Pagi itu berbeda dengan pagi pagi biasanya. Tidak ada lagi canda dan tawanya. Senyuman manis dari kak Dani semua menghilang bersama ke pergian. Tapi aku mencoba bangkit dari keterpurukanku. Aku mencoba membuka hatiku untuk orang lain.
Tapi hari itu juga dengan bersama kepergiannya ada juga yang datang ya adiknya kak Dani. Namanya Danu umurnya sama denganku anaknya baik, sopan, shaleh, rajin pula tapi aku bukan memujinya ya.
Dia bedanya hanya lebih pemalu dri kakaknya. Jadi aku jarang ataupun sama sekali tudak pernah mengobrol dengannya. Pernah sih kita mengobrol tapi hanya yang penting penting saja. Dan itu pun nenekku yang memulainya.
Tapi waktu itu dia mengajakku untuk pergi ke pasar malam. Membantunya mencari kado untuk teman perempuannya.
Dia pun menjemputku sehabis shalat magrib. Kita pun berangkat menggunakan motor. Selama di perjalanan kita hanya berdiam diaman saja hanya terdengar suara motornya. Memang dia sangat pendiam. Sesampainya di sana kita langsung menjajahi satu persatu pendagang. Mulai dari baju sampai boneka. Akhirnya kita memilih jam tangan casual berwarna coklat muda dan bergambar paris.setalah itu dia langsung nengajaku pulang tapi aku menolaknya. Aku mengajaknya makan es krim tadinya dia menolak ajakanku tapi akhirnya dia mau setelah aku bilang sebagai imbalannya 😁.
Aku pun memberanikan diri memulai pembicaraan "kadonya buat temen cewek"
"Ya" jawabnya dengan muka datar.
"Teman teman apa teman" tanyaku sambil memulai candaan.
"Cuma temen" jawabnya dengan matanya menatapku
"Akh.. Masa temen doang sh sampai ngasih kadonya spesial banget" tanyaku dengan senyuman yang menggoda.
"Ya dia cuman temen".jawabnya dengan muka dinginnya.
"IYa ya percaya kok cuman temen tapi lebih juga boleh kok" jawabku dengan senyuman.
Dia tak membalas perkataanku. Mungkin dia capek menjawabnya.
Dia pun mengajak ku pulang.
Dan langsung pamit pada nenekku.Dari hari itu aku mulai dekat dengannya. Haru ini aku di ajaknya bertemu dengan temannya yang berulang tahun. Tapi aku binggung mengapa aku di ajaknya ke rumah sakit. Apa temannya sedang sakit.
Aku pun tak banyak bicara selama di perjalanan menuju rumah sakit. Aku tak berani menanyakan apa oun padanya. Karna mukanya hari ini tak mendukung untuk di ajak bicara. Aku pun mendatangi salah satu rumah sakit yang berada di Tanggerang.aku dan dia sedang berjalan menuju kamarnya.aku memasuki kamar temannya Danu dan di sambut oleh senyuman dari gadis cantik bernama chika. Tubuh munggilnya terpaksa berbaring di ranjang berwarna putih dan terdapat jarum suntik di tubuh munggilnya. Aku tak tahu gadis cantik bernama chika itu mengidap penyakit apa. Tapi yang pasti penyakit yang ada di tubuh munggilnya adalah penyakut yang tidak ringan.
Danu pun langsung mengusap pelan kepala gadis itu. Dan sontak itu membuat aku teringat pada kak Dani. Dia lagi apa sama bi Erna. Danu memegang bahuku dan membuatku banggun dari lamunanku tentangnya. Sontak membuatku terkejut.
"Eh ya apa Nu" aku langsung melihat ke arah mereka berdua yang sedang menatapku.
"Kenalin ni Chika, chika ni latifah" ujarnya.
Oh ya kita berjabat tangan tanda sudah saling menggenal.
Namun rasanya chika tidak suka padaku.aku bisa meliht dari tatapan mata chika padaku yang begitu tajam dan sinis. Mungkin di karnakan aku dekat dengan Danu. Aku juga bisa lihat kalo chika menyukai Danu. Karna insting cewek pasti selalu benar. Danu pun kluar kamar untuk membelikan makanan untuk chika dan aku.
Danu pun meninggalkan kami berdua. Setelah kepergian Danu tidak ada lagi percakapan di ruang itu. Kita hanya saling menatap dan terdiam tanpa bicara sepatah kata pun.Tapi tiba tiba chika menanyakan sesuatu yang aneh dan membuatku heran. "Kamu siapanya Danu, pacar
kapan jadiannya" tanyanya dengan pertanyaan yang sinis.Aku hanya tersenyum kecil dan langsung menggeleng menandakan tidak
"Lalu siapanya Danu keliatannya deket banget" masih dengan pertanyaan yang sinis dan di tambah dengan tatap.
