16

1.2K 164 4
                                    

Tahun ini menjadi tahun yang akan berbeda bagi Seungwan berada di negara orang lain tanpa keluarga menjadi hal yang mendebarkan bagi Seungwan. Universitas tempatnya mengambil gelar master sangat luas dengan fasilitas yang memadai, ada banyak mahasiswa seperti dirinya tetapi berbeda negara bukan negara yang sama seperti dirinya.

Dua minggu lalu dirinya tiba di California dan menuju sebuah asrama yang dirinya tempati, asrama yang terdiri dari dua gedung yang berhadapan terdiri dari enam lantai. Lantai pertama diisi dengan tempat mencuci pakaian, toko kebutuhan mahasiswa yang disediakan pihak universitas, Adanya dapur dan meja makan yang cukup untuk penghuni asrama. Sedangkan lantai dua hingga lantai enam adalah kamar para mahasiswa dimana satu lantai ada empat puluh kamar dengan satu kamar berisi empat ranjang.

Tidak semua mahasiswa tinggal di asrama seperti salah satu teman Seungwan yang bernama Jane George dan Kaila Grey mereka tinggal dengan kedua orangtuanya atau seperti Andrew Hudson yang memilih menyewa apartemen di dekat universitas mereka.

Setelah perpustakaan di universitas, taman yang berdampingan dengan lapang basket adalah tempat kesukaan Seungwan. Dimana banyak mahasiswa yang berlalu lalang di sekitar sana hanya sekedar untuk melirik apakah bintang kampus sedang bermain basket atau tidak.

"Aku sudah menduga jika kau sedang duduk disini." Seungwan tersenyum menatap dua temannya, Jane dan Kaila.

"Wendy apakah nanti malam kau akan belajar kembali?" Seungwan menatap Jane dengan tersenyum. Sejak dirinya tinggal disini setiap orang yang terlihat sulit dengan pengucapan namanya jadilah kedua temannya ini memanggilnya dengan nama Wendy salah satu tokoh dalam cerita anak, Peter Pan.

"Aku disini untuk belajar bukan untuk bermain Jane." Kaila tersenyum mengejek pada Jane.

"Jika begitu bantu aku untuk menyelesaikan lagu dan menyesuaikannya pada piano." Ujar Kaila yang mendapatkan anggukan Seungwan.

"Kebetulan sekali kedua orangtuaku sedang berada di luar kota hanya ada kakakku, mungkin dia akan pulang larut karena penelitiannya." Kaila mempunyai kedua orangtua professor di salah satu universitas yang ada di Amerika sedangkan kakak laki-lakinya, Keenan adalah seorang dosen yang sedang melakukan penelitianuntuk jurnalnya. 

"Jika terlalu malam untuk kembali, bisakah aku menginap?" Tanya Seungwan.

"Tentu saja, kau yang menginap di rumahku akan sangat menyenangkan."

"Kaila kau tidak mengajakku?" Kaila dan Seungwan terkekeh melihat Jane yang kesal.

...

"Aku sedang di rumah temanku, Eomma."

Seungwan yang sedang berada di halaman samping rumah Kaila tersenyum tipis mendengarkan ucapan Ahra dari ponselnya, padahal Seungwan tahu dengan jelas jika di Korea masih larut malam.

"Aku akan menginap di rumah Kaila, aku juga sudah meminta ijin pada orangtuanya jadi Eomma tenang saja." Entah sadar atau tidak Seungwan menyelipkan surai hitamnya pada telinga kanannya begitu melihat tampilannya pada air kolam renang.

"Baiklah. Titip salamku untuk calon keponakanku Eomma "

Belum ada setengah tahun dirinya berada di California tetapi dirinya sudah sangat merindukan keluarganya. Dengan langkai santai Seungwan kembali memasuki rumah Kaila berjalan melewati ruang televisi menuju ruang keluarga dimana letak piano berada.

Langkahnya terhenti begitu melihat sosok yang dirinya kenali sedang berkutat dengan sebuah laptop dan juga kertas-kertas yang berserakan, sejak kapan pria itu memakai kacamata?

"Dia mahasiswa kakakku namanya Richard Park. Apa aku sudah katakan dia berasal dari Korea?" Seungwan menggeleng tanpa mengalihkan kedua matanya.

"Apa yang kalian lakukan disini? Mengagumi Richard? Kemari akan ku kenalkan." Keenan entah sejak kapan kini sudah mendorong pelan kedua tubuh wanita yang dianggap adik dan juga adik kandungnya.

"Richard!"

Kedua mata Seungwan kini bisa melihat jika pria dihadapannya benar-benar pria yang dicintainya, tidak ada yang berubah dari prianya hanya saja bibir tebal yang selalu mengecup keningnya tidak lagi menampilkan senyuman hanya ada raut datar.

"Adikkku Kaila dan temannya Wendy ah bukankah tadi ada Jane? Dimana dia?

"Aku disini Keenan, hallo aku Jane." Ucap Jane menyapa Richard yang diacuhkan.

Richard pria itu berdiri dari kursinya berjalan menghampiri dosen dan juga adiknya, berdiri tepat di depan Seungwan membuat wanita itu mendongakkan kepalanya mengingat tubuhnya yang mungil.

"Merindukanku nona Son?"

"Oh my god!"

"Aku terkejut!"

Seperti sebuah refleksi tubuh kecil Seungwan menerjang tubuh tinggi di hadapannya membuat keduanya melangkah mundur. Dalam pelukannya Seungwan tersenyum prianya berada dekat dengannya selama ini. Park Chanyeol.

"Apa dia kekasihmu yang sedang marah itu?" Keenan bertanya yang diangguki serta senyuman menawan Chanyeol.

"Kekasih? Wendy dia kekasihmu?" Ucap Kaila dan Jane bersamaan.

Seungwan melepaskan pelukannya lalu tersenyum menatap kedua temannya dengan rangkulan tangan Chanyeol di pundaknya, senyum menghiasi wajahnya kini.

"Aku tidak tahu jika kau akan menyusulku kesini?" Kening Chanyeol mengerut lalu menatap Seungwan dan Keenan bergantian. Bukan hanya Chanyeol yang bingung tetapi tiga orang lainnya yang berada disana juga mengerut bingung dengan bahasa yang mereka gunakan.

"Sir, bisa aku keluar bersama kekasihku sebentar."

"Sure, kau bisa menyelesaikan pekerjaanmu setelah utusan dengan Wendy selesai." Ucap Keenan.

...

"Aku pikir kau tidak ingin bertemu denganku lagi." Gumam Seungwan membuat Chanyeol tersenyum.

"Setelah apa yang terjadi bagaimana bisa aku tidak bertemu denganmu."

Taman dekat rumah Kaila benar-benar indah saat malam menjelang beberapa anak kecil yang berlarian kini berganti dengan beberapa pasangan muda yang menikmati senja, sepertu Seungwan dan Chanyeol.

"Aku bahkan tidak tahu jika kau mendapatkan beasiswa juga." Chanyeol menatap Seungwan yang menatapnya juga. Mengusap pipi chubby Seungwan lalu tersenyum.

"Kau terlalu fokus pada perasaanmu hingga tidak dapat mendengar informasi, Sooyoung beberapa kali menyinggung tapi kau tidak pernah menyadarinya. Dan bisakah kau meninggalkan kebiasaan itu?"

"Terlihat sangat buruk sekali." Balas Seungwan yang disetujui Chanyeol.

"Kampusmu tidak terlalu jauh dari kampusku hanya berjarak delapan blok 20menit jika berjalan kaki." Ucap Seungwan membuat kening Chanyeol mengerut bingung.

"Katakan padaku berapa wanita yang sudah menyatakan cinta?"

"Itu diluar kuasaku sayang." Seungwan bahkan bisa melihat kekehan Chanyeol saat menyangkalnya, benar benar menyebalkan.

"Kau harus menolak mereka!"

"Sudah kulakukan."

"Jangan memberikan perhatian lebih!"

"Sudah kulakukan."

"Bersikaplah biasa saja."

"Itu sudah kulakukan."

"Jangan memberikan nomor ponselmu juga."

"Tidak akan pernah."

"Jangan tersenyum, kau hanya boleh tersenyum padaku!"

"Akan kulakukan."

Jika boleh jujur Chanyeol sangat menyukai Seungwan yang cemburu wanitanya lebih terlihat hidup dengan berbagai macam ekspresi dan sikap manjanya yang hanya ditujukan untuknya.


...

Udah cukup ah sampai sini ajah yak😂

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang