♥ 07

506 79 2
                                    

Aku terus menunggu dan peduli padamu
Hingga kemarin, kita adalah teman
Namun mulai sekarang aku akan menjadi lelakimu



💞🎶




Sinbi terpaksa bangun dari tidurnya karena alarmnya terus berbunyi untuk membangunkannya. Sejujurnya ia sangat malas untuk pergi ke sekolah dengan kondisi tubuhnya yang seperti itu. Di beberapa bagian tubuhnya terdapat luka lebam dan memar yang masih terasa sakit karena ulah pengeroyokan kemarin. Karena tidak ingin tertinggal pelajaran, akhirnya ia pun memutuskan untuk pergi mandi dan berangkat ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, Sinbi pun jadi perhatian para murid. Sinbi tidak mempedulikan para murid yang menatap dan membicarakannya. Ia lebih memilih untuk diam dan terus berjalan menuju kelasnya. Sinbi duduk di tempat duduknya lalu mengeluarkan sebuah novel dan membacanya. Tak berapa lama, ia mendongakkan kepalanya.


"Eunseo? Dahyun?" Sinbi mengerutkan dahinya saat melihat kedua temannya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Dahyun.

"Kau tau, setelah melihat video itu aku langsung mencoba menghubungimu tapi tidak bisa." ujar Eunseo.

"Iya, aku juga kemarin pergi ke rumahmu. Tapi Ibumu bilang kau sudah tertidur, jadi aku pulang." sahut Dahyun.

"Ibuku sudah bilang padaku kalau kau datang, maaf tapi aku memang benar-benar sudah tertidur. Terima kasih karna kalian berdua sudah mengkhawatirkanku." ujar Sinbi sambil tersenyum tipis.

"Kau tau, kudengar kemarin Moonbin berkelahi dengan Chanwoo." ujar Dahyun.

"Mereka berkelahi?" Sinbi mengernyitkan dahinya.

"Hmmㅡaku juga dengar itu. Dan yang harus kau tau, Moonbin memukul Chanwoo itu karenamu." ujar Eunseo.

"Karenaku?"

"Ya, karenamu.." ujar Eunseo.

"Tapi kenapa?" tanya Sinbi.

"Lebih baik kau tanyakan saja sendiri padanya." ujar Eunseo. Sinbi hanya mendengus kesal mendengar ucapan Eunseo.


💞🎶




Moonbin menghela nafasnya sambil menatap surat yang ada di genggamannya. Surat yang diberikan oleh Guru Bk karena ulahnya kemarin itu cukup membuatnya pusing. Ia memutuskan untuk berjalan menuju Uks untuk menenangkan dirinya.

Namun langkah kakinya terhenti saat melihat Sinbi yang sedang duduk sambil menatapnya dari dalam Uks. Moonbin hendak mengurungkan niatnya untuk memasuki Uks, tapi karna Sinbi memanggilnya ia pun diam di tempatnya berdiri sambil menatap lekat Sinbi.

"Ada yang ingin kubicarakan padamu. Lebih baik cepat kau masuk.." titah Sinbi. Moonbin hanya menurut dan berjalan menghampiri Sinbi.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Moonbin sambil duduk disamping Sinbi.


Bukannya menjawab ucapan Moonbin, Sinbi justru terdiam sambil menatap luka yang ada di pelipis Moonbin.



"Kenapa kau diam?" tegur Moonbin.

"Maaf, aku ingin menanyakan sesuatu padamu. Apa luka itu kau dapat karena kau berkelahi dengan Chanwoo?" tanya Sinbi.

"Hmmㅡkau tenang saja, luka ini tidak parah.." ujar Moonbin sambil tersenyum tipis.

"Apa kau bertengkar dengan Chanwoo karena diriku?" tanya Sinbi yang langsung membuat mata Moonbin membulat sempurna.

"Itu tidak ada hubungannya denganmu.." ujar Moonbin sambil tertawa kecil.

"Jangan berbohong padaku, sudah cukup kau menghindariku kemarin dan aku menerimanya. Tapi tidak untuk membohongiku.." ujar Sinbi.

"Aku tidak berbohong, dan untuk sikapku kemarin. Aku benar-benar minta maaf padamu." ujar Moonbin. Sinbi menarik nafasnya.

"Tidak apa kalau kau memang tidak ingin mengakuinya. Tapi aku benar-benar berterima kasih padamu karna kau sudah mengkhawatirkanku." ujar Sinbi.

"Mengkhawatirkanmu? Terserah kau saja.." Moonbin mengeluarkan cengirannya.

"Lain kali jangan pernah berkelahi lagi. Lihatlah akibatnya, kau dapat surat teguran dan menodai namamu di buku catatan guru bk." ledek Sinbi sambil melirik surat yang dipegang Moonbin.

Moonbin dengan cepat memasukan surat itu ke dalam saku celananya. Sinbi hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Moonbin.


"Kenapa kau pergi ke Uks?" tanya Sinbi.

"Aku hanya ingin menenangkan pikiranku. Kau sendiri kenapa berada disini? Apa kau sedang membolos dengan beralasan datang bulan?" ledek Moonbin.

"Jangan asal bicara, aku juga ingin menenangkan pikiranku disini. Kau tau, sedari tadi aku terus jadi perbincangan para murid karna kejadian itu." keluh Sinbi.

"Kau pikir aku juga tidak menerima perlakuan itu? Nasib kita sama saja.." ucap Moonbin. Sinbi hanya mendengus.

"Apa kau benar-benar tidak apa-apa?" tanya Moonbin.

"Aku baik-baik saja.." ujar Sinbi sambil tersenyum lebar.

"Lalu apa yang akan kau lakukan setelah ini?" tanya Moonbin.

"Maksudmu?"

"Maksudku, setelah menerima perlakuan seperti itu. Apa kau masih ingin berhubungan dengan Chanwoo dan Yein?" tanya Moonbin.

"Aku sudah memaafkan Yein, aku juga sudah melepas Chanwoo untuknya. Mungkin yang akan kulakukan adalah mencoba untuk tidak lagi berurusan dengan mereka." tutur Sinbi.

"Apapun keputusanmu, aku yakin itu yang terbaik untukmu." ujar Moonbin.

"Terima kasih.." Sinbi tersenyum simpul.

"Sebentar lagi jam istirahat lebih baik kau temui teman-temanmu. Aku yakin mereka pasti menunggumu." ujar Moonbin.

"Kau benar, kalau begitu aku akan pergi ke kelas sekarang." ujar Sinbi.

"Baiklah.."

"Sampai jumpa, aku senang temanku sudah kembali dan tidak mengabaikanku lagi.." ucap Sinbi yang hanya dibalas senyuman oleh Moonbin.




Sinbi pun pergi menuju kelasnya, sedangkan Moonbin terdiam sambil menatap Sinbi yang pergi dari hadapannya. Ia tersenyum sambil terus mengingat ucapan Sinbi barusan.











Aku yakin akan ada waktu dimana kita akan lebih dari sekedar teman

Confession ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang