♥ 08

569 78 2
                                    


Aku sangat menyukaimu, aku selalu membeku saat melihatmu
Hatiku tidak tahu apa yang harus kulakukan, aku kebingungan sepanjang malam
Setiap hari terasa baru, hatiku tersanjung karenamu
Bagaimana menurutmu? Saat kita jadi pasangan, bukan teman


💞🎶




Seperti hari-hari yang sebelumnya, usai bel pulang berbunyi Moonbin selalu pergi ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya karena akan mengikuti kegiatan berlarinya. Usai mengganti pakaiannya, Moonbin melangkahkan kakinya menuju lapangan sambil memainkan hpnya.

Tak berapa lama ia mendengar suara tawa yang sangat nyaring, ia menolehkan kepalanya dan rupanya suara tawa yang ia dengar adalah suara Sinbi yang sedang mendengarkan Eunseo bercerita. Moonbin tersenyum tipis lalu berjalan menghampiri mereka.



"Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya Moonbin.

"Itu rahasia, kau tidak harus tau." sarkas Eunseo.

"Cihh.. Apa kalian berdua ingin ikut denganku dan Vernon nanti sore? Rencananya nanti kami akan pergi ke taman bermain." ujar Moonbin.

"Taman bermain? Sepertinya menyenangkan." ucap Sinbi.

"Hmmㅡlagipula aku juga sedang tidak sibuk. Tak ada salahnya untuk ikut." ujar Eunseo.

"Aku akan ajak Dahyun nanti.." ujar Sinbi.

"Baiklah. Nanti kalian bisa hubungi aku atau Vernon kalau sudah sampai." ujar Moonbin yang hanya dibalas anggukan oleh Sinbi dan Eunseo.



💞🎶





Hari sudah menjelang sore, Sinbi bersama dengan Dahyun dan Eunseo sudah berada di Tempat bermain sambil menunggu Moonbin dan Vernon. Beberapa menit kemudian Vernon dan Moonbin pun datang menghampiri mereka.


"Euhh.. Lihatlah jam berapa sekarang? Bukankah kita janji untuk bertemu disini jam empat.." gerutu Eunseo.

"Mobilku mogok tadi.." ujar Vernon.

"Aishh.. Sudahlah jangan dibahas lagi, lebih baik sekarang kita keliling dan bermain." ujar Dahyun.

"Dahyun benar, tapi kemana kita akan pergi?" tanya Moonbin.

"Aku ingin makan dulu, perutku terus berbunyi.." ucap Sinbi.

"Kebetulan aku juga belum makan. Kalau begitu kita cari makan saja dulu." ujar Moonbin yang langsung dibalas anggukan antusias oleh Sinbi.

"Cih, kalian ini. Kalau begitu kita bertiga akan main duluan. Kita akan menunggu kalian di air mancur yang ada disana." ujar Vernon sambil menunjuk air mancur.

"Baiklah. Nanti kami akan kesana." sahut Sinbi.

"Ayoo, kita pergi sekarang.." rengek Dahyun.

"Kita pergi duluan." ucap Eunseo yang dibalas anggukan oleh Sinbi dan Moonbin.


Mereka bertiga pun pergi untuk naik wahana bermain meninggalkan Sinbi dan Moonbin yang masih diam di tempat.

"Mau pergi sekarang?" tawar Moonbin.

"Hmm." Sinbi tersenyum lebar.


Mereka pun mulai melangkahkan kaki mereka, dan tanpa sadar Moonbin memegang tangan Sinbi. Sinbi juga terlihat santai sambil melihat keadaan sekitar, matanya kemudian berbinar saat melihat mesin capit boneka.


"Bin, kita kesana dulu ya.." ucap Sinbi sambil menunjuk mesin itu.

"Baiklah.." jawab Moonbin. Mereka berdua pun langsung pergi menuju mesin itu.

"Aku ingin mencobanya.." ucap Sinbi sambil mengeluarkan koin dari saku roknya.


Sinbi pun mencoba untuk memainkan mesin itu, namun naas Sinbi gagal mendapatkan bonekanya. Moonbin tersenyum tipis lalu mendorong tubuh Sinbi sambil memasukan uang koin miliknya ke mesin itu. Moonbin pun memainkan mesin itu, Sinbi nampak sumringah melihat Moonbin memainkan mesin itu. Dan tak butuh waktu lama, Moonbin berhasil mendapat boneka doraemon seperti yang Sinbi inginkan.


"Woahh, kau sangat hebat.." ujar Sinbi.

"Ini untukmu." Moonbin menyerahkan boneka yang ia dapatkan pada Sinbi.

"Thanks.." ucap Sinbi sambil tersenyum menatap Moonbin.

"Lebih baik sekarang kita pergi makan." ajak Moonbin.

"Baiklah, aku akan menemanimu makan."

"Kau tidak ingin makan?" tanya Moonbin.

"Berkat boneka ini, rasa laparku sudah hilang."

"Boneka bisa membuat rasa laparmu hilang? Hentikan omong kosongmu lebih baik kita makan sekarang." tutur Moonbin sambil menarik tangan Sinbi memasuki restoran.


💞🎶




Usai makan di restoran Sinbi dan Moonbin langsung melangkahkan kakinya menuju air mancur untuk bertemu dengan ketiga teman mereka. Sinbi mengerutkan dahinya saat melihat Moonbin menghampiri tukang aksesoris. Sinbi pun berdiri di samping Moonbin sambil menatap aksesoris yang dijual.


"Kau ingin membelinya?" tanya Sinbi.

"Ya, ini terlihat lucu. Aku ingin yang ini.." ujar Moonbin sambil memberikan satu gelang pada Bibi penjual.

"Kau sangat tepat memilih, ketika kau membeli gelang ini kau akan dapat satu gelang lagi untuk diberikan pada pasanganmu." tutur Bibi itu.

"Benarkah? Kau tidak akan menaikan harganya bukan?" gurau Moonbin.

"Tidak. Biar aku bungkus untukmu.." ujarnya.

"Tidak usah dibungkus, akan langsung kupakai saja. Ini uangnya.." Moonbin langsung memberikan uang pada Bibi penjual.

"Terima kasih. Ini gelangmu.." penjual itu pun memberikan dua gelang pada Moonbin.

"Terima kasih.." ujar Moonbin.

"Ya, jangan lupa untuk datang lagi."

"Baiklah.." Moonbin tersenyum lebar. Ia pun langsung memakai gelang itu.

"Gelangnya cocok sama kamu.." ujar Sinbi.

"Benarkah? Sini berikan tanganmu." ucap Moonbin.

"Tanganku?" Sinbi mengerutkan keningnya.

"Iya, tanganmu. Cepat berikan." titah Moonbin.


Sinbi menarik nafasnya lalu memberikan tangannya pada Moonbin. Moonbin pun memasangkan gelang yang satunya ke pergelangan tangan Sinbi. Sinbi terkejut saat melihat Moonbin memasangkan gelang di tangannya.


"Selesai, itu untukmu.." ucap Moonbin.

"Hah? Tidak usah lebih baik kau berikan saja pada adikmu." ujar Sinbi.

"Adikku tidak terlalu menyukai gelang, lagipula gelang itu pas untukmu.." ujar Moonbin.

"Baiklah, terima kasih untuk gelangnya. Wah, ternyata ini benar-benar gelang untuk pasangan." ujar Sinbi sambil menatap gelangnya dan gelang yang dipakai Moonbin.

"Sudahlah, lebih baik sekarang kita susul mereka." ajak Moonbin.

"Baiklah.." Sinbi tersenyum lebar. Tak berapa lama Moonbin menggenggam tangannya lalu membawanya pergi.




Satu yang Sinbi sadari saat itu adalah jantungnya mulai berdegup dengan cepat.

Confession ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang