pada masa itu

31 2 0
                                    

Malam ini, ku coba telusuri sebuah waktu. Menikmati sepinya malam. Tanpa bising suara kendaraan. Hanya ada suara angin serta kicauan sepi.
Dulu, aku pernah mencari seribu alasan konyol agar bisa menikmati malam bersamamu. Walau hanya hitungan waktu yg singkat. Di bawah langit yg semakin menggelap, aku pernah tersenyum disini bersamamu. Merasakan sebuah arti dari bahagia.

Namun, waktu berjalan sangat cepat. Kini, di bawah langit yg sama. Aku menangis tanpa hadirmu disini. Ingin ku coba hapuskan airmata. Namun kenangan menarik ulur perasaanku. Membawaku pada titik masa itu.
Masa dimana kau merelakan pundakmu menjadi tempat penatku bersandar.
Masa dimana kau berikan waktumu untuk meladeni rinduku.
Bagai hilang diterpa badai, semuanya hilang secepat kilat.
Mengilang tanpa bekas dan permisi. Hanya tersisakan sebuah kenangan yg lagi-lagi menjebakku dalam khayal, yg mengingatkanku perihal kamu.
Ya, kamu yg telah pergi dan tak mungkin lagi kembali. Sesak memang, namun aku terlalu pengecut untuk melawan rasa yg semakin bergejolak ini.
Ku biarkan sakit itu menggerogoti hati.
Kini, aku hancur. Bukan fisikku yg hancur, melainkan hatiku lah yg hancur.
Hancur hingga aku sendiri tak tau apa ia bisa sembuh seperti sedia kala atau tidak.

Kemilau Senja Dan Serpihan Sisa WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang