Minggu ini hujan, bukan hanya hujan yang terus menetes disela-sela atap rumah, bukan hanya hujan yang menetes dibalik awan, tapi hujan yang terus menetes dari sudut mata Anindiya Wilhelmina, seorang wanita muda berusia 25 tahun, wajahnya masih saja lusuh di pagi yang sejuk dengan aroma hujan yang khas, ia menatap ngangar kearah jendela besar dihadapannya, melihat hujan yang terus menetes deras membasahi jendela kamarnya. Suara hujan itu menutupi sebagian besar suara isak tangisnya yang lumayan keras. Seolah alam telah menutupi dukanya dihadapan orang lain, seolah alam memahami perasaan dukanya dan turut berduka.
Seminggu ini cukup sulit baginya, amat... setelah beberapa waktu yang lalu ia bertemu dengan wanita bernama Ranti Amalia, yang telah merenggut kebahagiaan keluarganya...dengan satu langkah semua hancur berkeping-keping. Yah 1 minggu lalu...semua berakhir 1 minggu yang lalu...
--
---
Pertengkaran demi pertengkaran terjadi tepat sehari setelah pertemuan Will begitu Anindiya Wilhelmina dipanggil dengan Ranti, yah rumah tangganya ternyata tidak lebih baik seperti sebelum ia tau apapun tentang kenyataan pahit itu. Menyesal? Tentu saja, Will berulang-ulang mengatakan bahwa mungkin sebaiknya aku tak pernah tau jika begini akhirnya. Tapi tak bisa dipungkiri, tak bisa dihindari, kenyataan itu menerpa...yang bisa Will lakukan hanya menghadapinya. Termasuk saat Roy Hadi Wibowo suaminya yang saat itu tengah marah dihadapannya karena hanya Ranti yang Will bahas.
"Aku gak ada hubungan apapun dengan Ranti! Kamu bisa gak sih gak sindir-sindir aku soal dia!" Bentaknya. Will sodorkan selembar kertas, kertas kecil dengan tulisan dokter yang tak begitu terbaca.
"Lambung aku naik Pah..." ungkap Will tanpa memperdulikan amukan suaminya. "Dokter bilang jangan stres..." tambahnya dengan suara bergetar. Belakangan Will memang sering mengeleuh sakit perut, dia bolak-balik ke dokter namun tak ada perubahan apapun, terkadang dia cerita pada suaminya yang tak beda jauh usianya dengannya hanya selisih 1 tahun tapi tak ada tanggapan apapun, suaminya semakin dingin setelah Will melahirkan bahkan semakin kesini semakin asing semenjak Ranti kembali hadir di dalam kehidupannya.
Mereka menikah muda diusia Will 23 tahun dan Roy 24 tahun. Kenapa? Karena Will tak pernah mau pacaran lama dia memiliki masa lalu percintaan yang tak berujung baik, dia hanya kenal 5 bulan dengan Roy dan setelah merasa yakin akhirnya mereka menikah. Ini sudah dua tahun, banyak yang mereka lalui selama dua tahun hidup bersama, banyak yang membuat Will terperangah dengan sikap suaminya, banyak hal sulit yang mereka temui di masa pernikahan yang masih terhitung dini. Tapi Will berkomitmen sesulit apapun itu, sesakit apapun itu, dia akan bertahan, berkali-kali Roy menyakiti...berkali-kali pula ia akan bertahan.
Will menghela nafas melihat lembaran surat keterangan sakit itu diabaikan begitu saja oleh Roy.
"Gak bisakah kamu kasih aku sedikit aja perhatian?" Ungkap Will, suasana tegang dimeja makan malam itu semakin memuncak. "Aku sakit bukan karena aku telat makan...tapi di otak aku banyak sekali fikiran tentang kamu, kita...anak kita...dan wanita itu!" Tambahku. Mata Roy melotot. "Aku istri kamu, aku mengandung anak kamu, aku orang yang melahirkan anak kamu dengan susah payah, aku orang yang menyusui anak kamu...aku..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional Love
Romance"kamu tau bahwa mencintai seseorang itu tak perlu syarat...mau kamu berubah jadi siapapun kamu tetap kamu...dan hatiku tetap sama.." "kenapa harus dia?" "itupun menjadi pertanyaanku...kenapa dia memilihku yang begini? aku tidak bisa menilai cinta se...