Di sore hari itu, ketika senja mulai beranjak pergi meninggalkan singgasananya, hingga hari kian semakin larut, kubertemu seorang malaikat tanpa sayap, spontan saja aku langsung melontarkan sebuah pertannyaan, jelas sekali ini tidak masuk akal, namun sudahlah aku tidak ingin terlalu banyak basa-basi.
"kenapa engkau tidak pernah mengerti sedikitpun ".
Kebanyakan orang berbicara perihal katanya malaikat tanpa sayap itu selalu mengerti, dengan segala kepedulian ya, tidak pernah memandang dari sudut manapun, tapi yang kurasakan tidak seperti dunia katakan, lalu siapa yang salah, pikirku yang terlalu labil atau realitanya memang sangat ironis?lalu apakah mataku masih terlihat kabur?
bahkan sekalipun telah memakai kaca mata? cara pandanganku yang salah ataukah perlakuannya yang memang benar-benar di luar nalar logika?entahlah, malaikat itu bilang padaku, tidak ada yang tidak selaras, ia mempunyai kepedulian yang sama saja dengan yang lainya, namun apa yang ku rasakan ini? feeling ku tidak pernah mencoba untuk berdusta, namun kau berkata seolah aku benar-benar bocah yang tidak tau apapun.
iya aku akui aku belum dapat melakukan apapun, belum bisa mencapai langit dengan tanganku sendiri, yang tanpa harus ada sebuah benda agar bisa terbang melampaui angkasa. jika ini mudah aku akan lakukan, namun jangan anggap aku seorang parasit yang tidak berguna sama sekali.
#dyanti
#senja

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tak Bertuan
PoetryPerihal kamu yang ku kenang keabaadianya. Pada setiap sajak yang terukir dalam pena. Ketika cinta tak bertuan. Perjalanan rasaku hening. Dari pertemuan yang menyatukan kita. Sampai akhirnya kamu tidak lagi terjaga olehku. Berlalu dan usai. Hi...