masih banyak kejutan lainnya, tentang perjuangan wanita ini dalam mempertahankan harga dirinya, melanjutakan hidupnya, menghilangkan rasa sakitnya dan bagaimana dia menemukan arti dari Unconditional Love itu sendiri!!!

Ditunggu yaaaaaaaa 😊😊😊😊😊

Unconditional LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang