F O U R

678 14 2
                                    

Anggap aja aku cadanganmu

Yang akan tetap berdiri

Dibelakangmu

Walau kau melihat kearah lain

Begitulah isi deary varo saat pulang dari sekolahnya ia langsung mencurahkan isi hatinya pada buku dearynya

Kemudian ia teringat kejadian bersama karin saat mereka berada di uks.

Melelahkan sekaligus menyenangkan.

dan sekali lagi ia membayangkan hal menyenangkan yang slalu ingin ia lakukan dengan kiran

Yang ia lakukan bersama kiran memang sangat memalukan.

Bagaimana bisa ia melakukannya dengan junior yang dianggap musuhnya selama ini? oh god !
ekspresi apa yang akan ia tunjukkan saat bertemu karin nanti?

Bagaimana bisa pengaruh karin bisa sebesar ini padanya, padahal belum genap satu tahun perkenalannya dengan gadis itu tapi pengaruhnya sangat besar bagi dirinya.

Sial, sial, dan sial.

Ia meruntuki dirinya sendiri
Hingga ketukan dipintu kamarnya membuat ia harus berhenti mengumpat.

"Bang, ada temennya nunggu dibawah".

Itu adiknya, manusia paling menyebalkan dan sering kali mengejeknya karena 'kejombloannya'.

Cih! Memuakkan,

"Tunggu aja dek, 5 menit lagi kakak turun" balasnya dengan nada malas--malasan.

"Dasar lambat, cowok aja dandannya kaya cewek"

Tuh kan, benar apa yang ia bilang tadi adiknya memang benar--benar menyebalkan.

"Cantik bang ceweknya" gumam adiknya, tapi masih sedikit terdengar ditelinganya.

Tentu saja, telinganya masih normal.

Ceweknya cantik bang

Kalimat adiknya terngiang ditelinganya, menganggu pikirannya dan membuat resah hatinya.

Siapa yang menunggunya dibawah kali ini?

Mungkinkan kiran?

Tidak

Kiran tidak mungkin mencoreng harga dirinya untuk datang menemuinya apalagi sampai datang kerumahnya.

Dengan sedikit ragu ia keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga tanpa melihat kedepan, pandangannya melihat langkah kakinya yang perlahan menuruni anak tangga dan

Sialnya, ia sudah berada dibawah dan tercengang melihat siapa yang datang menemuinya.

Amanda angelina putri,

Tentu saja ia tahu siapa amanda, perempuan memuakkan yang namanya pernah menjadi 'ratu hatinya' sayangnya hanya satu minggu lamanya.

"Wah, wah kita lihat siapa yang bertamu dirumah gue siang--siang gini"

"Hai, var gimana kabar lo?" Tanyanya basa basi.

"Gak usah banyak ngomong lo, gue tau lo gak akan cape--cape nyamperin gue kalo gak ada maksud iya kan?"

"Lo emang pengertian var pantesan aja kiran betah sama lo jadi lo sama dia udah masuk tahap apa?"

"Karin, cewek baik--baik bukan kayak lo yang suka ngumbar diri buat dapetin kepopuleran termasuk ngejebak davin buat sama lo terus ya kan?"

"Gue salut sih sama lo, gue heran sama lo darimana lo dapat informasi sebegitu akuratnya, sayang?"

sayang katanya? mungkin jika kiran yang memanggilnya sayang dia akan bahagia,

sangat bahagia
lahir batin

"Jadi, lo mau apa kesini man?Klo gak ada urusan lagi mendingan lo pergi deh, sakit kuping gue klo dengerin suara lo lama--lama"

"gue pengin masuk futsal, dan gue pengin ngedampingin lo buat turnamen sekolah bulan depan"

                         😁

Kiran, satu nama yang membuatnya tak bisa berpikir jernih

Yang slalu membuat ia tersenyum hanya dengan namanya

Juga yang bisa membuat ia tidak bisa berpaling darinya

Seperti awan putih kesukaannya

Cerah.

"Kak, jangan ngelamun dong makanannya dimakan nanti keburu dingin" perintah gadis didepannya dan mau tak mau ia harus membuyarkan lamunan indahnya

"Iya," jawab davin singkat

DRT

DRT

Getaran dari ponsel davin menghentikan laju pembiacaraan mereka berdua.

  Davin melongok melihat nama siapa yang tertera disana.

Amanda: lagi dimana?

Wanita itu pasti slalu mengganggu waktu berharganya bersama kiran

Sialan memang,

wanita yang tidak pernah ia sebut sebagai 'gadis' itu benar--benar memuakkan memang.

Lagi dimana?

Itu kode sebenarnya, bagaimana tidak? Amanda pasti tau ia sedang makan siang dengan kiran dan sialnya perempuan itu mengganggunya dan menghentikan laju pembicaraan mereka

amanda sialan! batinnya

Mengumpat memang kata terbaik menurutnya untuk menyalurkan kekesalannya kali ini.

Dengan terpaksa ia harus pergi meninggalkan sahabat yang dicintainya kini

"Maaf rin, gue kayaknya harus pergi karena--" sebelum menyelesaikan kalimatnya ada suara yang mengintrupsinya "gak papa kak, udah biasa kok" jawab karin sambil tersenyum miris.

Dan tentu saja davin menyadari hal itu.

Dengan menghela nafasnya dengan kasar davin kembali menjawab "mau gue anterin?"

"Gak usah kak, makasih"

"Yaudah gue duluan rin"

Dengan langkah sedikit ragu davin melangkahkan kakinya keluar dari restoran menuju tempat mobilnya diparkirkan.

"Gue memang gak pernah lo anggap penting kak" ucap karin sambil mengusap air matanya, berjalan keluar dari restoran dan masuk kedalam mobil karena seseorang telah menunggunya

dan air matanya kembali menetes untuk orang yang sama.

LelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang