"Kita". Kata-kata yg dulu terucap dari bibirmu. Yg menenangkan jiwaku.
Raga kita memang hampir setiap hari bertemu.
Tapi, tidak, aku merasa bertemu orang yg berbeda.Rindu ini masih berkecambuk dalam dada. Tidakkah kau merasakannya? walaupun hanya selintas saja?.
Semudah itu kah aku terhapus dari memorimu?.Mata kita seringkali tak sengaja bertatapan. Tapi, kini yg kulihat dimatamu tak ada lagi bayanganku. Sementara dimataku masih terlihat jelas bayanganmu.
Taukah kau? ini menyakitkan. Disiksa oleh rindu yg tak berbalas. Dicambuk oleh cinta yg tak pernah berbalas.
Kenapa cinta itu ada diantara kita dulu? tidak, bukan cinta yg salah. Tapi, aku yg salah membiarkan cinta itu tumbuh lagi. Padahal aku sudah pernah jatuh sebelumnya. Tapi, bodohnya aku membiarkan diriku jatuh untuk kedua kalinya.
Dan saat aku jatuh, kau hanya melihatku dari atas dan membiarkan begitu saja tanpa rasa bersalah apalagi menolongku.
Sekarang aku percaya. Bahwa kau adalah orng terjahat dihidupku.
Tapi hanya logikaku yg percaya itu, hanya logika ku yg membencimu tidak dengan hati ini.Hati yg selalu kau rapuhkan. Hati yg kau luluhlantakan ini sangat kuat untuk mencintaimu.
Dia tak prnah kapok. Padahal dia tak kuat.
Tapi dia tidak bisa menghilangkan rasa ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemilau Senja Dan Serpihan Sisa Waktu
Подростковая литератураsebuah hati sangat bertentangan dengan logika. mencintai dan membenci pun meracau menjadi satu. merindu namun tak dirindu pun bukan lagi hal yang mencampakkan. menikmati detik kehilangan, menjadi rutinitas mengingat kenangan. untuk hati yang tak per...