"Bukan siapa siapanya danu aku hanya teman" jawabku dengan senyuman.
"Oh... Inget ya jangan pernah deket deket sama danu aku sayang banget sama dia jangan pernah ambil dia dari kamu".ujarnya dengan nada tinggi dan sinis.
"Iya, iya tenang ajah aku gak akan ngambil danu dari kamu" aku hanya bisa tersenyum.
Dan tiba tiba muka sinis itu berubah menjadi muka memohon. "Aku mohon fah... Jangan ambil danu dari aku yah fah" sambil memegang tangan ku.
Aku pun tak tega dengan permohonannya aku pun langsung menganggukan kepala tanpa berfikir panjang lagi tanda mengiyakan.
Dari kejadian itu pun aku dan chika berteman. Ternyata chika gak sejutek dan sesinis aku lihat. Mungkin waktu awal dia kira aku menggambil seseorang yang dia sayang. Yah.. Maklum lah namanya cewek pasti lebih mendahulukan perasaan dari pada logika. Aku pun pernah merasakan kehilangan seseorang yang aku sayang dan itu rasanya sakit sangat sakit.
Setelah danu datang ke kamar dan kami pun mengobrol. Danu pun mengajakku pulang karna jarum jam sudah menunjukan pukul 03.00 sore. Tapi aku melihat ada kesedihan yang terlukis sangat jelas di wajah chika. Mungkin di karnakan aku dan Danu akan pulang. Tapi mau gak mau kami harus pulang.
Sebelum kami pulang Danu mengajaka ku untuk mampir minum es tebu di pinggir jalan. Aku pun memulai obrolan dengan pertanyaan tentang chika.
"Oh ya nu kayanya chika suka dan sayang banget sama kamu" pertanyaanku dan langsung membuatnya menatapku.
"Sok tau kamu" jawabnya dengan muka datar.
"Ya aku tau ajah insting seorang perempuan" jawabku dengan senyuma.
"Aku tau kok" jawabnya
"Trus kamu kenapa gak nembak dia ajah".tanyaku penasaran
"Karna aku gak suka sama dia" jawabnya datar.
Aku pun langsung terkejut dan menatap matanya. Kenapa dua gak suka sama chika padahalkan cantik apa jangan jangan karna chika punya kelainan pada jantungnya. Aku pun terdiam sejenak.
"Bukan aku gak suka sama dia bukan karna penyakitnya atau pun kekurangannya".
Jawabnya sambil menatapku."Trus kenapa"tanyaku heran.
"Karna aku hanya menanggapnya adik tak lebih" jawabnya.
Aku jadi teringat kak Dani. Dia pun sama hanya mengagapku adiknya dan itu rasanya sakit setelah mengetahuinya.
Danu pun membanggungkanku dari lamunanku. Dan sonyak membuatku kaget.
"Kamu lamunin apa" tanyanya.
"Em.. Enggak kok bukan apa apa".jawabku.
"Oh ya apa chika tau kalo kamu hanya mengganggapnya adik"tanyaku."Engak"jawab dengan muka datar.
"Aku mohon nu kamu jangan bilang sama chika kalo kamu hanya menganggapnya adik, karna dia sydah terlalu mencintainya dan jangan membuatnya patah hati". Dengan muka memohon.
"Ya, lagian juga aku gak mau buat dia nanggis karna itu akan membuat kondisinya memburuk". Jawabnya
"Aku seneng deh kamu memperhatikan chika, udah kaya teman dekat". Sambil menatapku.
Aku hanya bisa tersenyum.
Tak terasa hari pun sudah sore. Danu mengajakku pulang dan menggantarkanku ke rumah.
Sore itu aku senang karna mendapatkan teman baru yaitu chika.
Pagi ini aku banggun dengan wajah sedihku karna ku harus pulang ke jakarta dan menunggu liburan selanjutnya. Sedih pasti ada karna harus meninggalkan nenek, kakek dan teman teman ku di sini.
Danu pun datang seperti biasanya. Bapakku sudah datang dari pagi pagi sekali karna ia sudah ada janji dengan teman kerjanya. Aku sangat sedih harus meninggalkan kota Tanggerang.
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta dalam istiqoroh
RomancePagi itu di mulai dengan tetes demi tetes air yang turun dari langit, hingga membuat mataku sulit untuk terbuka karna masih ingin berada di tempat tidurku. Namun, aku langsung membuka mataku yg tadinya tertutup rapat, karna suara alarmku berbunyi d...