T W O [Revisi]

985 18 3
                                    

                                                                Seorang lelaki sedang dudukditepi ranjang sambil meratapi nasibnya sambil memegang seputung rokok yang slalu menemani hari harinya

Apakah ia salah selama ini?

Sahabat yang dicintainya kini semakin menjauh saja darinya

Kenapa yang dilakukannya slalu salah?

Bersikap slalu perhatian salah dan bersikap cuek bahkan kejam, slalu salah
Apalagi kiran sahabatnya kini dekat dengan salah satu rival terberatnya

Bagaimana bisa tuhan?

Dengan kesal ia beranjak dari tepi ranjang, dan menyampirkan jaket bomber levisnya ke belakang bahunya

                         👧

"Pemanasan dong biar gak ada kejadian yang kaya kemarin Queen"

"Berisik loh kak, klo mau pemanasan--pemanasan sendiri aja sana" ucap kiran ketus

"Queen, nurut aja klo dibilangin klo kaki lo cedera kan parah"

"Klo kaki gue cedera bahkan patah itu urusan gue senior mesum"

"Kok senior mesum sih?"

"Pantes kok buat lo"

"Gini ya Queen, dimana mana cowok itu mesum,  mendingan blak blakan ngomong mesum dari pada main belakang tapi polos didepan"

Sebelum gadis itu menjawab suara seseorang dari seberang lapangan memanggil mereka,

"Kiran sama varo,  jangan debat terus dong nanti kita gak main main"

Mereka sama sama mendengus

Tentu saja dengusan mereka terdengar ditelinga 'Bima',

seseorang yang memanggil mereka memang bima, sahabat sekaligus teman sebangku varo

"Ciee, barengan !!! ternyata
diem--diem kalian bikin yel yel biar keliatan kompak yah?"

"Cihh, pengangguran banget gue bikin yel yel, mnding bikin anak iya kan queen" balas varo sambil terkikik

"Basi lo kak, tiap hari ngomonginnya bikin anak terus bikin aja tuh sama kak bima" jawabnya sambil berlalu pergi

"Bos beneran mau bikin anak yah? Klo mau sih sama sapinya gue aja bos mumpung sapi jantannya mati kemarin sore, mau bos?"

"Berisik lo bim, sana pergi lo gue lagi gak mood"

                       😍

  Bayangmu menyertaiku
Raut wajahmu tersimpan dimataku,

bola matamu menatap kearahku ada raut bahagia saat kau bersamanya

kini hanya luka yang bisa kuucapkan

Seorang perempuan berambut coklat dan berlesung pipit itu menutup buku diary-nya sambil menatap pulpen bermotif naruto yang sedang ia genggam

Kenapa mencintai seseorang sesulit ini tuhan?

Bertahun tahun ia menyembunyikan perasaan ini, sakit memang. Tapi ada yang bilang klo sakitnya cinta hasil perjuangan memang menyakitkan diawal tapi menyenangkan diakhir.

Tapi tidak ada jaminan bukan?

Kiran memang bukan orang yang terbuka, tapi ia sudah mencoba membuka seluruh beban yang ia tanggung kepada sahabatnya tapi kenapa tidak pernah bisa?

Ketakutan pasti melandanya jika membayangkan nanti sahabatnya itu akan mengkhianatinya dan membongkar kisah pilunya kepada dunia

Ia akan bunuh diri jika hal itu sampai terjadi

Dengan sepeda motor yang ia naiki, ia berangkat kesekolah dengan kecepatan sedang.

Sesampainya diparkiran khusus sepeda motor ia memarkirkan motornya disana
Dengan gerakan pelan ia melangkah menuju kelas yang selama ini menjadi rumah keduanya.

"Ran, lama banget sih berangkatnya?"

"Iya,tadi macet dar sorry ya" jawabnya dengan wajah memelas, tentu saja ia bohong
Ia sengaja berangkat lambat agar tidak dibujuk oleh temannya agar cerita tentang kedekatannya dengan Vano graham, sicowok mesum 

"Gue capek han, jangan nanya macem--macem"

"Yaudahlah, tadinya sih gue mau tahu kenapa lo bisa deket sama kapten futsal yang katanya rival lo itu?" tanya hana dengan wajah penasaran

                       👄👄👄

"Vin, kiran sekarang tambah cantik yah?" Tanya widi teman satu kelasnya

Dari dulu emang cantik kali

"Biasa aja, lebih cantik manda kemana--mana" ucapnya dengan malas

"Kirain lo mau bilang, 'emang dari dulu kali' eh ternyata bukan yah? Jadi gue boleh dong yah deketin dia?"

"Terserah lo lah"

Jadi lo rela vin, klo kiran buat temen lo? sialan ia tidak akan pernah rela. ucapnya pada diri sendiri

Ia bersumpah klo sebenarnya ia mencinta gadis itu

Kirana

sang pemain futsal handal dan sahabatnya


Maaf kalo gak sesuai ekspetasi guys !

LelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang