Chapter 3

1.2K 30 2
                                    

Hari ini aku gak tau kenapa ada perasaan yang aneh padaku. Mengapa aku selalu memikirkannya sampai sampai aku ingin sekali bertemu dengannya. Kenapa hatiku seperti menunggunya dan ingin dia datang kembali. Tidak aku tak suka dengan perasaan ini mengapa aku punyak perasaan ini aku ingin sekali membuang perasaan ini jauh jauh. Aku pun tersadar dari lamunanku karna sedari tadi nenekku memanggilku.

Aku cepat cepat menghampiri nenekku "ya nek" dan ternyata nenekku menyuruhku sarapan.

" kamu tuh ngapain di depan sendirian masih pagi tau, ah.. Ya nenek tau pasti kamu nungguin kak Dani ya" nenekku menggodaku dengan candaan dan senyumannya.

Dan nenekku berhasil membuat mukaku menjadi terasa panas karna menahan malu. Aku pun hanya busa membalasnya dengan senyuman. Padahal memang iya aku menunggunya bagaimana nenekku bisa tau kalo aku menunggunya apa sangat kelihatan jika aku sedang jatuh cinta. Apa, jatuh cinta. apa ini sudah bisa di bilang jatuh cinta. Memang pertemuan kita sangat singkat tapi entah mengapa pertemuan pertama sudah membuat aku terkesan padanya. Memang benar kata nenekku dia memang sangat berbeda dengan laki laki lain di luar sana. Dia baik, sopan, mandiri, dan rajin. Aku paling suka sikap sopannya karna dia sangat sopan dengan nenekku dan aku. Dia sangat menghargaiku sebagai wanita. Pasti beruntung banget deh cewek yang dapetin kak Dani. Eh kenapa jadi memuji dia sih tifah bangun dari khayalan kamu.

Setelah aku menjalani rutinitasku disini yaitu mengantar nenekku berbelanja. jujur aku di jakarta gak pernah nemenin ibu berbelanja jangan belanja membantu masak ajah tidak mengapa di sini aku mau. karna aku tidak tega membiarkan nenekku bekerja sendirian lagi pula aku sudah biasa disini aku di manja tapi tetap di siplin.

Tok... Tok... Tok...
"Assalamualaikum"

Sepertinya aku kenal suara itu. Apa iya itu dia kak Dani ah gak mungkin deh mungkin aku terlalu berharap dia datang makanya sampai seperti itu.

"Sayang tolong bukain pintunya dong, kok benggong" ujarnya sambil menguncangkan tangganku.

"Oh.. ya" aku pun segera berlali menunju pintu. Tapi mengapa jantungku berdebar tak menentu. Ih apaan sih latifah mulai lagi deh. Dan sebelum aku membuka pintu aku pun mengintip dari jendela. Dan benar saja ternya kak Dani. setelah aku mengetahui ternyata itu dia jantung ku semakin berpacu dengan cepat dan tak menentu. "Hem... Huh... " aku mengatur nafasku sebelum membuka pintu supaya aku tak kelihatan salah tingkah di depannya.

Aku pun membika pintu. Dan langsung di sambut dengan senyum manisnya kak Dani dan aku pun membalasnya.

"Assalamualaikum fah" ujarnya sambil tersenyum dan bersalaman kepada ku dan tidak bersentuhan dengan.

"Walaikumsalam kak" dan aku pun membalasnya.

"Ini fah buat kamu aku gak tau apa kesukaan kamu jadi maaf kalo gak suka" ujarnya sambil memberika satu kantong makanan ringan untuku

Aku pun langsung menampaninya dan memberikan senyumanku untuk berterimakasih."aku jadi gak enak kak"

"Gak papa kok, oh y dimanah nenek" sambil mencari cari sok wanita yang sudah berunur itu.

"ada kok kak di dapur" aku pun menjawab sambil menunjuk ke arah dapur.

"Oh ya kamu ada acara gak malam ini,kalo kamu gak ada acara malam ini mau pergi gak sama aku makan tek'wan kamu sukakan" ujarnya sambil tersenyum dan menunggu jawaban dari ku.

"Emm..." aku binggung mau jawab apa. Sebenarnya aku mau tapi bagaimana bilangnya ya aku kan malu.

"Gimanah fah" ujarnya sambil menunggu jawabanku.

"Ya aku mau tapi minta izin dulu sama nenek" ujar ku

"Ya" jawabnya sambil tersenyum.

"Ya udah nanti malam aku jemput ya jam 18.30" ujarnya seraya tersenyum pada ku.

Dan dia langsung ke depan menyapu halaman rumah ku itu yang aku suka dia mau nyapu .laki laki mau nyapu zaman sekarang mustahil tapi dia beda

Aku jadi gak sabar buat kencan. Eh kenca apa iya ini kencan pertama ku bersamanya. Apa yah yang iya lakukan nanti malam apa dia mau menembakku ah itu pemikiran bodoh ku kita baru kenal masa dia nembak gak mungkin tapi aku gak bisa bohong dan menutupi rasa ke bahagiaan ku ini. Aku berharap dia menembakku.

*****

😊makasih ya udah baca, Maaf ya kalo ceritanya ngebosenin.

cinta dalam istiqorohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang