E L E V E N

211 7 0
                                    

           Darkside — Alan Walker

Setibanya dirumah sakit ketiga lelaki itupun berusaha mencari nomor kamar yang ditempati kiran dengan berlarian seolah tak sabar melihat keadaan kiran lelaki itupun masuk kekamar kiran dengan berebutan

"Gue yang masuk dulu, gue kan sahabatnya" ucap davin dengan wajah datar penuh keringat

"Sahabat apaan yang gak ada saat dibutuhin, minggir lo" balas varo

Lagi—lagi varo dan davin membuat vano jengah dan lagi—lagi pula ia harus melerai mereka berdua

"DIAMMM" mendengar teriakan  itupun varo dan davin langsung menoleh ke—sumber suara dengan mulut menganga tak percaya melihat itupun varo langsung melanjutkan ucapannya dengan nada yang lebih lembut

"Jangan ribut ini rumah sakit bukan tempat bermain, Kalian bener—bener mirip balita"

Setelah melanjutkan ucapannya tersebut vano langsung melangkahkan kakinya untuk masuk kedalan ruang perawatan kiran, gadisnya.

Begitu tiba disamping ranjang kiran hati vano sakit tak karuan entah kenapa tubuhnya ikut nyeri melihat keadaan kiran yang menurutnya mengenaskan

Tangan kanannya mengusap perban yang terdapat di dahi perempuannya diusapnya dengan lembut kemudian dikecupnya—dengan mesra dahi gadis itu seolah olah agar rasa sakitnya berkurang karena kecupannya

"Cepet sembuh, mine" kemudian ia langsung duduk disamping ranjang kiran dengan memegang tangan kanan gadis itu—menggenggamnya dengan penuh kelembutan beberapa kali juga kecupan dari bibir menggodanya hinggap di jari—jari lentik kiran

Vano dan davin yang melihat itupun terbakar hatinya panas seolah olah tak terima melihat varo memperlakukan kiran layaknya kekasih yang setia

"Gantian sialan, jangan cari kesempatan dalam kesempitan" kata varo dengan wajah dingin kemudian melangkahkan kakinya menuju vano berada dan mengusir kembaranny itu untuk menjauh dari kiran

Vano memutar bola matanya ia langsung meninggalkan kamar yang ditempati kiran tanpa mengucapkan apa—apa

Davin—lelaki itupun hanya diam memasang wajah datar nan dingin meskipun begitu hatinya terenyuh—menangis kejer tubuhnya bergetar
Dan tangannya mengepal

Hatinya terluka—Remuk—hancur berantakan melihat gadisnya—sahabatnya terbaring lemah dibankar rumah sakit dengan selang infus yang menempel pada tangannya

"Kenapa diem aja lo— nangis lagi lo jangan—jangan bukan laki tulen ya lo" ucap julen diiringi tawa kecil seolah mengejek davin

Tawa varo membuat davin kembali kedunia nyata— ia melangkahkan kakinya menuju bangku yang berada disamping ranjang gadis itu

Setelah duduk tepan disamping gadis itu davin memejamkan matanya dan menciumi jari kiran seolah sedang berdoa untuk kesembuhan gadisnya

"Cepat sembuh swetty, aku janji setelah ini gak akan ada yang bisa nyakitin kamu lagi" ucap davin dalam hati

Bangkit dari tempat duduknya davin pun keluar dari kamar gadisnya agar kiran bisa beristirahat dengan tenang

LelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang