tak kuasa

1.4K 40 1
                                    

"Apa yang lo pegang?" tanya Juno penasaran

"Ini? Ini vitamin, gue gak terlalu suka olahraga, lo mau?" Sambil mengarahkan kearah Juno.

Juno langsung menarik tangan yumi dan mencoba meminumnya. Yumi nampak sedikit kaget.

" Yumi..." Juno hendak menanyakan sesuatu sambil menatap gadis itu

"iya?" jawabnya sambil mencabut rumput yang disuruh oleh guru olahraganya, katanya itu termasuk olahraga juga.

"kamu nanti jadi jalan-jalan sama Angga?" tanya Juno.

Yumi berhenti mencabut rumput sejenak, dan ikut menatap laki-laki itu dengan tatapan serius

"Kalo kamu ngelarang,,.. gue gak bakal pergi sama dia"

Juno menaikkan kedua alisnya "apa? Maksudmu?" Juno sedikit kaget dan bingung dengan jawaban Yumi.

"Kalo kamu ngelarang gue bareng sama angga ya gue gak bakal pergi, asal kamu nyebutin apa alasanmu ngelarang gue." dengan penuh harap Juno akan memberikan alasan yang dia inginkan.

Juno berusaha memikirkan alasan yang cukup masuk akal "lo tau Angga itu cukup nakal dan..." belum selesai Juno berbicara Yumi memotong pembicaraannya

"belum tentu dia senakal itu, kamu belum mengenalnya"

Yumi menyanggah dengan kata-kata yang sangat masuk akal. Juno kalah pembicaraan dan tak mungkin Juno bilang kalau dia menyukai Yumi.

"lagian kenapa gue harus ngelarang, kan kamu mau senang-senang" ucap Juno dengan senyum dipaksakan, tak lama kemudian mereka segera berkumpul dan ikut olahraga.

Hingga tiba saat pulang sekolah Juno pergi menuju atap sekolah, darisana dia bisa melihat dan memperhatikan anak-anak pulang sekolah sambil berharap bisa melihat Yumi. Ia terus memperhatikan dari berbagai arah, dan benar saja terlihat Yumi tengah berjalan kearah siswa dengan motor besar. Ya itu pasti Angga, Yumi benar-benar menerima ajakan lelaki itu. Terlihat Yumi naik dibelakang Angga sambil menggendong tasnya. Juno manarik nafas dalam-dalam dan mendesah kesal melihat mereka berdua pergi.

"kamu disini?" terdengar suara sayub yang tak terlalu asing di telinganya

Dia menatap kearah gadis yang memanggilnya, disana gadis itu tengah berdiri dengan membawa beberapa buku ditangannya, rambut lurus terurai sebahu, Juno kembali mengingat siapa gadis itu. Hingga dia teringat saat kerja kelompok di rumah Yumi, dia Alya

"kamu Alya?" dia dengan sangat yakin menyebut namanya

Alya tersenyum dan mendekati Juno, "tumben kamu disini? Aku sebelumnya nggak pernah melihatmu disini.." tanyanya, karna biasanya dia sering diatap sendirian namun tak pernah bertemu dengan pria itu.

Juno menggaruk rambutnya "iya, aku memang jarang kesini, aku hanya mencari udara segar"

lagi-lagi dia harus berusaha menyimpan resah di hatinya, padahal dia keatas agar bisa melihat Yumi.

"Alya.." sebutnya sambil menatap gadis itu.

"iya?"

Juno berjalan maju mendekati Alya "apa aku orang yang membosankan? Atau aku nggk menarik?" tanyanya untuk memastikan.

Alya mengernyitkan dahi tak menyangka pertanyaan tersebut keluar dari mulut Juno, lagi-lagi alya tersenyum

"Kenapa kamu senyum?"

"aku gak mengerti sebenarnya apa yang kamu tanyain, kamu udah tau kan ada banyak siswi yang menyukaimu, mereka semua berusaha untuk mendapatkanmu.." menjawab dengan serius "dan aku yakin kamu pasti membuang semua surat cinta dari mereka" Alya mengetahui itu, karna dia dulu juga pernah sekali mengirimkan sebuah surat cinta untuk Juno.

Juno mengalihkan pandangannya kearah langit. "kamu lihat langit itu? Hari ini dia terlihat cerah dan indah.. kau tau langit terkadang berawan terkadang dia mendung dan terkadang dia biru tanpa awan. Tapi jika langit setiap hari berwarna biru dan kau memandaginya terus menerus tanpa ada mendung mungkinkah kau akan bosan?" sambil memandang lagi kearah Alya

"nggak, aku sangat senang melihat langit yang terus cerah tanpa awan sekalipun"

"lalu apa itu tandanya kamu gak akan merindukan hujan?" ucapnya. Alya langsung terdiam.

"mungkin aku ibarat langit yang terus biru tanpa mendung, yang akan selalu terlihat sama sehingga orang yang sangat dekat denganku akan merasa bosan"

Alya berusaha menyemangati "tak ada manusia yang selalu sempurna" ucapnya

"apa kamu pernah menyukai seseorang?"dengan nada sayu

Alya menatap Juno, Laki laki yang sudah dia suka sejak lama, dia sudah memperhatikan Juno selama ini dan bahkan dia tak merasa bosan sedikitpun. Alya tersenyum kembali.

" murah senyum" pungkas Juno

"aku pernah jatuh cinta" ucapnya setelah menarik nafas dalam-dalam

"benarkah? Dengan anak di sekolah ini?"

"iyyha, tapi dia gak tau dengan perasaanku" nadanya mulai lirih.

Juno mengerti dengan perasaan alya "kau harus jujur padanya"

"aku takut dia akan menolakku.." ucapnya dengan tidak percaya diri..

"kamu harus yakin, kamu cantik, kamu pintar.. ku dengar juga banyak yang menyukaimu.."

Alya mendesah "mungkin aku nggak menarik dimata lelaki itu, karna sepertinya laki -laki itu menyukai gadis lain, dan sama sekali tak melirikku" sanggahnya.

Alya mulai sadar dari pandangan Juno kepada Yumi memang berbeda, sebenarnya Alya sudah sejak tadi ada diatas bahkan saat Juno menatap Yumi dari atas, saat itulah Alya menyadarinya.

"tapi kau harus tetap mengakuinya, jika kamu hanya menyimpannya itu akan jadi beban di hatimu.." Alya hanya tersenyum tanpa menjawab.

"lainkali kamu harus mengenalkannya padaku.." lagi-lagi Alya hanya tersenyum kecut.

Juno memegang kedua bahu wanita itu sambil menyemangati "aku tunggu ya kamu harus mengenalkannya padaku.." paksanya sambil melihat jam tangannya "udah jam 2, lebih baik kita pulang, kamu di jemput?"

"iyyha supirku akan menjemputku sebentar lagi.."

"kalau begitu aku duluan ya.." Juno berenjak pergi meninggalkan Alya sendiri.

Alya memilih tetap di atap, dia lebih suka menyendiri

Sebelum pulang Juno mampir ke tempat Dony untuk main basket dengan, Dony memiliki lapangan basket dirumahnya, dia sudah berjanji pada mereka bahwa dia akan kesana. Sesampainya disana terlihat Rizal dan 4 temannya tengah bermain basket, Juno langsung menghampiri mereka.

"hei kalian bermain tanpaku?" ucap Juno meneriaki mereka. Mereka serempak menoleh kearah suara tersebut.

"hei Juno, kau sih terlalu lama " ucap rizal

"kau tak ganti baju?" ucap Dony karna melihat Juno masih mengenakan seragam sekolahnya. Tanpa menjawab Juno langsung mengambil bola basket dan melemparnya ke ring. Bola tersebut langsung melesat masuk ke ring.

"lihat aku sudah menang"

"hei kau curang namanya.." ucap rizal menggerutu

Juno mengangkat bahunya seakan akan dia tak curang, Rizal segera mengambil bola basket tersebut, akhirnya mereka bermain bersama, membuat juno sejenak melupakan Yumi.

My Love Story Is Not Korean DramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang