Chapter 6

861 22 3
                                    

Hari itu pun datang. Hari pernikahan kak Dani dan bi Erna. Aku binggung mau datang apa tidak. Tapi jika aku tidak datang pasti semua orang tau kalo aku suka sama kak Dani tapi kalo aku datang apa di sana aku akan kuat menahan air mataku. Aku sudah mencari banyak alasan untuk tidak menghadiri acara pernikahan kak Dani dengan bi Erna tapi itu semua gagal. Tetap saja aku harus mendatangi acara itu. Hemmm...  Huh...
Hari itu hari minggu aku dan keluarga datang je acara itu jam 08.00 pagi. Aku pun mulai bersiap memilih baju dan berdandan . Tapi untuk apa aku berdandan cantik. Untuk siapa kak Dani kan udah ada bi Erna😢.

Benar saja, aku tak kuat menahan air mata ku. Apa lagi di saat aku mendengar kak Dani mengucapkan ijab kabul dan menyebutkan nama bi Erna. Itu seperti hatiku di tusuk pedang sakut sekali. Dan tanpa aku sadari air mataku pun terjatuh. Aku pun langsung buru buru ke belakang untuk menenangkan hatiku. Setelah aku sudah merasa lega aku pun kembali ke depan untuk mengikuti acara tersebut.

Dan benar saja apa yang aku takuti terjadi kak Dani memanggilku "fah... Latifah... ".

Aku pun segera menoleh ke belangkang dan menyautinya dengan senyuman. Senyuman yang amat sulit aku buat saat ini. "Kenapa kak Dani"

Dia pun langsung memeluku.

Aku pun sontak kaget.

"Aku bahagia banget fah" jawabnya sambil tersenyum bahagia sekali.

Aku pun memberikan senyuman juga padanya "ya, selamat ya kak Dani semoga bahagia" dan aku pun tak mampu meneruskan kata itu. Suara ku tercekik. Tanpa aku sadari aku meneteskqn air mata di hadapannya . Padahal aku tak mau menangis di hadapannya karna tak mau menggangu kebahagiannya.

"Kamu kenapa adikku sayang" ucapnya sambil menggelus kepala pelan.

Kata katanya sontak membuatku menangis lebih kencang. Adik, jadi selama ini dia hanya menggapku adik. megapa aku tak menyadari ith sih.

Dan dia pun langsung bertanya dan menghapus air mataku.

Aku hanya bisa menggeleng dan berusaha baik baik saja du depannya. Memang dia menghapus air mataku tapi dia tak menghapus lukaku.

Aku pun pulang dari acara itu dengan muka lesu. Mungkin orang orang akan mengira aku kelelahan tapi aku bukan karna kelelahan melainkan patah hati.

Aku yakin setelah kak Dani menikah pasti dia akan jarang datang ke sini atau malahan tidak sama sekali. Tapi ternyata perkiraanku salah ternyata dia tetap datang. Hatiku semakin sakit ketika aku melihatnya. Melihat sosok yang aku cintai bersama orang yang dia cintai. Tapi bukan aku orangnya melainkan orang lain.

Aku tak mungkin menghindari bertemu kak dani. Dia pun menyapaku dengan senyuman aku pun membalasnya.

"Maaf ya dek kakak gak bisa ngajak kamu jalan jalan lagi seperti dulu" ujarnya sambil memberikan senyumannya. Aku pun memberikan senyuman padanya tanda aku mengerti. Tapi tunggu dia panggil aku adik dan dia panggil dirinya hanya kakak. Mungkin dia sudah mengangapku adiknya😔.

Aku pun menanyakan bibi Erna padanya "kok bibi Erna gak ikut ke sini" spek aku supaya gak ke tahuan kalo aku suka padanya.

"Ya tar dia ke sini" jawabnya.

"Oh ya" jawabku sambil tersenyum.

Bi Erna pun datang dan membawa seseorang laki laki di belakangnya.yah yang umurnya seumuran denganku tapi dia hanya lebih tinggi dariku.

Siapa orang itu dan mau apa dia ada di sini.pikirku.

"Assalamualaikum" ujarnya bi Erna dan laki laki misterius itu.

Aku dan kak Dani pun menjawab salam. "Walaikumsalam".

"Kamu pasti binggung kenapa bibi bawa laki laki ini". Aku pun hanya tersenyum dan mengangukan kepalaku tanda mengiyakan.

"Dia ini adiknya kak Dani namanya Danu. Umurnya seumuran denganmu fah. Dia yang menggantikan kak Dani untuk menemani nenekmu dia saat ku pulang ke Jakarta nanti".

Apa yang menggantikan kak Dani. Emang kak Dani mau kemana sampai dia digantikan. Dalam pikir.

"Emang kak Dani mau kemana"tanyaku.

"Aa dani mau pindah sama bibi ke Yogyakarta. Kita akan tinggal di sana".

Kata kata itu pun mampu membuat hatiku hancur berkeping keping. Aku kira kak Dani hanya me ikah saja dengan bi Erna tapi dia juga akan meninggalkan ku. Tanpa aku sadari air mataku berhasil lolos dari mataku. Aku pun berusaha tersenyum.

"Kapan kalian akan berangkat" tanyaku sambil berusaha tersenyum.

"Habis dari sini kita langsung berangkat, ya kan aa Dani" katanya bi Erna sambil menanyakan kepada kak Dani. Dan kak Dani hanya bisa menganggukan kepala. Aku bisa melihat kesedihannya di matanya.

"Kenapa kok pindah mendadak" kataku.

"Iya aa Dani dapet kerjaan baru di sana,  jadi aku sama aa mutusin buat tinggal di sana biar aa Dani gak bolak balik Tanggerang Yogyag"jawabnya.

"Oh ya, hati hati ya" aku pun menjawab dengan senyuman.

Bi Erna memaksaku untuk kenalan dengan Danu. Ya, aku pun terpaksa melakukannya.

Ternyata Danu sama sopannya dengan Kak Dani tidak beda jauh.

Akhirnya tiba perpisahanku dengan kak Dani.

Kak Dani pun memelukku "jaga dirimu baik baik y dek. Maaf kakak bilang ini mendadak sama kamu" katanya yang berlanjut dengan air mata yang menetes dari matanya.

Aku pun tak mampu berkata kata. Aku hanya bida terdiam dan menanggis. Menanggisi keadaan.

Kak Dani pun menghapus air mataku. Tapi sekali lagi dia tak menghapus lukaku dia malah menambah perih lukaku ya semakin dalam.

Kepergiannya membawa cintaku untuknya.
Tapi tidak lukaku tetap ada di hatiku.
aku memang tak bisa bersama dengan orang yang aku sebut namanya dalam doaku, mungkin aku bisa bersama dengan orang yang menyebut namaku dalam doanya.
Allah menyiapkan sesorang yang lebih baik dari kak Dani.
Allah mempunyai rencana yang lebih dari apa yang kita rencanakan.
Karna aku yakin tulang rusuk gak akan pernah tertukar pada pemiliknya.

cinta dalam istiqorohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang