Chapter 5

808 24 2
                                    

Setelah enam bulan berlalu hari di manah kutunggu tunggu yaitu ke Tanggerang untuk menemuinya, ya kak Dani siapa lagi laki laki yang membuat aku tertarik dengan kota Tanggerang.

Seperti biasanya ayah ku menghantarku dan nenek dan kakekku menyambutku. Tapi sudah tiga hari aku di sini belum datang juga dia. Apa dia sibuk dengan kerjaan dan kuliahnya mungkin.

Setelah hari ke empat akhirnya dia datang. JUga rasa senang tak bisa aku tutupi. Tapi rasa senang itu berubah jadi sedih. Sangat sedih rasanya perasaanku hancur hatiku remuk. SAKIT, SAKIT SEKALI HATIKU. Saat aku menerima kertas yang berisi namanya dan nama seseorang.Dan terdapat di dalamnya tanggal. Ya tangal pernikahan dia, dan yang tadi aku terima adalah UNDANGAN PERNIKAHANNYA dengan tanteku sendiri. Ya tepatnya tante tiriku bibi erna itu panngilan ku padanya yah memang umurku dan umur tanteku tidak terpaut jauh hanya beda dua tahun denganku.Aku sungguh tak menyangka akan tanteku sendiri yang akan menikah dengan laki laki yang aku cintau

Sedih, sakit, hancur itulah perasaanku saat ini.Ya Allah apa maksud dari kejadian ini.

Menangis pun tak mampu.
Berkata pun tak kuat.
Apa lgi bicara dengannya sungguh sungguh tak sanggup dengan keadaan seperti ini.

Aku pun terpaksa tersenyum walaupun terasa sakit hatiku hancur perasaanku "selamat ya kak" aku menggucapkannya sambil mengeluar air mataku tanpa aku sadari.

Dia pun tersenyum.

Aku tak kuat berlama lama di depannya karna itu akan membuatnya tahu bahwa aku mencintainya dan akan membuatku prasaanku sakit. Aku pun masuk ke kamar tanpa permisi lagi. Karna tak snggup membendung air mataku yang siap jatuh ke pipiku.

Walaupun aku menanggis tetap aku sangat mendengar percakapan dia dengan nenekku  yang juga terkeju dengan berita ini karna dia tak pernah bilang bilang pada aku atau pun nenekku bahwa dia sudah punya calon istri. Jelas jelas enam bulan yang lalu dua bilang tidak punya calon istri jangan calon istri pacar pun tak punya tapi mengapa sejarang dia sudah mau menikah dalam satu minggu lagi. Aku pun mendengarkan pembicaraannya dia dengan nenekku. Ternyata dia di jodohkan dengan orang tuanya tanpa sepengetahuannya, mengapa dia tak menolaknya. Aku tahu dia anak shaleh yang selalu mendengarkaan ucapan orang tuanya.Apa memang dia mencintai bibi erna

"Apa aku sanggup
Sanggup menghadiri pesta pernikahan kak Dani dan bi Erna.
Apa aku sanggup melihatnya bahagia dengan orang lain.
Memang cinta itu kalo gak berjuang yah berkorban.
Berarti aku harus mengorbankan perasaanku untuknya.
Cinta itu gak harus memiliki.

cinta dalam istiqorohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang