♥ 05

578 83 5
                                    


Sekarang jawab aku
Waktu tengah berjalan tic tac toc
Saat kita bertemu musim gugur telah datang
Kamu telah banyak berubah
Aku melihatmu, aku memperhatikanmu
Aku harap kamu tak lagi menghindariku


💞🎶





Moonbin menghela nafasnya. Ia membereskan baju-bajunya dan bergegas untuk pulang ke rumah. Padahal pelatih akan mentraktir semua pelari untuk merayakan kemenangan mereka setelah ini, tapi Moonbin benar-benar tidak tertarik untuk ikut serta di acara itu. Ia ingin menenangkan pikirannya yang kacau karna kejadian itu.

Kini ia ditemani sedang mencoba melampiaskan amarahnya dengan bermain playstation bersama Wooseok. Wooseok menyadari ada yang aneh dengan sifat satu temannya itu. Ia mencoba untuk diam memendam pertanyaan yang ingin ia tanyakan, tapi nyatanya kini ia sudah benar-benar tidak tahan dengan sikap Moonbin dan memutuskan untuk bertanya.


"Kau ini kenapa? Kalau kau terus bermain dengan cara seperti itu, mungkin sebentar lagi kau harus mengeluarkan banyak uang untuk membeli ps baru.." rutuk Wooseok. Moonbin pun membanting stick ps asal sambil menghela nafasnya.

"Cewek itu aneh, kenapa mereka gak bisa bedain yang mana yang tulus dan yang mana cuma main-main.." dengus Moonbin. Wooseok tertawa pelan.

"Kau ditolak Sinbi?" tanya Wooseok.

"Menurutmu??" ujar Moonbin sambil mengeluarkan tatapan kesalnya.

"Kau itu terlalu terburu-buru.." celetuk Wooseok.

"Buru-buru? Bukankah ini justru terlambat?" ujar Moonbin.

"Hei, kau lupa? Dia itu putus dengan mantannya yang lama karna diselingkuhi, bagi perempuan untuk membuka lembaran baru setelah disakiti itu sangat sulit.." tutur Wooseok.

"Aku tau, tapi bukankah ada baiknya ia mencoba move on dengan seseorang yang baru untuk menyembuhkan luka lamanya. Memangnya dia tidak bisa melihat raut ketulusanku.." rutuk Moonbin.

"Kau hanya perlu berusaha lagi, mungkin kau masih kurang berkesan baginya." ujar Wooseok.

"Sudahlah jangan membahasnya lagi, lebih baik kita lanjut bermain.."


💞🎶





Pagi pun tiba, Sinbi yang baru saja turun dari bus langsung melangkahkan kakinya memasuki sekolah. Tak lama, ia melihat Dahyun yang sedang memarkirkan sepedanya. Sinbi tersenyum tipis lalu pergi menghampiri Dahyun.



"Mimpi apa kau semalam hingga berangkat sepagi ini?" cibir Sinbi pada Dahyun.

"Aishhㅡaku salah melihat jam. Kukira sudah jam delapan, tapi ternyata baru jam tujuh kurang.." rutuk Dahyun.

"Sering-sering saja kau salah melihat jam, itu baik untukmu agar tidak telat lagi.." gurau Sinbi.

"Yak! Jangan meledekku!" gerutu Dahyun.

"Yasudah, ayo pergi ke kelas.." Sinbi menggandeng tangan Dahyun dan melangkahkan kakinya menuju kelas.



Disepanjang koridor, mereka terus mengobrol sambil terus berjalan menuju kelas. Sesekali Sinbi tertawa karna Dahyun terus-menerus menceritakan kelucuan marmut peliharaannya. Tatapan Sinbi pun terhenti saat melihat Moonbin yang sedang menyapu ruang kelasnya, Sinbi hanya tersenyum tipis melihat Moonbin yang sedang piket itu.



"Moonbin.." panggil Sinbi. Moonbin pun menoleh kearah Sinbi dan Dahyun.

"Ehh, Dahyun.." Moonbin tersenyum kearah Dahyun.



Confession ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang