03

2.5K 352 10
                                    

Keringat bercucuran di dahi dan lehernya napasnya terengah-engah seperti orang yang telah berlari seratus meter pandangannya kosong hingga pintu kamarnya terbuka menampilkan seluruh anggota keluarga datang untuk melihat apa yang terjadi di tengah malam.

Son Heechul menghidupkan lampu kamarnya membuat seisi kamar terlihat di malam hari sang iatri tengah menenangkan putrinya dengan usapan-usapan kecil.

"Chaeyoung-ah ayo kembali tidur" Chaeyoung menatap kakaknya lalu menggeleng tidak mau dengan wajah ketakutan membuat Naeun memeluk Chaeyoung.

"Eonni akan menemanimu tidur" dengan sedikit paksaan Chaeyoung mengikuti Naeun untuk kembali ke kamarnya.

Seungwan menutup kedua matanya begitu merasakan usapan lembut di punggungnya dan pelukan hangat ibunya. Tangisnya pecah rasa takut itu datang kembali menyerang setelah dua bulan hilang mimpi buruknya kembali.

"Aku akan menelpon dokter Nam" Heechul mengangguk begitu putranya menelpon dokter yang menjadi tempat putrinya bercerita lalu menghampiri putrinya mengusap kepalanya dengan sayang.

"Tidak apa-apa Eomma disini menjagamu" Ahra bahkan tidak bisa menahan rasa sedihnya melihat Seungwan ketakutan seperti ini.

Cukup lama menunggu hingga dokter Nam datang memberikan obat penenang pada Seungwan membuat gadis itu tertidur dengan lelap meskipun bekas air mata masih tersisa di kedua pipinya.

"Terima kasih sudah datang" dokter Nam mengangguk lalu mengusap punggung Heechul memberikan dukungan moral pada sahabat semasa sekolahnya.

Dongwoon menatap adiknya yang kini tertidur di dekapan ibunya dengan tenang. Ibunya mengusap pelan punggung Seungwan dengan bibir yang bergumamkan kata-kata yang menenangkan.

"Kembali lah tidur, Appa juga akan kembali tidur" Dongwoon mengangguk lalu meninggalkan kamar Seungwan.

Heechul duduk di sisi ranjang Seungwan mengusap pelan surai coklat putrinya lalu mengecupnya dengan sayang. Ayah adalah seseorang yang akan menjadi pahlawan bagi anak-anaknya.

"Aku akan tidur di sofa" Ahra mengangguk lalu kembali mengusap punggung Seungwan.

...

Tidak seperti pagi biasanya pria dengan tinggi 183cm itu sudah berdiri di depan kitchen set mengambil segelas air mineral untuknya sendiri dengan pakaian yang sudah rapih.

"Apa yang kau lakukan sepagi ini nak?" Chanyeol membalikkan tubuhnya menatap ibunya dengan senyum bodoh.

"Duduklah Eomma akan membuatkan sarapan dengan cepat" Chanyeol mengangguk lalu duduk di meja makan menduduki kursi yang sejak kecil selalu menjadi tempatnya di meja makan.

"Eomma..." Kim Taeyeon menatap putranya saat Chanyeol memanggilnya lalu mengerutkan kening ketika tidak ada kata apapun keluar dari mulut putranya.

Chanyeol ingin bertanya banyak hal tapi sesuatu menahannya sesuatu yang membuatnya tersiksa hingga belasan tahun dan rasa penasaran yang bisa saja dapat membunuh dirinya sendiri.

"Eomma!!" Sooyoung datang dengan wajah baru bangun tidurnya membuat Taeyeon dan Chanyeol bersidekap menatapnya.

"Aku mendengar suara Seungwan berteriak semalam sangat keras seperti orang ketakutan. Apa dia baik-baik saja?" Taeyeon mengerutkan keningnya dirinya juga mendengarkan tapi karna rasa kantuk yang sangat membuatnya mengabaikan suara itu.

"Eomma tidak tahu, cepat bersiap kau akan telat pergi ke kampus" Sooyoung mengerucutkan bibirnya kesal lalu beranjak menuju kamarnya.

"Eomma ada apa dengan Seungwan?" Taeyeon menatap putranya lalu tersenyum menggeleng kembali membuat sarapan untuk anggota keluarga yang lain.

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang