♥ 04

580 89 4
                                    


Aku memberimu seluruh cintaku

Aku tak bisa hidup tanpamu

Hatiku tidak akan berubah

Dirimu telah tertangkap mataku

Tempat di sebelahmu sedang kosong

Aku hanya perlu pergi dan berdiri di sana

Lihatlah, kau milikku..



💞🎶



Pertandingan semakin dekat, klub lari pun semakin rajin dan ketat dalam latihan. Mereka berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan pertandingan. Saking semangatnya berlatih, kini banyak koyo yang menempel di betis dan paha Moonbin.

Maklum ini adalah kali pertama ia mengikuti kompetisi atletik di cabang estafet. Jadi dia selalu bersemangat dan giat berlatih untuk memenangkan pertandingan meskipun berujung dengan kakinya yang terasa sakit di malam harinya.



"Kau benar-benar sangat berusaha keras.." ucap Vernon sambil memukul kaki Moonbin yang tertempel koyo. Moonbin meringis pelan karna ulah Vernon tadi.

"Tentu saja, tim kita harus menang bukan?" ujar Moonbin.

"Aku sudah sangat mengakui kerja kerasmu. Menang atau kalah, intinya kita harus berusaha semaksimal mungkin.." tutur Vernon.

"Ck, aku tau itu." decak Moonbin.

Moonbin mengambil botol air mineral yang ada disampingnya lalu meminumnya. Ia pun pergi dan mengambil tasnya karna latihan untuk hari ini sudah selesai. Moonbin memutuskan untuk pulang ke rumah, namun langkahnya terhenti karna tiba-tiba saja Sinbi memanggilnya.


"Ada apa?" tanya Moonbin.

"Kau ingin pulang?" tanya Sinbi.

"Tidak juga. Memangnya kenapa?" ujar Moonbin.

"Aku hanya ingin memberitahumu kalau besok kita tidak akan latihan dan juga kau harus mengajukan dispen karna lusa kita akan bertanding." ujar Sinbi.

"Ahhㅡbaiklah. Terima kasih untuk infonya.."

"Santai saja." Sinbi tersenyum lebar.


Moonbin terdiam melihat Sinbi yang tersenyum lebar padanya. Jantungnya juga berpacu lebih cepat dari biasanya.



"Yak! Kakimu kenapa? Aku baru sadar kalau banyak koyo yang tertempel di kakimu.." ujar Sinbi. Moonbin pun tersadar dari lamunannya karna mendengar ucapan Sinbi.

"Itu efek terlalu keras berlatih, aku harus berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan pertandingkan pertamaku." ujar Moonbin.

"Pasti terasa sangat sakit, kau hebat bisa menahannya. Kalau itu aku, mungkin aku lebih memilih untuk beristirahat di rumah dan tidak mengikuti latihan." ujar Sinbi.

"Kau sangat lemah!" ledek Moonbin yang dibalas pukulan di bahunya oleh Sinbi.

"Ahh, kau pernah menyuruhku mencari alasanku mengikuti kegiatan ini. Kau sendiri, apa alasanmu berlari?" tanya Moonbin.

"Aku mengikuti kegiatan atletik karna aku menyukainya. Terlebih pada cabang lari, lari itu olahraga yang murah." tutur Sinbi.

"Hanya itu?" tanya Moonbin.

"Tentu saja tidak. Saat aku berlari, aku merasa beban hidupku hilang. Aku memilih melampiaskan masalahku dengan berlari, dan itu cukup membuatku tenang." tutur Sinbi.

Confession ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang